Tuesday, December 18, 2012

Jemaat Efesus Yang Didambakan

Kitab Wahyu pasal 2:

ayat 1-2 - "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

Jemaat Efesus merupakan gereja tahap pertama setelah semua rasul telah tiada. Gereja ini ada pada akhir abad pertama. Nama Efesus artinya didambakan. Hal ini menandakan, gereja mula-mula pada kesudahannya tetap didambakan Tuhan karena Tuhan menaruh pengharapan yang besar. Atau bisa disebut gereja yang ada karena sisi "idealis"-Nya. Tuhan tampil sebagai pemegang ketujuh bintang sekaligus berjalan di antara ketujuh menorah, suatu gambaran yang luar biasa indah. Di satu sisi, Tuhan adalah Imam Besar yang bersyafaat bagi kita semua (Ibrani 7:25), namun di sisi lain Beliau juga berjalan merawat di antara kita.

Dalam sejarah kaum panggilan atau bangsa pilihan, Jemaat Efesus seumpama kisah Abraham hingga Yusuf sebagai perdana menteri di Mesir.

ayat 3-4 - Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Kasih merupakan unsur utama sekaligus kekuatan yang almuhit dalam hubungan antara Tuhan dan Gereja-Nya. Sedangkan ungkapan "yang semula" sama dengan yang terbaik seperti yang diungkapkan dalam Lukas 15:22. Jemaat ini kehilangan kasih yang terbaik, walaupun dalam pekerjaan sudah sangat baik namun gairah dan api cinta yang kudus kepada Tuhan telah padam.

ayat 5-6 - Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Kepada Jemaat Efesus, Tuhan tampil sebagai Majikan yang berkuasa atas ketujuh kaki dian (menorah). Ketika kasih yang semula telah hilang, itu artinya Gereja mulai meninggalkan perhatiannya dari Tuhan. Arah hati Gereja tidak lagi kepada-Nya. Sebagai akibatnya, Tuhan juga akan meninggalkan Gereja-Nya. Hanya dengan pertobatan yang utuh, tulus dan terus menerus maka kasih yang semula dapat terus terpelihara hingga kesudahannya. Sedangkan ungkapan "lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan" mengandung arti bahwa kita sebagai Gereja-Nya harus melakukan segala sesuatu seperti semula ketika kita pertama kali jatuh cinta kepada-Nya, bukan karena rutinitas, bukan karena kebiasaan, bukan karena pengetahuan. Semua harus dilakukan atas dasar kasih yang intim kepada-Nya.

Nikolaus berarti (berdiri) menaklukkan rakyat jelata atau mengalahkan kaum awam. Ini mengacu kepada sekelompok orang yang menganggap dirinya lebih tinggi daripada kaum beriman pada umumnya. Ini adalah bibit sistem hirarki yang kemudian dianut dan dikukuhkan oleh gereja Katholik maupun gereja Protestan. Berikut ini analoginya, Allah menetapkan bani Israel untuk menjadi kerajaan imam bagi dunia. Namun karena "insiden" anak lembu emas, seluruh bani Israel kehilangan jabatan imam kecuali suku Lewi. Jadi antara Allah dengan bani Israel, timbul kelas perantara. Pada Perjanjian Baru, kelas perantara ini sudah ditiadakan oleh kematian dan kebangkitan Anak Manusia sehingga hanya Yesus Kristus perantara kita. Namun mental Nikolaus masih tetap ada, menyebabkan adanya sistem imam di gereja Roma Katholik, sistem paderi dalam gereja negara dan sistem pendeta dalam gereja independen sehingga ada dua golongan, para pendeta, para imam Katholik, para paderi dengan para jemaat. Padahal di mata Tuhan semua orang percaya adalah imamat yang rajani.

ayat 7 - Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon (xulon) kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Gereja kumpulan semua orang percaya pasti mampu mendengar Roh Allah, tidak terkecuali. Dan sejak semula Roh-Nya berbicara kepada kita dan tinggal di dalam kita. Dan Tuhan menuntut kita tidak sekedar mendengarkan apa yang dikatakan kepada satu jemaat, namun apapun yang Roh-Nya katakan ke semua jemaat harus didengarkan.

Jemaat Efesus harus menang dari kemerosotan karena hilangnya kasih yang terbaik dengan bertobat sungguh-sungguh dan meminta supaya kasih itu lahir kembali. Dan menghapus efek pengikut-pengikut Nikolaus.

Agama berisi hukum dan aturan yang mengajar orang, sedangkan Tuhan merawat hayat hidup orang tersebut. Ajaran agama hanya tinggal di jiwa manusia sedang pemeliharaan Tuhan meliputi ketiganya yakni roh, jiwa dan tubuh. Para rasul tinggal bersama dengan jemaat bukan sekedar mengajar namun juga merawat mereka. Sedangkan pohon yang dimaksud bukan secara literal adalah pohon, melainkan kayu. Kata Yunani untuk pohon ini adalah xulon, yang sama dipakai di 1 Petrus 2:24 untuk kayu (salib) karena dari Kristus yang tersalib itulah kehidupan yang sejati lahir. Kristuslah pohon hayat atau pohon kehidupan itu sendiri. Melalui Kristus, maka kita memiliki kehidupan kembali kepada Allah. Agama dan religius yang mematikan harus ditaklukkan oleh salib Kristus yang menghidupkan. Jadi ungkapan ini menandakan bahwa jatah kita adalah makan dari kelimpahan Krsitus untuk pribadi demi pribadi dan BUKAN karena aturan agamawi.

Taman Firdaus merupakan Yerusalem Baru, hanya di dalam Kristus yang sempurna, Gereja dapat mencicipi Yerusalem Baru sampai hal itu menjadi kenyataan yang kekal.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.