Tuesday, November 1, 2011

Jurnal SHRK November 2011 - Hari ke-1

"Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua." - Pengkotbah 9:11

"I returned and saw under the sun that the race is not to the swift nor the battle to the strong, neither is bread to the wise nor riches to men of intelligence and understanding nor favor to men of skill; but time and chance happen to them all." - Amplified Version, Pengkotbah 9:11

Jadi Firman menjelaskan bahwa kemenangan perlombaan, keunggulan perjuangan, roti, kekayaan dan karunia lebih ditentukan oleh waktu dan kesempatan dan BUKAN karena keunggulan yang disebabkan kemanusiawian dunia. Kesempatan yang dimaksud adalah semacam periode dari serangkaian kesempatan (period of opportunity) yang tersedia yang memang seharusnya terjadi sesuai dengan rencana Tuhan.

Perhatikan kisah Perempuan Sunem yang telah kehilangan rumah dan ladangnya ketika ia sekeluarga kembali dari negeri Filistin di mana mereka mengungsi dari bencana kelaparan selama 7 tahun (2 Raja-Raja 8:1-6). Ia sekeluarga pergi mengungsi atas dasar perintah Tuhan melalui nabi-Nya, Elisa. Saat kembali dan mendapati rumah dan ladangnya dirampas, ia segera menghadap raja Israel, yang saat itu sedang membicarakan Perempuan Sunem itu dengan Gehazi (bujangnya Elisa). Semuanya kelihatan begitu "kebetulan" dan sempurna sampai-sampai bukan sekedar rumah dan ladangnya yang dikembalikan melainkan juga semua hasil ladang selama ia mengungsi. Ada jaminan Tuhan ketika ia mentaati nabi-Nya untuk pergi mengungsi.

Pertanyaannya, dari manakah semuanya itu diterima oleh Perempuan Sunem itu? Bahwa ia memperoleh seorang anak laki-laki bahkan saat ia sudah tidak berani berharap lagi. Ia juga dilindungi dari bencana kelaparan. Dan memperoleh hasil ladang yang tanpa ia perlu usahakan selama ia mengungsi sebagai akibat dari rumah dan ladangnya yang dikembalikan atas perintah raja. Semua ini diawali dari tindakan kemurahan yang ia lakukan kepada abdi Allah itu, Elisa, dengan awalnya sekedar mengajak mampir untuk bersantap hingga membuatkan sebuah kamar lengkap dengan isinya untuk menginap.

"Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri." - Amsal 11:17

Selain Peremuan Sunem, adalah Ribka, istri Ishak yang menjadi ibu atas Esau dan Yakub, nenek dari keduabelas raja Israel dan moyang dari raja-raja penakluk dunia bahkan Yesus Kristus. Dari manakah semuanya itu terjadi? Kitab Kejadian pasal 24 menjabarkan secara lengkap dan detil, bagaimana Ribka melayani hamba Abraham beserta seluruh unta yang dibawanya dengan memberi minum sampai mereka puas. Kisah Ribka ini merupakan sebuah fase yang menentukan apakah ia akan menjadi bagian dari suatu warisan ilahi atau seorang perempuan biasa yang tidak ada istimewanya. Dan penentuan itu diawali dengan kemurahan hati yang sedemikian rupa hinfgga akhir kebaikan demi kebaikan ilahi ia terima sebagai ganjarannya.

Kemurahan Hati Membawa Rangkaian Kebaikan Yang Ajaib, Yang Membawa Kita Kepada Puncak Takdir

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.