Wednesday, February 6, 2013

Jurnal SHRK Februari 2013 - Hari Ke-2 Vol. 1

Gunung Karmel - arti namanya adalah tanah kebun, terletak di pantai Mediterania, sebelah utara Israel, tepat di bawah kota Haifa. Dalam kehidupan kaum beriman, gunung Karmel berbicara mengenai banyak perkara rohani yang sangat penting dan esensial, di antaranya:


1. Kehidupan yang memikat hati Tuhan"Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya." - Kidung Agung 7:5. Pertama-tama, coba renungkan adakah kehidupan kita memikat minat-Nya dan bahkan menawan hati-Nya? Apakah Tuhan begitu mengingini kita sedemikian rupa, bahkan Ia "tergila-gila" dengan kita? Seorang raja tertawan dalam kepang-kepang kepala nan indah bagai bukit Karmel. Raja ini tentulah Tuhan Yesus, sedangkan kepala yang membuat-Nya tertawan, tentu saja kepala kita yang adalah Gereja sebagai mempelai wanita-Nya.

Kepala atau isi kepala yang bagaimanakah yang mampu menawan hati Raja kita? Salah satunya adalah Filipi 4:8, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." Jika hendak dijabarkan satu per satu secara rinci, terlalu banyak untuk dituliskan semuanya. Namun ada beberapa hal yang dapat kita simak. 

Suatu kali, Ev. Iin Tjipto akan berulang tahun yang ke-8 esok hari. Adiknya, Ev. Daniel telah menyiapkan kejutan berupa anak-anak katak (kecebong) dalam jumlah sangat banyak. Kejutan ini bocor sebelum waktunya karena Ev. Iin mendengar pembicaraan Ev. Daniel dengan pembatu rumah tangga mereka, "Mbak, kecebongnya sudah disiapkan semua untuk besok yah?" Padahal Iin kecil sangat membenci kecebong dan baginya sangat menjijikan, namun Daniel kecil tulus untuk memberi kejutan dan tidak mengerti bahwa kakaknya membenci kejutan itu. Mendengar hal itu, Iin kecil gelisah, namun Tuhan menasehati sambil mengancam untuk menerima serta membahagiakan hati adiknya. Iin kecil menerima dan mentaati apa yang dikatakan Tuhan, keesokan harinya acara kejutan berjalan baik sesuai yang diharapkan dan sampai dua minggu ke depan, mereka berdua "mengasuh" sambil mengamati metamorfosa kecebong hingga menjadi katak dewasa.

Sikap dan pemikiran tersebut adalah benar seperti yang dikehendaki Tuhan. Memilih untuk mengalah dan membahagiakan hati adiknya daripada mengecewakannya. Sikap dan pemikiran seperti ini adalah salah satu yang membuat hati-Nya tertawan.

Begitu pula dengan nilai kemuliaan. Sebuah batu disebut batu mulia, bukan karena mahal harganya karena harga yang mahal adalah akibat. Sedangkan penyebabnya adalah potongan-potongan yang membentuk batu permata tersebut. Sebuah batu permata yang terbaik memiliki ribuan proses pemotongan sehingga menjadi begitu indah. Kehidupan dan segala jalan pemikiran kita pun demikian, rela untuk dididik dengan berbagai cara pemotongan kedagingan kita hingga berkali-kali, untuk didapati indah, mulia dan berharga di mata-Nya.

Kerinduan untuk memiliki dan dimiliki oleh hati Raja juga berbicara mengenai kerelaan untuk dimiliki dengan cemburu-Nya, rela untuk dibedakan, dikhususkan dan dipisahkan dari yang lain hingga tercipta keintiman yang sedemikian rupa antara Tuhan dengan pribadi kita masing-masing.

Suatu kali yayasan yang dipimpin Ev. Iin Tjipto membutuhkan dana untuk suatu kebutuhan, dan ada seorang anak Tuhan yang baik hati membantu untuk mengadakan acara malam penggalangan dana. Sayangnya, acara itu diadakan tanpa bertanya lagi kepada Tuhan. Apalagi secara kebetulan acara tersebut bersamaan dengan SHRK. Dan inilah cara Tuhan "guyon" dengan orang yang dicemburui-Nya, yang hadir di acara tersebut hanya 5 orang dan Yesus hadir di atas mimbar. Kata-Nya sambil tersenyum, "Bagus, Nak. Kamu mau melihat bagaimana Aku guyon dengan caramu? Ini!" Dan Ia melanjutkan, "Kamu segera kotbah dan tidak perlu menunggu tambahan orang yang akan datang. Percayalah, hanya 5 orang ini dan kamu harus kotbah di depan kelimanya sekarang. Lima sebagai tanda anugerah-Ku cukup menyertaimu." Dan sampai acara selesai Tuhan Yesus tetap hadir di atas panggung.

Pada kesempatan yang lain, Ev. Iin ingin mengadakan acara apresiasi kepada para donatur yang selama ini mendukung. Acara inipun diadakan tanpa persetujuan-Nya. Hari itu cuaca cerah dan acara diadakan secara outdoor. Ketika jam 4 acara hendak dimulai, tiba-tiba langit menjadi gelap dalam sekejap dan begitu musik mulai dimaikan, gerimis mulai turun. Musiknya semakain naik, hujannya semakin kencang. Sedangkan kursi-kursi yang dikhususkan bagi para donatur, yang sebelumnya telah disusun di baris terdepan, semuanya kosong. Begitu diketahui, ternyata para donatur hadir, namun ketika mengisi buku tamu semuanya memakai nama lain sehingga tidak cocok dengan daftar undangan yang sudah disiapkan. Akibatnya semua tamu donatur duduk di barisan agak belakang. Inipun juga cara Tuhan guyon karena kecemburuan-Nya.

bersambung ...

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.