Wednesday, June 8, 2011

Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-2

The Future Belongs To Those Who Can Fly

Melanjutkan Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-1, berikut ini tokoh-tokoh iman lainnya:

Abraham - Dua hal yang menjadi sayap imannya. Pertama, melangkah tanpa mengetahui tempat yang dituju. Bagi orang dunia, ini sebuah kekonyolan. Namun orang yang mengenal Tuhan dengan benar bertindak tanpa mempertanyakan maksud-Nya. Memang ada hal-hal yang harus direncanakan sejak awal, namun ada hal-hal lain yang bahkan rencana akan berakibat bencana. Hal ke-dua adalah bahwa Abraham ketika diam di tanah yang dijanjikan tetap memperlakukan hal tersebut seolah-olah sebagai sesuatu yang asing. Ini sikap yang sama sekali berbeda dari orang kebanyakan, dimana ketika rejeki atau berkat tertentu datang ke dalam kehidupan seseorang, maka orang tersebut akan menganggap berkat tersebut adalah miliknya dan hatinya berubah setia hingga melupakan Tuhan. Abraham tidak membiarkan hatinya terikat kepada apapun bahkan siapapun selain kepada Tuhan. Itu sebabnya bahkan ketika Ishak diminta untuk dikorbankan, Abraham tetap mentaatinya hingga tuntas. 

Ishak - Memiliki sayap iman dengan memandang jauh ke depan ketika memberkati Yakub dan Esau. Perkara memberkati keturunan adalah tradisi turun temurun, namun Ishak melakukan hal ini bukan sekedar meneruskan tradisi yang ada dan semua ini dapat kita lihat dari berkat yang diturunkan kepada Yakub berbeda dengan berkat yang diturunkan kepada Esau. Ishak tidak hanya memikirkan perkara-perkara sesaat, namun beliau juga memikirkan perkara-perkara di masa depan. Apa yang akan terjadi di masa depan terhadap anak-anaknya menjadi beban mulia di hatinya. Walau pada masa tuanya penglihatannya menjadi jauh berkurang, namun visinya akan masa depan anak-anaknya tidak memudar. Apa yang diwariskan dari ayahnya, diyakini sepenuh hati dan diteruskan kepada anaknya seperti yang Tuhan kehendaki tanpa pernah melihat lebih dulu apa yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham.

Yakub - Memiliki sayap iman dengan memberkati kedua anak Yusuf - Efraim dan Manasye. Yakub awalnya seorang yang egois & licik, menghalalkan segala cara untuk menguntungkan dirinya.  Namun Yakub yang menjelang akhir hidupnya ialah seorang pribadi yang sama sekali berbeda. Ada berbagai perkara besar yang dialami oleh Yakub, namun kitab Ibrani pasal 11 memperhitungkan iman beliau hanya ketika memberkati kedua anak Yusuf. Beliau bukan saja memikirkan dirinya sendiri, namun juga peduli akan kehidupan orang-orang yang di bawah. Efraim dan Manasye walaupun secara biologis adalah cucu-cucunya Yakub, namun secara hukum rohani mereka diangkat sebagai anak-anak Yakub. Perkara mengangkat kehidupan atau nasib orang lain adalah perkara yang bukan saja mendatangkan percepatan bagi orang yang kita bantu namun juga bagi diri sendiri. Ini saatnya bagi kita orang percaya, bukan sekedar memajukan kehidupan diri sendiri maupun kelompok kita sendiri, namun berpikir lebih luas seperti yang Tuhan kehendaki supaya bangsa ini bahkan seluruh dunia mengalami lawatan Tuhan yang semakin nyata.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.