Saturday, January 7, 2012

Jepang & 11 Maret

"The Government of Japan deplores the decisions of the Government of Israel to give permission for the construction of 1,600 housing units in East Jerusalem in addition to 112 units in West Bank just after the Israeli and Palestinian leadership’s acceptance of the start of indirect talks. The Government of Japan does not recognize any act that prejudges the final status of Jerusalem and the territories in the pre-1967 borders. Japan demands that the plans should not be implemented." - Minister Of Foreign Affairs Of Japan (March 11th, 2010)

"Pemerintah Jepang menyesalkan keputusan Pemerintah Israel untuk memberikan izin untuk pembangunan 1.600 unit rumah di Yerusalem Timur di samping 112 unit di Tepi Barat setelah menerima kepemimpinan Israel dan Palestina dimulainya perundingan tidak langsung. Pemerintah Jepang tidak mengakui tindakan apapun yang menentukan status akhir Yerusalem dan wilayah di perbatasan pra-1967. Jepang menuntut bahwa rencana tidak harus dilaksanakan." - Kementrian Luar Negeri Jepang (11 Maret 2010) 

Demikianlah pernyataan resmi dari Kementrian Luar Negeri dari Negeri Sakura tersebut, yang intinya menentang kebijakan Pemerintah Israel saat itu sekaligus menyangkali secara hukum wilayah kedaulatan Israel dengan alasan tidak memiliki dasar hukum yang kuat dan menghendaki wilayah kedaulatan tersebut sebelum pecahnya Perang 6 Hari yang amat dramatis pada awal Juni 1967.

Tepat setahun kemudian, 11 Maret 2011, Jepang dilanda salah satu gempa bumi terdahsyat (ke-4 terkuat dalam sejarah pencatatan gempa), yang mengakibatkan tsunami dan bencana lainnya. Puluhan ribu korban tewas akibat hukuman ilahi tersebut, dan sampai sekarang penderitaan akibat hal ini masih dirasakan. Namun konyolnya, Pemerintah Jepang masih tetap angkuh dan dengan arogan menolak setiap jenis bantuan dari berbagai negara lain karena masih merasa perkasa dan jauh lebih hebat daripada bangsa-bangsa yang hendak mengulurkan bantuan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tindakan Tuhan atas Jepang belum mencapai tujuannya. Akankah karena hal ini, Tuhan mengambil tanggal yang sama di tahun 2012 ini dengan suatu tindakan yang mungkin lebih dahsyat untuk menyatakan kemuliaan-Nya dan menginisiasi gelombang pertobatan di Negeri Sakura tersebut? 

11 Maret & 11 Maret 2012 

Apakah kebetulan apabila Tuhan menugaskan keenam hamba-Nya dari Bahtera Ministry untuk menjalankan suatu misi spiritual ke Jepang di awal 2012 ini? Mari perhatikan beberapa fakta berikut ini:

1. Tanggal 11 Maret merupakan hari ke-70 dalam setiap tahunnya (ke-71 dalam tahun kabisat).

2. Angka 70 memiliki beberapa arti di antaranya adalah kesempurnaan karena Hineni (7 - sempurna, 0 - Hineni), usia seorang raja dalam hitungan tahun (Yesaya 23:15), juga berarti sejumlah bangsa atau pembentukan sebuah bangsa yang baru (Kejadian 11:26; 46:27).

3. Tanggal 29 September 2008 ditetapkan Tuhan menjadi awal dari 7 tahun masa kelimpahan, mengawali 7 tahun masa kesusahan besar setelahnya. Dan tanggal ini ditandai dengan 2 hal yaitu Rosh Hashanah 5769 dan anjloknya indeks saham di bursa Dow Jones sebanyak 777,68 poin.

4. Dan jika kita tambahkan 1260 hari (sekitar 42 bulan atau 3,5 tahun) - menurut hitungan dalam Kitab Daniel pasal 12 - dari tanggal 29 September 2008 maka akan jatuh pada tanggal 11 Maret 2012.

Kesimpulan apa yang bisa kita dapatkan dari beberapa fakta tersebut?

Bukankah sehari setelahnya, yaitu 12 Maret 2012, Sang Pilar Tjipto Purnomo genap sempurna berusia 77 tahun.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.