Friday, April 10, 2020

Pandemi Covid-19 Menyingkap Ego "Para Gajah" Gereja

Melihat pertarungan "para gajah gereja" di media sosial beberapa hari lalu membuat saya semakin yakin bahwa tidak akan ada yang namanya Great Awakening atau Great Revival yang disertai konversi jiwa-jiwa dalam jumlah besar kepada Kristus SEBELUM Masa Kesesakan Besar itu tiba.

Tidak mungkin Tuhan mau menyerahkan jiwa-jiwa baru dalam jumlah begitu besar kepada "para serigala" jika ujungnya jiwa-jiwa itu akan menjadi lebih jahat daripada "para serigala" itu sendiri.

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri." - Matius 23:15

Itu sebabnya ketika Injil sudah mulai tersebar ke berbagai tempat dan berbagai daerah di sekitar Israel, Tuhan izinkan Bait Suci Ke-2 runtuh tanpa dapat dibangun kembali hingga nanti Sang Antikristus yang mengambil bagian dalam pembangunannya.

Perhatikan! Bahwa Bait Suci yang begitu megah dan begitu dikultuskan tetap saja diruntuhkan-Nya karena dianggap tidak berguna bahkan menjadi penghalang terhadap Injil dan Kerajaan-Nya.

Dan sekarang melalui pandemi Covid-19, kerajaan-kerajaan megachurch di seluruh dunia mulai diruntuhkan sebagaimana Tuhan pernah meruntuhkan Bait Suci pertama dan ke-2. Tuhan sudah sangat terbiasa membangun dan meruntuhkan segala sesuatu, terutama milik-Nya sendiri.

Melalui goncangan Covid-19 ini seharusnya kita sadar bahwa Tuhan sedang memenuhi janji-Nya untuk menggoncang segala sesuatu DEMI TETAP TINGGAL YANG TAK TERGONCANGKAN ITU.

Jadi sudah sepatutnya kita merelakan hati kita dan mempersilakan goncangan-Nya bekerja dalam hidup kita sesuai janji-Nya, supaya kita memperoleh bagian dalam Kerajaan-Nya yang tak tergoncangkan itu.

Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.

Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.