Wednesday, September 7, 2011

Jurnal SHRK September 2011 - Hari ke-2

Koneksi Ilahi harus direspon dengan benar supaya menghasilkan buah dan dampak yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk bisa merespon dengan benar, kali ini kita belajar dari tiga wanita yang seharusnya adalah orang asing namun memperoleh tempat sangat terhormat sebagai moyang dari Raja segala raja, Yesus Kristus. Ketiga wanita tersebut adalah Tamar, Rahab dan Rut.

Masuknya Tamar, Rahab dan Rut sebagai moyang dari Tuhan Yesus merupakan kejadian luar biasa (extra ordinary) sebab kebiasaan dan nilai hidup masyarakat Timur Tengah yang patrilineal menganggap kaum wanita di bawah kaum laki-laki, apalagi ketiga wanita ini BUKAN orang Ibrani. Jadi bisa dikatakan "kartu mati" atau sesuatu yang mustahil secara akal. Namun mereka mengalami pembalikkan keadaan. Berikut pelajaran yang bisa kita tarik dari ketiganya:

Tamar Yang Mengandung Dan Melahirkan

Setelah dua kali ditinggal mati oleh kedua suaminya, Tamar masih berharap dinikahkan dengan anak Yehuda yang ke-3, Syela. Namun karena saat itu Syela masih belum cukup umur, maka Yehuda hanya menjanjikan agar pada waktunya Tamar diberika kepada Syela. Setelah waktu yang dinanti telah tiba, Yehuda tidak memenuhi janjinya sehingga Tamar bertindak dengan imannya untuk memperoleh keturunan seperti yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Untuk selengkapnya, baca Misteri Kejadian 38.

Tindakan Tamar tidak didasari oleh nafsu seksual, walau cara yang dilakukan amat kasar. Namun dia bersedia menjadi hina karena hamil tanpa ada suami untuk mendapat bagian dalam sebuah Koneksi Ilahi yang melahirkan Kristus pada ujungnya. Tamar menjadikan dirinya sendiri sebagai rahim kehidupan supaya Tuhan menaburkan benih, lalu benih tersebut berkembang dan akhirnya melahirkan sesuatu yang amat berdampak.

Kita tidak boleh melihat kondisi manusiawi orang-orang percaya, karena itu akan mengecewakan. Bukankah Yehuda sesungguhnya mengecewakan Tamar dengan menahan Syela? Namun Tamar bukan melihat manusiawi Yehuda, melainkan adanya benih ilahi Yehuda yang diturunkan melalui Abraham, Ishak dan Yakub. Begitu juga kita sebagai orang percaya, tidak perlu menjadi kecewa karena kemanusiaan orang lain maupun hamba-hamba Tuhan, namun tetap fokus dan menjadikan diri kita sendiri sebagai rahim kehidupan supaya mampu melipatgandakan benih dan potensi yang telah Tuhan percayakan dan melahirkan banyak perkara dahsyat bagi Kerajaan-Nya. Bukankah pada akhirnya Er dan Onan yang telah mati dibunuh Tuhan digantikan dengan Peres dan Zerah sehingga anak-nak Yehuda tetap tiga orang?

Rahab Yang Bisa Dipercaya

"Sesungguhnya, apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu." - Yosua 2:18

Rahab memperoleh bagian dalam warisan ilahi dengan menjadikan diri sebagai orang yang dapat dipercaya melalui sebuah Koneksi Ilahi dengan kedua pengintai yang dikirim Yosua. Koneksi Ilahi membutuhkan sebuah level of trust tertentu sehingga apa yang dipercayakan membuahkan hasil yang memuaskan dan bukan saja bermanfaat bagi diri sendiri melainkan juga bermanfaat bagi Kerajaan Allah. Baik iman Rahab maupun pribadinya yang dapat dipercaya bahkan menghasil seorang Boas, yang terkaya di Betlehem pada zamannya.

Rut Yang Sangat Setia

"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" - Rut 1:16-17

Rut bersikeras untuk tetap menyertai Naomi sekalipun ia tidak melihat apapun yang bermanfaat bagi dirinya dari hal itu. Beberapa fakta tentang Rut dan Naomi; Rut adalah orang Moab (dari bangsa yang dikutuk Tuhan), Naomi janda dan sebatang kara ditinggal mati oleh suami dan kedua putranya. Melihat semua kondisi tersebut, Rut malah membuat 4 keputusan luar biasa:

  • Rut ikut pergi ke mana pun Naomi pergi. Ia menghapus visi dan cita-citanya sendiri dan mulai mengadopsi visi dan cita-cita dari orang Ibrani satu-satunya yang ia kenal hari itu. Adakah kita merelakan semua cita-cita, impian dan visi kita pribadi dan menggantinya dengan cita-cita, impian dan visi yang dari Tuhan sendiri?
  • Rut ikut bermalam ke mana pun Naomi bermalam. Kesetiaan Rut bukan saja pada level cita-cita dan impian, namun pada waktu-waktu tersulit, masa-masa yang gelap, ia tetap setia dan tidak meninggalkan Naomi. Yonatan yang walaupun memiliki ikatan jiwa dengan Daud, namun tidak pernah menemani malam-malam panjang Daud dalam pengembaraan karena dikejar Salomo. Yonatan memilih tinggal di istana raja, sehingga ketika Daud menjadi raja, Yonatan tewas dan tidak menjadi "orang nomor dua"nya Daud. Berbeda dengan Rut yang menempah apapun yang ditempuh Naomi.
  • Rut menanggalkan identitasnya. Setiap kebangsaan, kesukuan dan kebudayaan memiliki pride atau kebanggaannya sendiri. Namun Rut membuang semua kebanggan Moabnya dan memilih menjadi umat pilihan berdasarkan imannya.
  • Rut mempercayai Allah yang hidup. Kesetiaan Rut penuh totalitas, bukan saja identitas kewarganegaraannya saja yang diubah, namun yang disembahnya pun diubah. Ia mempercayakan seluruh kehidupannya kepada Allah Jehovah dan berpaling secara total dari ilah-ilah lain. Adakah kita sebagai orang percaya telah mempercayai Allah sepenuhnya tanpa mengandalkan ilah-ilah lain?

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.