Tuesday, March 8, 2016

Mengangkat Perjanjian Vs. Mengungkit Jasa

Sewaktu saya sedang belajar mengenai covenant dan covenant money melalui hamba-Nya, Pdt. Petrus Agung Purnomo di Seminar Hukum Roh dan Kehidupan (SHRK) minggu lalu, tiba-tiba Roh Tuhan mengajak bicara dari sisi lain, "Nak, lawan kata atau kontra dari tindakan mengangkat perjanjian adalah mengungkit jasa. Pelajari apa yang dilakukan Hizkia, dia tidak mengangkat perjanjian, melainkan mengungkit jasa, dan perhatikan akibat perbuatannya itu."

"Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." - Ulangan 8:18

Sebelum kita menyadari apa arti mengungkit jasa, mari kita cermati lebih dulu apa yang disebut dengan mengangkat perjanjian. Bahwa bahasa Tuhan mengandung hukum dan kuasa dan ketika hal itu disampaikan kepada umat manusia, baik secara individu maupun secara kolektif, bentuk yang diterima oleh umat-Nya adalah berupa perjanjian. 

Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi." - Kejadian 9:12-16

"Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat." - Kejadian 15:18

"Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: 'Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.' Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: 'Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.'" - Keluaran 24:8

"Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu." - Ulangan 4:31

Dan daftarnya masih amat panjang mengenai hukum perjanjian ini. Bahkan sikap Tuhan menjunjung tinggi arti sebuah perjanjian hingga Ia meminta dibuatkan sebuah wadah khusus untuk menyimpan semua perjanjian-Nya, yakni Tabut Perjanjian, Ark of The Covenant.

"Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan TUHAN dengan orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir." - 1 Raja-Raja 8:9

Mengungkit Jasa

Jadi sesungguhnya bahasa perjanjian merupakan bahasa iman, sebab hanya dengan imanlah maka apa yang dijanjikan dan yang difirmankan menjadi daging dan menjadi nyata dalam kehidupan. Namun sebaliknya, ketika hati seseorang menyimpang dan mulai mengandalkan kekuatannya, maka ia akan bertindak dengan mengungkit jasa. Contoh paling jelas adalah dari kehidupan raja Hizkia ketika Tuhan hendak memutuskan untuk mengakhiri usianya.

"Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: 'Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.' Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: 'Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.' Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat." - 2 Raja-Raja 20:1-3

Saat itu Hizkia mencoba memohon dan membujuk Tuhan untuk diberi pertambahan usia, dan memang Tuhan mengabulkan permohonannya. Namun yang menjadi dasar permohonan Hizkia adalah jasa-jasanya, kesetiaannya dan ketulusannya yang semu selama hidupnya itu. Bandingkan dengan cara Musa menguatkan hati Yosua sebagai berikut,

"Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel: 'Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.'" - Ulangan 31:7-8

Musa menguatkan Yosua dengan mengingatkan apa yang sudah dijanjikan Tuhan dan hal itu menjadi dasar utama perjalanan Yosua dan bangsa Israel berikutnya. Dan oleh karena mengingat perjanjian itulah maka Yosua bisa berhasil dan sukses mambawa masuk dan menduduki Tanah Perjanjian itu.

Sedangkan yang berikutnya terjadi ketika permohonan yang cacat dari Hizkia dikabulkan Tuhan, maka Hizkia menjadi bangga dan sombong ketika ia memperoleh perpanjangan usia sebanyak 15 tahun. Minimal ada dua hal yang amat buruk dan jahat yang terjadi setelah itu, yakni:

1. Hizkia menjadi bangga bahwa jasanya diperhitungkan Tuhan, kebanggaannya menjadikan ia begitu sombong hingga ia memamerkan seluruh kekayaan dan kemuliaan yang ada di dalam Kerajaan Yehuda kepada utusan Babel. Atas keteledoran Hizkia yang sangat konyol ini, maka hal ini menjadi salah satu faktor yang akan menyebabkan Kerajaan Yehuda harus menyusul mengikuti Kerajaan Israel, yakni mengalami pembuangan ke Babel selama 70 tahun.

"Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: 'Dengarkanlah firman TUHAN! Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.'" - 2 Raja-Raja 20:16-18

Betapa mengerikan nubuatan nabi Yesaya saat itu, demi merespon kebodohan seorang raja Yehuda yang begitu ceroboh. Dan memang tidak sampai satu abad kemudian, Kerajaan Yehuda harus takluk di bawah kekuasaan raja Babel, Nebukadnezar.

