Thursday, September 8, 2011

Jurnal SHRK September 2011 - Hari ke-3

"Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana." - Perempuan Sunem di Kitab 2 Raja-Raja 4:9-10

Sisi lain dari Divine Connection adalah memberi serta melakukan segala sesuatu di atas rata-rata. Awalnya Perempuan Sunem hanya menjamu Elisa untuk makan sebelum abdi Allah itu melanjutkan perjalanannya kembali. Hingga suatu waktu terbuktilah dugaan Perempuan Sunem itu bahwa Elisa seorang abdi Allah yang kudus. Dia menyadari bahwa sebuah koneksi ilahi telah tersedia di depan mata, dan tanpa ragu Perempuan Sunem beserta suaminya sepakat untuk mebuat sebuah kamar lengkap dengan segala isinya. Perempuan Sunem beserta suaminya tersebut tidak lagi hanya memberi makan, namun melakukan sesuatu yang jauh lebih besar daripada biasanya.

Ev. Iin Tjipto menceritakan bahwa ini bukan lagi masa untuk mengandung, melainkan masa untuk melahirkan. Sudah selesai bagi Tuhan untuk mengandung. Jika dalam ukuran kandungan manusia adalah 9 bulan 10 hari, saat ini bahkan sudah lebih daripada itu. Dan sebagai tanda elegan yang Tuhan nyatakan, sebuah tim pendaki gunung telah tiba di puncak Pegunungan Elbrus pada tanggal 16 Agustus 2011 lalu dan menancapkan panji Indonesia Baru tepat pada tanggal 17 Agustus 2011. Sebagai catatan, Pelayanan Bahtera didirikan melalui sebuah pertemuan pada tanggal 16 Agustus 2005 dan diresmikan oleh Tuhan sendiri pada tanggal 17 Agustus 2005 (tepat 60 tahun Indonesia Merdeka).

Namun tidak hanya penancapan panji di Pegunungan Elbrus, 1 September 2011 tim pendaki juga menancapkan panji tepat di puncak Pegunungan Delani (McKinley - Alaska). Kedua puncak pegunungan tersebut merupakan puncak pegunungan paling utara di dunia dan telah tertaklukkan dalam anugerah-Nya. Kedua puncak pegunungan tersebut merupakan dua di antara delapan puncak dunia di tiap benua masing-masing. (Seven Summits - Wikipedia).

Melalui berbagai tanda ini, kita diharap mengerti dan memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi, apa yang sebenarnya Tuhan sedang perbuat. Bahwa Tuhan sedang menantikan kita, namun BUKAN di gereja-gereja, maupun di kamar-kamar doa kita dalam keputusasaan dan kekecewaan. Tuhan menanti kita di jalan-jalan, di sekolah-sekolah, di kolong-kolong jembatan dan tempat-tempat penuaian lainnya. Dia sedang siap untuk "beraksi" memuntahkan dengan dahsyat kuasa untuk mendatangkan lawatan bagi jiwa-jiwa sebab waktunya sudah amat sangat singkat.

Dalam Koneksi Ilahi terdapat sebuah hubungan yang amat unik, simaklah cerita Perempuan Sunem dengan Nabi Elisa lebih lanjut, perhatikan bagaimana keduanya bersikap. Mereka tidak banyak bicara, namun saling memahami amat dalam. Tanpa diminta, Perempuan Sunem mebuatkan kamar yang lengkap dengan isinya. Tanpa diutarakan, Elisa mendoakan apa yang dirindukan Perempuan Sunem tersebut - seorang anak. Dan ketika suatu saat anak tersebut sakit dan mati, Perempuan Sunem menyerahkan balik kepada Elisa dengan penuh iman tanpa mengeluh sepatah kata pun. Karena dia mengerti adanya covenant (perjanjian) di dalam putranya. Dan sekalipun Tuhan menyembunyikan perkara ini dari Elisa, abdi Allah itu memahami kepedihan hati Perempuan Sunem tanpa perlu diperkatakan. Inilah Divine Connection.

Jadi Sesuai Kepada Siapa Kita Memberi

"Dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul." - Kisah Para Rasul 4:35-37

Putra Perempuan Sunem konon pada saat dewasa menjadi seorang abdi Allah juga, dan kita mengetahuinya sebagai Nabi Habakuk. Begitu pula ketika Barnabas memberi semua uang hasil penjualan ladang kepada para rasul, ia pun terhitung sebagai rasul Allah. Namun semua ini dibutuhkan dengan level ketulusan dan pengorbanan yang lebih dan di atas rata-rata.

Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.