Friday, April 8, 2011

Roman 3 Raja

Bahan Renungan: Kitab Samuel; Kitab 1 Raja-raja

Sejarah Kerajaan Israel dikenal dengan salah satunya dengan 3 raja mula-mula, Raja Saul, Raja Daud dan Raja Salomo. Uniknya adalah masing-masing memerintah sama persis 40 tahun. Namun kali ini kita akan membahas perbedaan masing-masing raja tersebut.

Raja Saul

Mulai disebutkan namanya di pasal 9 kitab pertama Samuel. Seorang yang elok rupanya, bahkan yang terelok di antara para Israel saat itu. Saul juga taat dan sayang pada orang tuanya. Dia dipilih sebagai raja atas Israel atas restu Tuhan melalui nabi Samuel. Ini sungguh sebuah awal yang sangat baik. Namun semuanya itu hanya berlangsung 2 tahun saja. Suatu ketika sebuah ujian atas kesetiaan melalui benturan dengan bangsa Filistin, Saul lebih mendengar rakyatnya daripada perintah Tuhan. Kelemahannya untuk tidak pernah bisa menerima harga dirinya direndahkan dan sifatnya yang pendendam menjadi malapetaka besar bagi hidupnya.

Setelah kesalahan besar tersebut, Tuhan masih memberi kesempatan kedua saat penumpasan total orang Amalek. Tuhan menghendaki semua ditumpas tanpa terkecuali. Namun Saul menyayangkan ternak Amalek yang bagus bahkan raja Agag yang seharusnya dibunuh malahan ditawan hidup-hidup. Semuanya dilanggar Saul karena tidak mampu mengatasi kelemahannya dan begitu rupa memprioritaskan hormat manusia daripada mentaati Tuhan. Karena hal ini bahkan Alkitab mencatat betapa menyesalnya Tuhan telah menjadikan Saul sebagai raja. Padahal di kemudian hari raja Agag menjadi moyang dari seorang pembenci Israel yang bernama Haman bin Hamedata di zaman ratu Ester.

Akhir hidup Saul begitu tragis, karena takut kalah dalam berperang dan tidak mampu menerima dirinya sebagai pecundang maka dia membunuh dirinya sendiri di medan pertempuran. Dan kita ketahui semua bahwa akhir hidup yang demikian hanya mengantarkan dia kepada neraka yang kekal. Takhta kerajaan akhirnya harus berpindah tangan, bukan saja tidak dilanjutkan oleh kaum keluarganya bahkan kaum sesukunya. Yehuda diangkat Tuhan menggeser Benyamin.

Raja Daud

Mengawali hidup sebagai anak "yang ditirikan" bahkan konon merupakan "anak haram" antara Isai dengan seorang wanita yang bukan istrinya. Namun sejak semula mengisi seluruh hidupnya dengan cinta akan Tuhan melalui berbagai mazmur dan nyanyian yang begitu memberkati banyak orang bahkan banyak bangsa sampai saat ini. Setelah diurapi nabi Samuel menjadi raja menggantikan Saul, karir pertamanya sebagai tentara kerajaan yang sangat fenomenal itu adalah mengalahkan dan memenggal kepala Goliat, pahlawan Filistin.

Berbagai kemenangan di medan pertempuran terus berlanjut menghiasi karir militernya, hingga suatu saat ketika para biduanita begitu memuja-muji Daud dan membanding-bandingkan dengan Saul, Saul menjadi begitu meluap dalam amarah dan berikhtiar untuk membunuh Daud. Namun Daud bukanlah pendendam seperti Saul, dua kali Daud melepaskan Saul dalam dua kesempatan berbeda. Padahal hari itu semua orang yang besertanya memohon kepada Daud untuk membunuh Saul. Bahkan ketika Saul mati, Daud begitu menangisi kematiannya. Menurut protokoler kerajaan, Yonatan yang seharusnya menjadi raja menggantikan Saul, dan Daud bukan saja takkan merebut takhta tersebut bahkan begitu mengasihi Yonatan. Karena kasihnya, hingga Tuhan harus membiarkan Yonatan terbunuh di medan pertempuran dan Daud memiliki jalan sebagai raja Israel.

Kesalahan keji pun pernah dilakukan ketika Daud telah menjadi seorang raja. Mengambil istri Uria dan membunuh suaminya untuk menutupi kesalahan tersebut. Namun begitulah orang yang memiliki hati yang lemah lembut, ketika teguran keras di depan umum datang dari nabi Natan, Daud memilih untuk bertobat dan menerima segala akibat perbuatannya dengan kerelaan. Begitu pula ketika terjadi perselisihan hebat dengan anaknya sendiri, Absalom, Daud memilih untuk menyingkir dan merelakan Tuhan turun tangan beperkara atas segalanya. Absalom yang meninggal dalam aksi kudeta melawan ayahnya malahan kematiannya ditangisi Daud secara mendalam. Dalam segala perkara, baik suka, baik duka, baik kemenangan maupun teguran hebat dari Tuhan, reaksi raja Daud hanya bermazmur. Hati yang bermazmur inilah yang menyukakan hati Tuhan.

Catatan penting mengenai silsilah Tuhan Yesus pada kitab Injil Matius pasal 1 hanya mencantumkan satu kali jabatan "raja" yaitu Daud di antara para raja Yehuda dan Israel yang pernah ada. Dan selama pelayanan Tuhan Yesus di dunia, Beliau hanya berkenan disebut Yesus, anak Daud. Demikian kita pahami betapa Daud begitu berkenan di hadapan-Nya.

Raja Salomo

Inilah raja pertama yang lahir di istana kerajaan. Memperoleh segala warisan kemuliaan dari ayahnya. Keberadaannya sebagai raja bahkan lebih mengundang decak kagum daripada Daud. Begitu juga segala hikmat, kepandaian dan pengertiannya masih berpengaruh dan menjadi inspirasi bagi dunia sampai sekarang. Segala hormat dan kemuliaan diperolehnya dari begitu banyak kerajaan. Dan di bawah kuasanya, Israel menjadi begitu kaya dan sangat berlimpah. Di zamannya emas bernilai seperti batu karena kekayaan yang diterima begitu luar biasa.

Namun begitulah sifat manusia yang tidak mampu menerima segala hormat dan kemuliaan yang sedemikian besar, Salomo yang pernah beramsal untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaan bahkan jatuh juga dalam penyembahan berhala. Walau pada akhir hidupnya beliau bertobat dan menyesali segala kesalahannya, namun pertobatannya tidaklah seindah dan sejujur ayahnya, Daud. Tiliklah kitab Pengkotbah dengan teliti, perhatikan gaya dan tuturnya dan bandingkan dengan Mazmur Daud.

Di penghujung hidup raja Salomo berkata, "Semuanya sia-sia." Sedangkan raja Daud menutup dengan menyebut dirinya, "Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang manis di Israel"

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.