Wednesday, August 3, 2011

Jurnal SHRK Agustus 2011 - Hari ke-2

Yesus Kristus Sebagai Anak Daud

Bahwa Yusuf (suami Maria) disebut anak Daud oleh malaikat Tuhan sendiri (Matius 1:20). Hal ini untuk menunjukkan secara fisik bahwa Yusuf dan pada akhirnya Yesus Kristus adalah keturunan dari garis yang dijanjikan Allah akan adanya Mesias.

Tidak semua orang percaya, apalagi memahami perkara bahwa Yesus Kristus adalah anak Daud. Kisah di Matius 13:53-58 menjelaskan alasan yang amat ironis ketika Tuhan Yesus ditolak di tempat asal-Nya. Ketika banyak orang asing begitu menantikan-Nya dengan penuh harap, di tempat asal-Nya banyak yang kecewa sehingga menolak Dia. Bagi mereka, Yesus Kristus tidak lebih daripada anak seorang tukang kayu. Dan karena yang dipercaya hanya identitas-Nya sebagai anak tukang kayu, sebagaimana itu juga terjadi sesuai dengan iman mereka.

Namun di tempat lain, ada orang-orang yang diinspirasi oleh Roh Allah sendiri akan identitas Yesus Kristus sebagai anak Daud. Sekian pasal kemudian setelah penolakan di Nazaret, dua orang buta di dekat kota Yerikho menerima inspirasi Roh Allah tersebut dengan berteriak-teriak, "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" - Matius 20:29-34. Sebagai balasan-Nya, Yesus menanggapi mereka dengan berkata, "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Dan permintaan mereka supaya dapat melihat dikabulkan dalam belas kasihan-Nya.

Perhatikan tanggapan Yesus, setelah kedua orang buta tersebut menyebutnya sebagai anak Daud. Tidakkah Yesus menanggapi sesuai dengan iman mereka, menanggapi sebagai orang yang sangat berkuasa dan berkemampuan / memiliki otoritas yang sangat kuat. Sebab kalimat "tantangan" yang dilontarkan Yesus hanya bisa disampaikan jika orang tersebut mampu melakukan "segalanya". Atau pendek kata, kedua orang buta tersebut memperlakukan Yesus sebagai Raja, dan BUKAN sebagai anak tukang kayu. Karena identitas Daud disebut untuk menekankan identitasnya sebagai raja, seperti yang diakui firman Tuhan sendiri. Cermatilah silsilah Yesus Kristus di Kitab Injil Matius pasal 1. Dari Abraham hingga Yusuf, suami Maria, ada sederet nama-nama raja Yehuda & Israel. Namun hanya Daud yang gelar rajanya disebutkan. "Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria." - Matius 1:6.

Persamaan Daud dengan Yesus Kristus

Seseorang disebut anaknya seseorang yang lain biasanya karena ada kemiripan yang nampak antara dia dengan orang tuanya. Jika anaknya dikenal buruk, tentu orang akan bertanya siapakah ayahnya. Dan ketika orang mengetahui bahwa ternyata ayahnya mantan gembong kejahatan, maka pahamlah orang-orang alasan di balik semuanya itu. Begitu juga sebaliknya.

Namun cobalah renungkan, apa yang dihitung dari Yesus Kristus sehingga Ia disebut anak Daud. Bagaimana seorang Mesias disebut anak Daud? Apa yang dihitung sama di antara keduanya? Cermati beberapa kalimat ini dalam Mazmur pasal 22:
  • Ayat 2 dan 3 - "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang."
  • Ayat 8 dan 9 - "Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: 'Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?'"
  • Ayat 17 - 19 - "Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku."
Untuk kapankah Mazmur Daud ini ada? Bukankah Mazmur ini menubuatkan apa dan bagaimana penderitaan Kristus di Golgota? Jadi apakah persamaan yang diperhitungkan antara Daud dengan Yesus Kristus? "Golgota" Daudlah yang dihitung sebagai identitas Kristus sebagai anak Daud. Bahkan dalam ayat 15 dikatakan, "Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku." Gambaran hati seperti lilin (jenis wax, bukan candle) yang mudah luluh hanya dengan terkena sedikit panas, adalah gambaran hati yang mudah tergerak oleh belas kasihan. Dan belas kasihan inilah yang mendatang demonstrasi kuasa Allah yang dahsyat dalam berbagai perkara.

Yesus sebagai Raja yang penuh otoritas memperoleh segala kemuliaan secara utuh ketika Ia telah melalui semua Golgota secara total. Pola yang sama bagi kita yang memiliki destiny sebagai generasi penakluk dunia, juga harus mengalami Golgota kita hingga genap sesuai dengan kehendaknya. Sama seperti pengakuan rasul Paulus, "Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus." - Galatia 6:17. Demikian juga kita harus memiliki tanda-tanda sah melalui Golgota kita masing-masing supaya terhisap dalam pohon kehidupan Yesus Kristus.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.