Monday, October 3, 2011

Jurnal SHRK Oktober 2011 - Hari ke-1 - Jiwa Yang Berlimpah

"Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu - di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu." - Ulangan 28:11

"And the Lord shall make you have a surplus of prosperity, through the fruit of your body, of your livestock, and of your ground, in the land which the Lord swore to your fathers to give you." - Deuteronomy 28:11 (Amplified Version)

"Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran. Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja." - 3 Yohanes 1-2

Baru beberapa minggu lalu Papa Darrel Stott datang ke Semarang dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia. Seorang rekannya membawa pesan khusus dari Tuhan kepada kita semua. Pesan itu diambil dari Kitab Ulangan pasal 28 ayat ke-11 bahwa memasuki Masa Salomo, Tahun Ayin Beth 5772 dan tahun 2012, Gereja Tuhan di Indonesia akan menerima kelimpahan yang luar biasa sama seperti yang dimaksud dalam Amplified Version ayat tersebut. Surplus of Prosperity adalah sebuah istilah yang amat ekstrim karena kata "prosperity" saja sudah berarti kelimpahan yang berlimpah-limpah. Apalagi jika ditambah kata "surplus" untuk melengkapi prosperity yang dijanjikan Tuhan bagi Gereja-Nya.

Kunci awal untuk menerima kelimpahan dan surplus kelimpahan tersebut adalah melalui jiwa yang berlimpah. Ketika Rasul Yohanes menuliskan suratnya yang ke-3 kepada Saudara Gayus yang kekasih, Rasul Yohanes berdoa untuk keadaan jasmani Gayus supaya didapati berlimpah, sama seperti keadaan jiwanya yang berlimpah. Dengan demikian Firman ini mengajarkan kepada kita bahwa keadaan jasmani yang berlimpah berawal dari keadaan jiwa (pikiran, perasaan & kehendak) yang berlimpah. Pikiran yang baik, perasaan yang baik dan kehendak yang baik akan melahirkan keadaan jasmani yang baik pula.

"Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak datang berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: 'Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?' Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: 'roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mereka mendapat sepotong kecil saja.' Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 'Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?'" - Yohanes 6:5-9

Kisah Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki adalah sebuah contoh lengkap akan jiwa yang berkelimpahan dan jiwa yang miskin. Pertanyaan ujian yang dilontarkan-Nya kepada Filipus dapat diterjemahkan seperti ini: "Ayo kita belikan roti untuk mereka makan." Yesus menunjukkan jiwa-Nya yang berlimpah karena pikiran, perasaan dan kehendak-Nya yang berlimpah untuk memberi sedemikian banyak orang untuk makan. Sementara respon Filipus dan Andreas menunjukkan keadaan jiwa yang sebaliknya. Jiwa mereka miskin, cara berpikir mereka terbatas bahkan kehendak mereka pun hanya sebatas kemampuan alamiah mereka. Namun Tuhan Yesus memiliki cara berpikir yang berbeda, cara berpikir yang alamiah dan supraalamiah sehingga menciptakan keadaan jasmani yang juga supraalamiah.

Ukuran Kelimpahan Untuk Bekal Di Perjalanan

"Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing. Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah. Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatupun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah." - 3 Yohanes 5-7

Arti yang ke-2 dari kata kelimpahan adalah bekal di perjalanan. Gayus ternyata sering menerima bahkan orang-orang asing yang dalam perjalanan, dan membantu mereka dengan memberi bekal untuk menemani mereka melanjutkan perjalanan. Pemberian bekal tersebut adalah dari kelimpahan yang ada pada Gayus. Namun bekal tersebut sering kali tidak sama jumlahnya untuk seorang dengan seorang lainnya. Orang yang akan menempuh perjalanan 5 hari akan diberi lebih banyak daripada orang yang akan menempuh perjalanan 2 hari. Orang yang akan melewati 8 gerbang kota akan diberi lebih banyak daripada orang yang akan menempuh perjalanan 3 gerbang kota.

Minimal ada dua kali Tuhan Yesus memecahkan roti dan memberikan kepada orang lain untuk dimakan. Selain peristiwa memberi kepada lima ribu orang laki-laki, Tuhan Yesus juga memecahkan roti kepada dua orang yang dalam perjalanan ke Emaus. Dan saat itu, roti yang dipecahkan tidak menjadi ribuan seperti peristiwa yang sebelumnya. Kedua peristiwa ini berbicara bahwa penyediaan Tuhan berlaku sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Demikian juga kelimpahan dan surplus kelimpahan yang akan diterima masing-masing Gereja-Nya. Barangsiapa bersedia dibawa Tuhan semakin jauh, akan semakin banyak kelimpahan yang diterimanya. Namun ketika seseorang sudah tidak berani melangkah lebih jauh lagi dengan Tuhan, maka sampai di situ pula kelimpahan yang diterimanya. Ketika kita berkata dan bertekad untuk mencapai destiny kita hingga garis akhir sesuai dengan yang Tuhan mau, kelimpahan akan membekali dan mengikuti kita sampai di tempat yang Tuhan kehendaki.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.