Tuesday, January 20, 2015

Getsemani, Kalvari & Golgota

"Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: 

'Duduklah di sini, sementara Aku berdoa.' 

Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: 

'Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.' 

Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: 

'Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.' 

Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: 

'Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.' 

Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya." - Markus 14:32-40

Seringkali ketika saatnya iman kita diuji, kita berusaha sekuat-kuatnya menguatkan dan meneguhkan hati kita untuk mempertegas komitmen kita di hadapan-Nya. Saya selalu menganggap bahwa inilah kesempatan saya untuk meyakinkan Tuhan bahwa memang saya layak dipercaya sebagaimana Ia telah mempercayai saya sejak semula. Namun minggu lalu, ketika saya harus menghadapi sebuah ujian yang saya rindu untuk bisa memenangkannya setelah sekian tahun, tiba-tiba Tuhan berkata demikian:

"Jangan berpikir untuk bisa menang di Kalvari dan menaklukkan Golgota, jika kamu belum bisa menembus Taman Getsemani!"

Dan tiba-tiba segalanya menjadi jelas, bahwa selama ini saya mengira saya sedang mengalami Kalvari atau salib yang harus saya tanggung. Namun kenyataannya saya masih berkutat bahkan seringkali tertidur di Getsemani saya. 

Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa di Getsemani bahkan Anak Manusia pun memiliki kehendak yang berbeda dengan kehendak Bapa. Bahwa Ia pun juga ingin menghindari Kalvari-Nya dengan meminta supaya cawan tersebut dilalui dari pada-Nya. Hal itu bukan sekali Ia ungkapkan, melainkan tiga kali. Dan ketika genap tiga kali Ia deklarasikan bahwa hanya kehendak Bapa yang jadi, maka Bapa mengirim seorang malaikat untuk memberi kekuatan anugerah-Nya supaya Yesus mampu menuntaskan takdir-Nya di atas Golgota.

Pertanyaannya sekarang adalah, seberapa kita sudah menihilkan kehendak kita dan menjadi total dengan semua kehendak Bapa yang memang amat menyakitkan buat daging kita? Ada yang menganggap bahwa hal itu bertahap, dan memang demikian, karena Yesus pun sampai tiga kali "menegosiasi" pilihan di antara dua kehendak tersebut. Bagaimana dengan kita? Perlu berapa kali lagi kita memaksa Bapa berbantah-bantahan dengan kehendak kita masing-masing?

Karena di Getsemanilah pilihan dan penentuan itu dilakukan, apakah itu kehendak Bapa atau kehendak kita sendiri yang berlaku. Tidak bisa separuh-separuh, tidak bisa dikompromikan, tidak bisa dinegosiasikan. Jika kehendak Bapa yang dipilih, maka kehendak kita harus lenyap total, begitu juga sebaliknya. Setelah itu, barulah kita dimampukan menang di atas Kalvari dan menaklukkan Golgota.

Lets Rock & Roll With Jesus And Keep Our Faith In Christ

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.