Wednesday, June 11, 2014

Kenang Duka, Kenang Takdir

Jiwaku, batinku
Malang benar nasibmu
Petaka demi petaka
Silih berganti menepi

Apakah engkau masih kuat
Jiwaku, batinku
Apakah engkau tabah
Wahai yang di kalbuku

Aku juga tak tahu
Harus berbuat apalagi
Ke mana harus kutuju
Di mana harus berhenti


Masih ingatkah ketika
Langit begitu cerah
Anginnya sepoi melanda
Dan mentari begitu bersahabat

Ya kala itu, jiwaku
Kamu masih amat belia
Belum duka, tanpa lara
Hati riang, akal sehat

Namun setelah semuanya ini
Kuharap engkau makin kuat
Kuharap engkau baik-baik
Sejahtera sebagaimana Sang Sumber

Sebab Iapun adalah Saksi duka
Dan merasakan deras petaka
Ia mengerti linangan nelangsa
Dan jerit pencari jawaban

Maka sekarang kupinta dikau
Kuatlah jiwaku, kuatlah
Makmurlah jiwaku, makmurlah
Masyhurlah jiwaku, masyhurlah

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.