Monday, April 11, 2011

Hak Kesulungan Dan Warisan Ilahi

Bahan Renungan: Maleakhi 1:1-5; Matius 1:1-17

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Tuhan dalam kesempatan-Nya menegaskan kasih-Nya kepada bangsa Israel untuk kesekian kalinya. Namun di dalam kitab Maleakhi pasal 1, Tuhan mengungkapkan kasih-Nya tersebut dengan cara yang sangat unik dan aneh. Dikatakan bahwa Tuhan mengasihi Israel (keturunan Yakub) dengan membenci Esau, bahkan sedemikian kebencian-Nya hingga sekalipun Esau membangun kembali reruntuhannya, Tuhan akan merobohkannya terus dan murka-Nya tidak akan surut terhadap Esau.

Sekarang saudara bayangkan jika ada dua orang kakak beradik, sebut saja Andi dan Budi. Dan suatu ketika ayahnya berkata kepada Budi, "Budi anakku, ayah sayang kepadamu." Dan sebagai balasannya, Budi bertanya, "Apa buktinya ayah menasihi Budi?" Kemudian ayahnya menjawab, "Ayah mengasihi kamu dengan membenci Andi, kakakmu. Dan apapun yang dia kerjakan akan ayah hancurkan."

Tidakkah akan lebih wajar jika sang ayah menjawab kepada Budi, "Ayah akan mendukung semua usahamu, nak! Apapun yang kamu minta akan ayah kabulkan semua." Tanpa menyinggung keberadaan Andi, yang walaupun mungkin saat itu sang ayah sangat membencinya.

Pertanyaannya, mengapa Tuhan sedemikian membenci Esau? Hingga dalam mengungkapkan kasih-Nya kepada Yakub (Israel), yang dijadikan bukti adalah dengan "diumbar" segala kebencian dan "dendam"-Nya terhadap Esau. Apakah pelanggaran yang Esau lakukan sedemikian fatal di mata Tuhan? Hingga bagi Esau seperti tidak ada ampun.

Pertanyaan kedua, apakah hak kesulungan itu? Hingga sedemikian Yakub dikasihi-Nya dan Esau sedemikian dibenci-Nya. Sadarkah kita bahwa hak kesulungan bukan saja berkat materi melainkan Kristus itu sendiri. Jadi memandang rendah hak kesulungan sama dengan menolak Krsitus. Karena di dalam Kristuslah segala janji Tuhan, segalam impian Tuhan dan segala cita-cita Tuhan genap dan jadi sempurna. Kristus bukan saja jaminan keselamatan orang percaya untuk terhindar dari hukuman neraka, melainkan juga jaminan untuk mengembalikan manusia sebagai rupa dan gambar Allah untuk berkuasa dan memerintah dunia bersama dengan Kerajaan-Nya. Hak kesulungan itulah yang menjadikan Injil diberitakan ke seluruh bangsa, membuat kita memuridkan dan membaptiskan seluruh bangsa, memampukan kita mengusir setan-setan dalam nama-Nya, berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru, bahkan sekalipun minum racun maut tidak akan celaka.

Adakah kita memandang keselamatan kita di dalam Kristus sebagai sesuatu yang sedemikian berharga dan istimewa dengan mengisi keselamatan kita seperti yang Tuhan kehendaki? Pada akhirnya yang tinggal hanyalah Kerajaan-Nya dan Kehendak-Nya, bukan kerajaan dan kehendaki manusiawi kita.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.