Tuesday, March 17, 2015

Kristus - Sang Goel (גואל) Agung

Hukum Goel - The Kinsman Redemption (Yibbum)

"Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel. Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku. Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri-- maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya. Dan di antara orang Israel namanya haruslah disebut: Kaum yang kasutnya ditanggalkan orang." - Ulangan 25:5-10

Pernikahan Levirat atau levirate marriage, yang dalam bahasa Ibrani disebut Yibbum, merupakan sebuah aturan hukum yang mengatur tegaknya sebuah garis keturunan yang harus dilanjutkan oleh seorang kerabat terdekat almarhum suami dari seorang janda yang tidak memiliki anak. Namun ketika kerabat yang berkewajiban melanjutkan tanggung jawab tersebut menolak untuk menebus janda saudaranya (menolak menjadi goel), maka diadakan sebuah prosesi yang disebut Halizah (atau Chalitzah - חליצה‎) di mana penebus yang menolak untuk menebus harus menanggalkan kasutnya dan bahkan rela diludahi oleh janda kerabatnya itu. Dan janda tersebut menjadi orang merdeka dan bebas menikah dengan pria manapun yang dia kehendaki.

Di sisi lain, ketika kita membaca bagian awal dari Kitab Injil Matius, maka kita akan mendapati sebuah daftar silsilah Kristus mulai dari Abraham hingga Yesus dan jumlahnya adalah tiga kali 14 orang, yakni 42 orang. Yang menarik adalah bahwa dari keempat puluh dua orang tersebut ada 3 persona yang berperan sebagai penebus (redeemer) atau penyelamat (saviour) atau dalam bahasa Ibrani disebut goel (גואל).

Tiga Goel Dalam Silsilah Yesus Kristus

Tokoh yang pertama menjadi seorang goel adalah Yehuda ben Yakub (Kejadian 38). Saat itu Yehuda telah kehilangan kedua putranya yakni Er dan Onan, yang juga adalah suami-suami dari Tamar. Namun karena dari kedua pernikahan tersebut belum juga melahirkan seorang putra penerus garis keturunan Yehuda, maka Yehuda berjanji untuk memberikan putra bungsunya, Syela, untuk menjadi suaminya sebagai pengganti kedua kakaknya. Sejalan dengan waktu, setelah Yehuda telah menjadi duda dan Syela menjadi dewasa, Tamar tidak mendapati penggenapan dari janji Yehuda untuk memberikan Syela sebagai suaminya. Sebab Yehuda takut jika putra satu-satunya itu juga ikut mati seperti kedua kakaknya.

Tamar menyadari bahwa keadaan Yehuda yang telah menjadi duda merupakan saat yang tepat untuk menjebak Yehuda menggenapi janjinya dengan menyamar sebagai perempuan jalang dan mendapati benih dari ayah mertuanya untuk menyambung keturunan ilahi sesuai dengan yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Dari kejadian ini kita dapat memahami bahwa Tuhan melalui Tamar telah memaksa atau lebih tepatnya menjebak Yehuda menjadi seorang goel bagi menantunya dari kedua almarhum putranya.

"Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: 'Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.' Lagi kata Naomi kepadanya: 'Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus (goel - גואל) kita.'" - Ruth 2:20

Boas merupakan tokoh kedua dari silsilah Yesus Kristus yang menjadi goel bagi Ruth untuk menggantikan anak Elimelekh, suami Naomi dan seorang kerabatnya yang lain. Berbeda dengan Yehuda yang sempat menghindar dan mengingkari janjinya untuk memberikan Syela kepada Tamar, justru Boas dengan penuh ketulusan dan cinta mengajukan diri sebagai goel di hadapan para pemuka dan tua-tua kota Bethlehem. Hari itu ada kerabat yang lebih dekat dengan Elimelekh yang lebih berkewajiban untuk menebus Ruth, lalu penebus (goel - גואל) itu berkata kepada Boas: "Engkau saja yang membelinya." Dan ditanggalkannyalah kasutnya. (Ruth 4:8).

