Monday, June 30, 2014

TOV: Esensi Pemerintahan Tuhan

"Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" - 1 Raja-Raja 3:7-9

"Orang menyuruh memanggil dia, lalu datanglah Yerobeam dengan segenap jemaah Israel dan berkata kepada Rehabeam: 'Ayahmu (Salomo) telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu.'" 1 Raja-Raja 13:3-4

Tidak lebih dari dua jam setelah acara KKR Bahtera - TOV di hari pertama mulai berlangsung, dan masih di tengah-tengah kotbah sesi pertama, Tuhan tiba-tiba mengajak saya bicara, "Coba kamu perhatikan, bagaimana Salomo mengawali pemerintahannya. Dan bagaimana akhir dari pemerintahannya tersebut." Dan detik itu juga saya sadari bahwa memang ada perbedaan yang amat kontras dan tajam di antara awal dan akhir pemerintahan Salomo. Awal yang begitu tulus, mulia dan agung, namun akhir yang tragis dan ironis.

Jika kita meneliti dasar alasan Salomo memohon hikmat adalah karena ia hendak melayani rakyat dengan baik., namun saat itu ia merasa tidak mampu. Salomo memohon hikmat bukan karena ia ingin tampil cerdas di antara manusia-manusia lainnya atau raja-raja lainnya di zaman itu. Ia hanya ingin menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap seluruh rakyatnya. Dan hal tersebut dipandang baik oleh Tuhan, sebab Tuhan bukan saja mengabulkan niat baik dan permohonan Salomo, namun Ia juga menambahi hikmat tersebut dengan kekayaan dan kemuliaan. Dan tidak hanya kekayaan yang biasa, Tuhan menjanjikan Salomo untuk menjadi orang terkaya sepanjang sejarah umat manusia dan sampai detik ini janji-Nya ini masih tergenapi, sebab sampai sekarang belum pernah ada orang yang lebih kaya daripada Salomo.

Dapatkah Anda bayangkan betapa perkasa dan mulianya pemerintahan Solomo saat itu? Hari-hari ini, bangsa kita Indonesia sedang dan akan menentukan pemimpin berikutnya, jika ada calon atau kandidat yang memiliki kualifikasi sepertiga dari Salomo saja, maka dapat dipastikan calon tersebut akan memenangkan pertandingan Pilpres 2014 ini. Seorang pemimpin yang bukan hanya tulus mau melayani rakyatnya, melainkan juga memiliki hikmat yang luar biasa, tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan tampil begitu mulia di manapun ia diberitakan. Sebuah gambaran yang luar biasa melebihi idealisme kepemimpinan manapun.

Bahkan sampai saat ini, orang-orang Yahudi percaya bahwa masa pemerintahan Salomo merupakan cuplikan (preview) dari Pemerintahan Mesias pada Masa Millenium nanti. Memang zaman Salomo merupakan sebuah kondisi yang luar biasa makmur dan masyhur, bahkan perak dianggap tidak ada harganya (1 Raja-Raja 10:21). Namun Tuhan ternyata tidak menyimpan masa jaya tersebut hanya untuk diulang nanti di Masa Kerajaan 1000 Tahun. Indonesia diberikan keistimewaan untuk memenuhi takdirnya menjadi Yusuf di Akhir Zaman ini dengan cara menikmati puncak keemasaannya sebelum Maranatha dan Masa Millenium itu berlangsung. Sebuah masa yang penuh lawatan Roh Tuhan, pemerintahan yang adil, jujur dan bersih, rakyat yang sejahtera, negeri yang damai sentosa, yang begitu mencengangkan dan gemah ripah lohjinawi. Betapa indahnya rencana Tuhan untuk Gereja dan rakyat di Indonesia, menikmati semua puncak penggenapan sebelum dijemput oleh Mempelai Kristus masuk ke dalam Pesta Pernikahan Anak Domba. 

Terus Terjaga

Namun Tuhan tidak hanya mengingatkan kepada saya akan awal masa pemerintahan Salomo. Ia juga mengingatkan sekaligus memperingatkan bagaimana akhir dari pemerintahan Salomo itu. Akhir yang begitu mengerikan, rakyat Israel mengkhianati raja selanjutnya dan menyebabkan perpecahan yang mengerikan. Karena sebelumnya Salomo telah mengkhianati Tuhan. Saya yang awalnya berencana hanya ingin mengikuti maksimal 4 dari 6 sesi KKR TOV di hari pertama, akhirnya menjadi penasaran dan mengikuti seluruh acara yang berlangsung 14 jam itu.

Dan benar saja, menjelang sesi terakhir, Tuhan menegur begitu keras melalui Ibu Panglima, dan teguran-Nya menyadarkan saya, betapa kita sebagai Gereja dan Mempelai-Nya begitu bebal dan telah gagal menangkap kerinduan Tuhan yang telah begitu lama terpendam. Dan ketika Ibu Panglima berkata, "Azuza hanya setahun, Pensacola hanya tiga tahun, Toronto juga sama, bahkan Wales hanya 5 tahun," maka sadarlah saya alasan Tuhan di awal acara mengingatkan saya akan awal dan akhir dari masa pemerintahan Salomo.

Betapa mulianya rencana yang Tuhan sediakan bagi Gereja, Pasukan dan rakyat di Indonesia mulai tahun 2014 ini. Di awal Tahun Pemerintahan Tuhan ini, Tuhan mencanangkan "Thy Kingdom Be Established" dan dilanjutkan dengan rencana yang sungguh amat baik "TOV"! Tuhan TIDAK PUNYA rencana cadangan untuk Indonesia, Tuhan hanya punya rencana TOV untuk Indonesia! Apa yang pernah terjadi di Azuza, Pensacola, Toronto dan Wales sungguh tidak ada apa-apanya dibanding TOV yang tersedia bagi Indonesia. Padahal saat itu (1905), karena lawatan Tuhan yang dahsyat, di Wales tidak ada kejahatan, penjara kosong dan polisi sempat menganggur. Sungguh amat baik!

Sekarang Tuhan hanya punya TOV untuk Indonesia dan kita sebagai Gereja dan Pasukan-Nya harus merespon dan menjaganya terus menerus. Saul, Daud, Salomo dan semua raja lainnya telah memberikan kesaksian yang amat serius akan akibat dari keteledoran mereka semua yang sungguh amat mengerikan. Pertanyaannya adalah, relakah kita untuk terus jalan bersama dengan-Nya, tanpa mempertanyakan semua kehendak-Nya, tidak menjadi letih & pahit dengan semua resiko yang ada, dan terus sepakat dengan semua impian-Nya? Jika ya, selamat datang di era TOV, era Daud & Salomo, era Yesaya 60 bagi Indonesia.

Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir. Pendudukmu semuanya orang-orang benar, mereka memiliki negeri untuk selama-lamanya; mereka sebagai cangkokan yang Kutanam sendiri untuk memperlihatkan keagungan-Ku. Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, TUHAN, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.