Monday, November 7, 2011

Tanggung Jawab Yang Ekstrim

"Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu." ... Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan." - Ibrani 12:18-29

Kegoncangan demi kegoncangan akan kita hadapi terutama mulai tahun 2012 nanti. Dan di dalam Tuhan, kita akan semakin terbukti bahwa kitalah generasi yang tak tergoncangkan. Namun untuk menjadi generasi yang tak tergoncangkan tidaklah mudah, ada syaratnya. Sadarilah kelemahlembutan dan kasih Tuhan yang tak berkesudahan adalah salah satu sisi-Nya yang menyenangkan. Namun ketegasan, kekudusan, dan kemuliaan-Nya bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan. Ada kalanya Tuhan bagai sebuah gunung yang tak dapat disentuh karena protokoler-Nya yang sedang teraktivasi. Dan barangsiapa melanggar, bahkan binatangpun akan dirajam sampai mati. Semua hamba-Nya telah menyaksikannya, dari Musa, Harun, Daud, Uza yang juga harus mati, hingga Ananias & Safira di zaman awal Gereja.

Ada tanggung jawab yang berat, jika kita tidak mau menyebutnya dengan sebutan ekstrim, yang harus ditanggung Gereja bersama dengan Roh Tuhan. Tanggung jawab ini bukan sekedar prioritas, namun memiliki urgensi besar karena waktu yang amat singkat. Pekerjaan yang besar, yang hanya bisa dikerjakan oleh mereka yang disebut jemaat anak-anak sulung - generasi yang memiliki kemampuan untuk mewarisi yang besar dari Tuhan. Generasi yang bukan sekedar tidak memikirkan dirinya sendiri, namun melakukan DENGAN TEPAT apa yang Tuhan mau, TANPA menjadi kecewa bahkan menolak Dia. Generasi yang lebih memilih didikan Tuhan daripada berkat-berkat-Nya. Memilih untuk mendengar daripada didengar.

Sisi "kelam" Tuhan memang sulit dimengerti dan sering menimbulkan kesalahpahaman. Dan kesalahpahaman dapat menjadi awal kekecewaan kita terhadap Dia. Namun ketahuilah bahwa semua pahlawan-Nya harus berhadapan dengan sisi "kelam" tersebut SAMPAI SELESAI. Yusuf menjadi budak dan bahkan dipenjara sebelum memenuhi takdirnya. Begitu juga Daud yang harus menghadapi kejaran Saul. Bahkan Tuhan Yesus yang harus disalib dan DITINGGALKAN BAPA. Mereka tidak menjadi kecewa dan menolak Allah, bahkan kemuliaan Tuhan menjadi nyata dalam kehidupan mereka dan kemuliaan mereka pun menjadi menjadi nyata dengan segera.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.