Sisi yang tidak kali menarik lainnya adalah apa yang tertulis dalam Kitab Daniel pasal yang ke-4, ketika melalui mimpi dan penjelasan Daniel, raja Nebukadnezar telah diperingati Tuhan untuk tidak menjadi bangga atas semua kemegahan yang boleh terjadi di Kerajaan Babel. Namun peringatan itu hanya diindahkan selama setahun saja, sebab setelah itu, Nebukadnezar tidak mampu menguasai dirinya untuk berbangga diri,

"Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar; sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan di atas istana raja di Babel, berkatalah raja: 'Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?' Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: 'Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu; engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!'" - Daniel 4:28-32

Ketika Nebukadnezar membuat patung, meminta seluruh negeri menyembah patung tersebut, mengancam bahkan menghukum Sadrakh, Mesakh dan Abednego ke dapur api karena menolak menyembah patung, Tuhan sama sekali tidak menghukum raja lalim ini. Namun ketika dia hanya sekedar bergumam di dalam hati akan kebanggaannya yang semu itu, maka Tuhan sekonyong-konyong menjawab dari langit dan seketika itu juga hukuman atas Nebukadnezar berlangsung selama 7 masa. Mengapa demikian? Sebab Nebukadnezar mengungkit dan menghitung jasanya di hadapan Tuhan Yang Mahatinggi. Betapa dahsyatnya perkara ini.

2. Dua raja Yehuda berikutnya setelah Hizkia, yakni Manasye dan Amon, merupakan raja-raja yang amat jahat dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Kepada Manasye disebutkan bahwa kekejiannya melebihi orang Amori, sedangkan Amon dibunuh oleh para pegawainya, artinya saat itu telah terjadi pergolakan politik yang amat dahsyat hingga merenggut nyawa rajanya.

Kelahiran Manasye merupakan buah dari perpanjangan usia Hizkia, yakni pada tahun ke-3 dari perpanjangan usia tersebut. Namun ternyata Hizkia tidak mendidik penerus takhtanya dengan benar, sehingga selama 55 tahun berikutnya, Kerajaan Yehuda diliputi kegelapan di bawah pemerintahan raja Manasye.

Mentalitas Pekerja Upahan

Apa yang sebenarnya Tuhan ingin kita pahami dan sadari melalui pewahyuan ini? Sederhananya adalah bahwa kepada kita dihadapkan pilihan, yakni mentalitas Kerajaan Allah atau mentalitas pekerja upahan. Orang yang mengerti gaya dan pola Tuhan, tentu mengerti bahasa Kerajaan dan pola pikir Kerajaan pula. Ia mengerti legalitas dan cara firman dan iman bekerja untuk mendatangkan kebaikan.

Sedangkan mereka yang memiliki mentalitas pekerja upahan, cenderung bertindak berdasarkan kebutuhan, berdasarkan perbuatan baik, hitung menghitung jasa dan mengungkit-ungkit jasa-jasanya sendiri. Mereka yang dari golongan ini tidak bisa mengenali bahasa Kerajaan, tidak memahami perjanjian-perjanjian yang Tuhan berikan, bersikap pragmatis seperti Esau yang hanya berpikir untuk hidup hari ini lalu mati dan tidak mengerti warisan ilahi yang Tuhan sediakan.

Dan perhatikan apa yang sudah Tuhan Yesus katakan tentang mereka yang adalah para pekerja upahan itu,

"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" - Matius 7:21-23

Perhatikan apa yang terjadi ketika Tuhan menolak mereka, para pekerja upahan itu, mereka mengungkit jasa-jasa mereka dan menganggap semua itu adalah perbuatan mereka, padahal semua itu adalah hanya anugerah-Nya semata karena perjanjian dan kesetiaan Tuhan.

Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun.

Janganlah berikan nyawa merpati-Mu kepada binatang liar! Janganlah lupakan terus-menerus nyawa orang-orang-Mu yang tertindas! Pandanglah kepada perjanjian, sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh sarang-sarang kekerasan. Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.

Marilah kita menggabungkan diri kepada TUHAN, bergabung dalam suatu perjanjian kekal yang tidak dapat dilupakan!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.