Wednesday, March 7, 2012

Catatan SHRK Maret 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2

2012: Protokoler Tanpa Toleransi Keteledoran

"Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu. Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang. Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: 'Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?' Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu." - 2 Samuel 6:6-10

Kata Nakhon berarti dipersiapkan. Jadi ketahuilah bahwa kita sebagai Gereja-Nya sedang dipersiapkan untuk masuk dalam Masa Daud dan Salomo. Dan di dalam masa persiapan atau masa transisi ini janganlah kita teledor! Karena keteledoran dapat berakibat fatal bahkan tragis. Bukankah Musa akhirnya tidak dapat masuk Tanah Perjanjian karena keteledorannya di padang gurun (masa transisi)? Mazmur 106:32-33 - "Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya."

Tuhan tidak menghendaki Daud teledor seperti hamba-Nya Musa di padang gurun, namun Ia ingin mendidik Daud untuk memahami protokoler-Nya terutama berkenaan dengan Tabut Allah. Daud memahami Tuhan sebagai kekasih jiwanya, gembalanya, sahabatnya, namun saat itu ia belum memahami Tuhan sebagai Raja yang memiliki protokoler sedemikian rupa yang ketat dan tidak bisa dilanggar.

Situasi tidak akan semakin mudah dan 2012 dan seterusnya akan semakin berat. Tuhan menghendaki Gereja-Nya untuk tetap waspada dan tidak teledor. Miliki hati hamba dan tidak menjadi marah ketika sesuatu yang buruk bisa saja terjadi kapan pun atas kita. Karena kemarahan pada akhirnya mendatangkan akibat yang buruk.

Perhatikan reaksi Daud ketika Tuhan menegakkan protokoler-Nya atas Uza. Pertama Daud menjadi marah, ini bukan suatu kemarahan yang benar, ini kemarahan yang mirip dengan kemarahan Musa dulu. Lalu Daud menjadi takut kepada Tuhan, ini bukan takut akan Tuhan yang benar. Namun ini takut yang berupa trauma karena selanjutnya Daud menolak untuk membawa Tabut Allah, sebelum akhirnya ia MENYIMPANGKANNYA ke rumah Obed-Edom. Jadi keteledoran yang tidak ditanggulangi, yang terus dibiarkan maka ujungnya akan membawa kita kepada penyimpangan dari kehendak-Nya yang sempurna dan akhirnya tidak mencapai destiny kita.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.