Apa yang telah dilakukan Boas terhadap Ruth merupakan kejadian profetik yang digenapi Roh Tuhan sendiri untuk menjadi goel bagi keturunan Daud dari sisi Yusuf, suami Miryam (Maria). Hal ini disebabkan oleh kesalahan Konya (Yekhonya), raja terakhir Yehuda sebelum dibuang ke Babel. Dan karena kesalahannya itu Tuhan mengutuknya dan seluruh keturunannya sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi memperanakkan seorang raja.

"Adakah Konya ini suatu benda yang hina, yang akan dipecahkan orang, atau suatu periuk yang tidak disukai orang? Mengapakah ia dicampakkan dan dilemparkan ke negeri yang tidak dikenalnya? Hai negeri, negeri, negeri! Dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman TUHAN: 'Catatlah orang ini sebagai orang yang tak punya anak, sebagai laki-laki yang tidak pernah berhasil dalam hidupnya; sebab seorangpun dari keturunannya tidak akan berhasil duduk di atas takhta Daud dan memerintah kembali di Yehuda.'" - Yeremia 22:28-30

Karena ketetapan Tuhan ini maka Yusuf orang Nazaret yang adalah suami Miryam sesungguhnya merupakan seorang raja Yehuda yang telah kehilangan kapasitasnya untuk memperanakkan Yesus yang disebut Kristus. Itu sebabnya pada bagian terakhir dari silsilah Kristus TIDAK disebutkan bahwa Yusuf memperanakkan Yesus, melainkan disebut Yusuf suami Miryam, yang melahirkan Yesus (Matius 1:16).

Sedangkan Miryam dapat melahirkan Yesus juga merupakan garis keturunan Daud, namun tidak mengalami kutukan yang sama sebab ia bukan dari keturunan Konya (Yekhonya), juga bukan dari garis Salomo ben Daud, melainkan dari garis Natan ben Daud (Lukas 3:23-38). Maka goel ke-3 dari silsilah Kristus tak lain adalah Roh Tuhan sendiri dengan benih supranatural-Nya dan sel telur (natural) Miryam melahirkan Yesus Kristus ke dalam dunia.

Kebenaran penggenapan ini diteguhkan oleh Yohanes Pembaptis ketika ia bersaksi tentang Yesus Kristus, "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." - Markus 1:7-8. Dan sekarang kita mengerti bahwa ketika Yohanes Pembaptis menyinggung akan kasut-Nya Yesus, itu semata-mata bukan soal kerendahan hati yang klise, namun karena ada latar belakang legalitas ilahi yang menyatakan bahwa Yesus Kristus merupakan Sang Penebus, Juru Selamat dan Sang Goel Agung kita.

Menjadi Goel Namun Tetap Diludahi

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit." - Lukas 18:31-33

Kerelaan Kristus Yesus bukan hanya turun dari Sorga dan datang ke dunia untuk menjadi goel bagi umat pilihan-Nya, ketika orang-orang Yahudi itu meludahi-Nya, maka hari itu bangsa Israel mendeklarasikan bahwa mereka untuk menolak dinikahi oleh Sang Mesias bahkan menyesah dan membunuh-Nya. Itu sebabnya mulai sejak saat itu, Injil berhak diberitakan kepada bangsa-bangsa lain (goyim) dan Tuhan mencari para Mempelai Kudus-Nya dari Gereja-Nya untuk dijemput pada Hari Pengangkatan (Rapture) dan dibawa masuk ke dalam Pesta Pernikahan Anak Domba.

Teladan kerelaan Kristus yang sedemikian rupa menginspirasi kita, yang telah menjadi goel bagi dunia namun tetap rela direndahkan hingga titik terendah ini merupakan standar Mempelai Kristus yang sesungguhnya. Hari-hari dan tahun-tahun terakhir ini, yakni menjelang puncak penggenapan segala sesuatunya memang akan semakin berat, namun demikian Tuhan menghendaki kita untuk terus menjadi tawanan Roh-Nya dalam segala kerelaan dan kelemahlembutan, dalam segala keterbatasan dan bahkan keputusaasan, biarlah hati kita justru semakin haus akan semua didikan-Nya.

Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu. Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.