Tuesday, April 10, 2012

Jual Beli Kebenaran

"Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." - Ibrani 12:16-17

"Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat." - Wahyu 3:17-18

Inilah faktanya, orang yang miskin, yang hanya mementingkan egonya, ia akan berusaha menjual apa saja untuk memuaskan nafsunya. Mulai dari integritasnya, imannya, bahkan keselamatannya bisa dijual untuk memenuhi nafsunya dan kekhawatirannya yang sesaat itu. Jika ia adalah orang yang serba kekurangan secara finansial maka apapun akan dilakukan demi uang. Jika ia adalah orang yang serba kelimpahan secara finansial maka apapun akan dilakukan demi harga dirinya. Mereka tidak sabaran dan mudah tersulut emosinya. Tapi anehnya mereka merasa baik dan merasa benar. Bahkan secara ekstrim Alkitab menyebutkan bahwa penyakit orang seperti ini tidak bisa diperbaiki karena tidak ada kesempatan.

Sedangkan sesungguhnya, Tuhan menghendaki kita terus menerus membeli kebenaran dari pada-Nya. Terus menerus menginginkan didikan-Nya, terus menerus ingin disempurnakan, terus menerus ingin semakin mengenal hati-Nya. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki adanya orang-orang yang bersedia melakukan apapun untuk menyenangkan hati-Nya dan memperoleh perkenanan-Nya. Jika orang tersebut tidak berkelimpahan secara finansial, ia tetap percaya anugerah-Nya cukup.

Dan jika orang itu kebetulan berkelimpahan harta, ia sadar dari mana ia diambil dan bahwa semuanya itu hanya karena anugerah. Kesadaran yang tinggi akan diri sendiri akan membentuk sikap hati yang semakin tahu diri, sikap yang sama seperti Rut dan Daud, yang walaupun keduanya begitu buruk, namun memperoleh bagian yang terbaik dalam takdirnya masing-masing. Siapa yang menyangka Rut akan menjadi nenek moyang Yesus Kristus? Siapa yang menyangka selama Yesus di dunia, Ia disebut Anak Daud?

Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.