Tuesday, November 29, 2011

Jurnal SHRK 12.2011 - Hari ke-1

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." - Galatia 6:9

Betapa pentingnya untuk Finish Strong! Betapa pentingnya untuk tidak menjadi lemah, apalagi menjelang garis akhir dan memasuki masa yang baru. Karena tuaian hanya dapat dilakukan saat kita tetap kuat. Dalam perjalanan iman kita, visi yang kita dapatkan akan melalui sebuah tahap dimana visi tersebut akan kelihatan mati, akan kelihatan mustahil untuk terwujud karena keadaan yang terjadi saat ini. Namun saat kita memilih untuk tidak menjadi lemah dan tetap kuat di dalam Tuhan, pada saatnya apa yang kelihatan sudah mati pasti akan dihidupkan kembali.

Dan untuk mencapai garis akhir dengan kuat, setiap orang percaya harus menyadari sebuah muslihat yang bahkan menyebabkan Lucifer, yang awalnya adalah seorang malaikat yang demikian indah dan ajaib berubah menjadi iblis yang demikian mengerikan.

Simaklah kisah di Kitab Bilangan pasal 25. Dikisahkan bahwa bangsa Israel jatuh dalam perzinahan dengan perempuan-perempuan Moab dan berpasangan dengan Baal-Peor di Sitim. Karena dosa besar itu, murka Tuhan bangkit dan mengakibatkan dua puluh empat ribu nyawa melayang. Ada pun "tersangka" utama yang akhirnya dihukum ialah Zimri bin Salu - pemimpin salah satu puak orang Simeon dan Kozbi binti Zur - putri seorang kepala puak di Midian. Ada pun arti nama-nama tersebut: Baal - master atau tuan; Peor - gap atau celah; Zimri - make music atau sanjungan; Salu - value atau nilai yang berbobot dan Kozby - palsu, penipuan dan penyesatan.

Zimri bin Salu adalah gambaran orang percaya yang memulai dengan baik. Gambaran orang percaya yang menyanjung / menyembah Tuhan dengan suatu nilai yang berbobot. Namun di tengah perjalanan imannya, ia disesatkan oleh hatinya sendiri dan pada akhirnya penyembahan yang dilakukan menjadi menyimpang dan menimbulkan celah untuk jatuh dan menjadi lemah. Orang percaya tidak boleh membiarkan hayatnya yang kudus menjadi bocor dan jatuh dalam penyesatan sehingga melemahkan kehidupannya. Bukankah yang Tuhan kehendaki adalah kita semua menuai pada waktunya?

Apa yang Tuhan kehendaki di detik-detik terakhir adalah bahwa anak-anak-Nya tetap setia dan kuat, tidak menjadi kecewa dan lemah dalam pertandingan iman ini dengan tidak jemu-jemu melakukan apa yang menjadi bagian dan tanggung jawabnya masing-masing. Tuhan menyertai kita semua BUKAN untuk meniadakan pertandingan yang sedang berlangsung atau menggantikan diri kita sehingga kita berhenti bertanding. Namun penyertaan-Nya untuk menguatkan kita sekalipun dalam kelemahan kita tidak undur dari persekutuan dalam kematian-Nya sehingga kita memperoleh bagian dalam kebangkitan-Nya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.