Wednesday, August 10, 2011

Gereja: Ketujuh Bintang, Ketujuh Roh, Ketujuh Kaki Dian - John Belt

"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa... " - Wahyu 2:1-2

Kitab Wahyu adalah sebuah gambaran yang membuka mata kita bagaimana Yesus telah bersabda dan terus berbicara kepada Gereja dalam rangkaian kesatuan saat ini. Dengan semua ketidaksempurnaan Dia masih berbicara kepada berbagai bagian dari Tubuh-Nya di bumi. Tuhan tidak memungkiri Tubuh-Nya, tetapi menegaskan Gereja-Nya, mendorong, dan karena cinta mengungkapkan ketidaksenangan-Nya dalam apa yang tersisa dibatalkan, ditoleransi dan diabaikan.

Dalam hal ini, Dia terus memanggil Gereja-Nya ke tempat cinta dan keintiman dengan-Nya. Setiap gereja, setiap tubuh lokal, akan memberikan contoh salah satu dari tujuh gereja. Ada gereja yang dipuji karena "kasih, pelayanan dan ketekunan," dan kemudian ada orang-orang dipuji karena "ketajaman (kepekaan membedakan)," dan mereka dipuji untuk hal-hal lain juga. Satu gereja akan dipuji untuk melakukan pekerjaan baik tetapi yang jahat tidak ada pembedaan bertoleransi, lalu lain dengan ketajaman tetapi tidak ada kedalaman & keintiman dengan Allah.

"Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah." - Filipi 1:9-11

Dalam hal ini kita melihat gereja-gereja dikonfrontasi, ditegur dan dibongkar untuk hal-hal sementara yang lain memiliki hal-hal yang baik saja dibicarakan dan dorongan dari Tuhan. Gereja Smirna, gereja yang dianiaya, tidak dikoreksi untuk apa pun, melainkan didorong untuk setia. Philadelphia, gereja yang setia, adalah sebuah teladan dimana Tuhan disenangkan seutuhnya. Gereja-gereja lainnya memiliki beberapa masalah, tapi mereka tetap diakui oleh Tuha, namun ditegur keras dan diberi janji "Barangsiapa menang, dia akan Kuberi ..."

Tuhan tahu bahwa manusia membutuhkan insentif. Tuhan memberikan kepada Gereja-Nya insentif yang menakjubkan untuk menang dan menjadi umat yang berkemenangan sebagai tangan kanan-Nya. Jadi sementara ada begitu banyak kompromi,begitu banyak yang agamawi, toleransi terhadap Isebel, dan lain-lain, tangan Allah tetap berdaulat atas umat-Nya untuk memperingatkan mereka untuk tidak hidup kebebalan (ignorance). Hidup dalam kebebalan ("ignore-ance") dapat diartikan mengabaikan (to ignore) yang perlu untuk diterima. Hanya karena umat yang bebal (ignorant) bukan berarti mereka dimaafkan.

Satu hal yang pasti bahwa Tuhan membuat jelas bagi semua gereja di Kitab Wahyu pasal 2 dan 3 adalah "Dia tahu." Dia adalah Allah Yang Mahamelihat dan Mahatahu segala motivasi hati. Banyak yang berpikir bahwa mereka tahu, namun akan kebenaran manusia hanya melihat sebagian. Itulah sebabnya kita sebagai manusia biasa dituntut untuk bergantung kepada Tuhan dalam segala perkara. Bahkan Paulus, yang telah melewati semua hal penentangan, pengalaman dan pewahyuan akan Tuhan berkata bahwa dia tidak tahu semua hal yang berkaitan dengan hatinya sendiri, tetapi hanya Tuhan.

"Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah." - 1 Korintus 4:3-5

Paulus membayar salah satu harga tertinggi kepada Tuhan, menjadi salah satu pelopor terkemuka dalam iman pada zaman permulaan. Dia banyak menderita, dan karena ini dianggap layak untuk menikmati harta Ilahi, dimampukan untuk melihat hal-hal yang melampaui imajinasinya - sehingga ia bahkan tidak bisa menyebutkan atau menjelaskannya. Ada limpah kasih karunia yang Allah berikan kepada umat-Nya. Kita melihat ini dinyatakan dalam surat pewahyuan. Sedemikian buruk hal-hal yang ada di gereja-gereja akan kompromi, dosa dan kurangnya api rohani (gelora cinta & kasih mula-mula), Yesus masih mengulurkan harapan bagi mereka dalam kondisi terburuk mereka.

Sebagai contoh, Jemaat Sardis yang digambarkan "mati" dan tetap diberi pengharapan bahwa Yesus berkata "ingatlah dari mana kamu telah datang." Dengan kata lain, jika Anda bisa mengingat dari mana Anda berasal, ada harapan bagi Anda untuk kembali ke jalur dan hidup lagi. Kemudian Tuhan menjanjikan "Barangsiapa menang" ke setiap gereja, tidak peduli apapun kondisinya.

Saya telah mengatakan berulang kali, "Selalu ada harapan di sisi Surga." Dengan itu, adalah penting dan wajib bahwa kita berurusan dengan bisnis ketika Tuhan mengungkapkan kepada kita. Hanya melalui keintiman dengan Tuhan bahwa kita mampu melihat hal-hal yang Dia begitu menentang. Tidak ada misteri dan cukup jelas bahwa Gereja penuh dengan ketidaksempurnaan. Ini adalah kasih karunia Allah kepada kita bahwa Dia masih bekerja dengan kita untuk membentuk Kristus di dalam perjalanan kita. Paulus bekerja keras dalam doa bahwa Kristus dapat dibentuk dalam Kaum Beriman. Pada salah satu ujungnya, kita adalah ciptaan baru. Di ujung lainnya, Allah adalah membawa jiwa kita sejalan dengan keinginan Roh.

Ada melihat, memahami dan hasrat yang selaras untuk menginginkan perubahan yang harus disertai oleh setiap dan semua pewahyuan yang Allah berikan supaya kita hidup di posisi yang menyenangkan-Nya. Kita dalam perubahan yang berkesinambungan. Perubahan ini terjadi sebagaiman umat-Nya belajar memahami pemikiran-Nya, menemukan sukacita dalam hubungan yang intim bersama-Nya. Dengan menjawab ketukan-Nya di depan pintu, dengan menghabiskan waktu bersama-Nya, Firman-Nya menjadi hidup dan pemikiran kita berpindah dari seorang pendosa kepada umat yang kudus yang disucikan dengan Darah Kristus. Kitab Wahyu berbicara terutama mengenai Kristus, namun lebih banyak mengenai "kaum pemenang." Ketika kita memilih untuk hidup sebagai kaum pemenang, kita akan menemukan anugerah-Nya di setiap tempat dan kemenangan di setiap kesempatan.

Kelimpahan-Nya milik Anda!

10 Agustus 2011 - John Belt, Live In His Presence Ministries

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.