Monday, September 10, 2012

Berbagi Suami: Menggapai Destiny

"Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Sahut Laban: 'Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku.' Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: 'Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia.' Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan. Tetapi pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakubpun menghampiri dia. Lagipula Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya. Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: 'Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?' Jawab Laban: 'Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya. Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi.' Maka Yakub berbuat demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian Laban memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya. Lagipula Laban memberikan Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, anaknya itu, menjadi budaknya. Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi. " - Kejadian 29:16-30

Jadi Yakub hanya tertarik kepada Rahel, ia sangat cinta dan menginginkan Rahel. Sedangkan Lea tidak menarik baginya, mungkin bisa dikata bahwa bagi Yakub, Lea itu buruk rupa penampilannya. Maka ketika Laban memberikan syarat kerja selama tujuh tahun demi mendapatkan Rahel, Yakub menggenapinya dengan sepenuh hati. Namun tanpa perundingan lebih dulu, maka setelah genap tujuh tahun, Laban malah memberikan Lea yang tidak disukai Yakub sebelumnya akhirnya ia mendapatkan Rahel dengan menebus tujuh tahun masa kerja yang berikutnya.

Rahel berbicara tentang destiny atau penggenapan janji Tuhan atas hidup kita masing-masing, sesuatu yang begitu kita sukai, kita rindukan dan kita harapkan untuk sesegera mungkin menjadi milik kita. Sementara Lea berbicara tentang didikan dan persiapan yang sedemikian rupa yang sesungguhnya sangat tidak kita sukai dan sering kali kita anggap beban. Namun ketahuilah bahwa untuk Yakub dapat bersama dengan Rahel, ia memerlukan Lea. Jadi untuk kita mencapai destiny dan penggenapan semua janji-Nya, kita memerlukan didikan dan beban supaya kita dapat berbuah dan bersama buah-buah itu kita memasuki gerbang destiny kita.

Yusuf harus mengalami "didikan Lea" dengan dijual oleh saudara-saudaranya sendiri menjadi budak bagi orang asing hingga di penjara di negeri asing sebelum mencapai "destiny Rahel"-nya dengan menjadi penguasa nomor dua atas seluruh tanah Mesir. Daud harus mengalami "didikan Lea" dengan dikejar-kejar Saul mertuanya sekaligus rajanya sebelum mencapai "destiny Rahel" dengan menjadi raja atas Yehuda dan seluruh Israel. Sedangkan orang-orang seperti Simson, Saul dan Salomo adalah orang-orang yang memperoleh "destiny Rahel" tanpa pernah (mau) mengalami "didikan Lea" sehingga pada akhirnya mereka gagal mencapai apa yang Tuhan tetapkan.

Yakub sebelum menerima Lea, ia bertemu dan melihat Rahel setiap hari dan setelah harus menerima Lea, ia tetap melihat Rahel setiap hari, namun Yakub harus tetap menggenapi 14 tahun sebelum ia layak menerima destiny dan penggenapan tersebut. Sama seperti kita, setiap hari kita percaya dan melihat impian kita, namun kita tetap harus menghadapi dan menjalani didikan dan persiapan sebelum impian itu menjadi kenyataan.

Lea datang menghampiri Yakub, namun untuk memperoleh Rahel, Yakublah yang harus menghampirinya dengan memenuhi bagiannya. Kita tidak pernah mengejar didikan, karena didikanlah yang datang kepada kita, sedangkan impian TIDAK mengejar kita, impian TIDAK datang kepada kita. Jadi jika kita lari dan kabur menghindari didikan, maka tidak akan pernah kita sampai kepada impian dan destiny yang sudah Tuhan tetapkan bagi kita.

Sadarkah Anda bahwa Rahel wafat di tengah perjalanan hidup Yakub, sedangkan Lea berakhir dan dikuburkan bersama dengan Yakub? Itu artinya impian dan destiny kita dapat saja hilang sekalipun sudah diraih, sedangkan didikan akan selalu ada selama kita hidup hingga kita berpulang.

Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian. Bayarlah harganya, supaya engkau menikmati takdirmu sampai kepada kekekalan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.