Friday, February 20, 2015

Whiplash Dan Kabod

Tidak ada yang lebih menggembirakan dalam hidup seorang beriman selain ia mencapai greatness yang memang sudah Tuhan tetapkan dalam hidupnya, setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang dan mengerikan bersama dengan Tuhan. Dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, Paulus berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." Garis akhir, selesai, finish, itulah impian sekaligus target semua peserta pertandingan. Dan kita hidup memang dalam pertandingan iman lintas zaman.

Dan tidak ada hal yang lebih menakutkan dalam hidup seorang beriman selain ia mendapati bahwa keadaan di sekitarnya kelihatan buntu dan jiwanya pun dirasa telah begitu lelah disertai asa yang hampir putus. Berjalan namun menjadi lelah, berlari namun menjadi lesu dan tidak tahu kapan semuanya akan berakhir. Semakin banyak melangkah justru situasi terasa makin jauh dari solusi yang diharapkan.


Secara pribadi dan sebagai pecinta film, Tuhan seringkali memakai film-film yang saya tonton untuk berbicara kepada saya, untuk mengungkapkan sebuah pesan tertentu maupun membawa saya lebih lagi dalam pengenalan akan Dia. Dan di antara semua film yang ada, film Whiplash arahan sutradara Damien Chazelle merupakan film yang begitu istimewa bagi saya pribadi, khususnya untuk masa-masa penentuan seperti tahun ini. 

Jika membaca dari sinopsis singkat mengenai film ini di situs www.21cineplex.com, disebutkan:

"Andrew Neyman (Miles Teller) adalah seorang drummer muda berbakat. Keinginanannya menjadi sukses membawanya pada sebuah perjuangan yang tidak mudah. Untuk memperdalam ilmunya, Andrew belajar lagi di sebuah sekolah yang dipimpin oleh seorang profesor musik bernama Terence Fletcher (JK Simmons) yang memiliki metode mengajar yang keras. Tidak mudah bagi Andrew untuk melewati metode sang profesor. Berhasilkah Andrew?"

Bagi saya, Tuhan tidak pernah bicara begitu gamblang, rinci, terstruktur sekaligus intens sepanjang awal hingga akhir film seperti di film Whiplash ini. Dengan pertolongan Roh Kudus, saya dimampukan untuk memahami kehendak Yesus yang selama ini sering kali saya gagal paham. Dalam film tersebut dianalogikan bagaimana pertama kali kita bertemu Tuhan, bagaimana Tuhan memanggil kita, bagaimana Tuhan mendidik kita, bagaimana Tuhan memilih kita, bagaimana kita harus merespon dan mempersiapkan diri kita sampai akhirnya kita menyadari apa yang sesungguhnya Tuhan kejar, apa yang sesungguhnya Tuhan cari di dalam diri kita.

Pada akhir film tersebut, Tuhan Yesus hanya berkata begini, "Sekarang kamu sudah bisa paham akan apa yang selama ini Aku cari dari dirimu?"

Dan sungguh detik itu juga, masih di dalam bioskop sampai melihat credit title mulai berjalan, saya bertobat dan sungguh merasa malu yang amat sangat terhadap Tuhan karena selama ini saya masih mencoba memberontak dan berusaha mencari celah untuk menghindar terhadap proses didikan-Nya. Dalam sekejap saya mendapati betapa bodoh dan konyolnya diri saya selama ini berani mengeluh dan mencari berbagai alasan atas semua kebaikan kasih dan didikan-Nya buat saya.

Apa yang sesungguhnya Tuhan cari dari diri kita? Jawabannya hanya satu, yakni menjadi tempat atau wadah untuk menyatakan kemuliaan-Nya (baca: Maximum Kabod), sebab kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, namun karena dosa dan kedagingan kita maka hal itu membutuhkan proses yang bisa menjadi berkepanjangan. 

Dan apakah yang seringkali menghalangi proses Tuhan dalam diri kita? Jawabannya pun hanya satu, PRIDE (kebanggan diri sendiri), termasuk di dalamnya adalah kebenaran versi diri sendiri, selera pribadi, egoisme, agenda pribadi, pertimbangan-pertimbangan dan sebagainya. Bahkan hanya sekedar bertanya, "Kenapa begini, Tuhan?" itupun sudah bentuk kesombongan, sebab pada saat kita mengucap demikian sesungguhnya kita sudah mempertanyakan kehendak-Nya yang sempurna. Mempertanyakan itu sama dengan meragukan, karena kita merasa bahwa diri kita yang lebih benar daripada kehendak Tuhan.

Setelah film inipun Tuhan masih berfirman, "Ketika kamu merasa proses ini terlalu berat dan kamu terus menerus mengeluh sambil bertanya: kenapa begini atau kenapa begitu, Aku pastikan hal itu karena kamu belum bisa tuntas melepaskan pride kamu sendiri!"

Jadi saran saya, jika Anda memiliki waktu luang di weekend kali ini, ajaklah orang-orang yang Anda kasihi, nikmatilah Whiplash sebagai sarana hiburan sekaligus pembelajaran yang akan memperlengkapi hingga kemuliaan-Nya dinyatakan melalui kita. Tuhan memberkati. Amin.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.