Monday, February 27, 2012

Pemulihan Dari Cacat Di Masa Lalu - Perkara Afek

"Ketika Elisa menderita sakit yang menyebabkan kematiannya, datanglah Yoas, raja Israel, kepadanya dan menangis oleh karena dia, katanya: 'Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!' Berkatalah Elisa kepadanya: 'Ambillah busur dan anak-anak panah!' Lalu diambillah busur dan anak-anak panah. Berkatalah ia kepada raja Israel: 'Tariklah busurmu!' Lalu ia menarik busurnya, tetapi Elisa menaruh tangannya di atas tangan raja, serta berkata: 'Bukalah jendela yang di sebelah timur!' Dan ketika dibukanya, berkatalah Elisa: 'Panahlah!' Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: 'Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap.' Sesudah itu berkatalah ia: 'Ambillah anak-anak panah itu!' Lalu diambilnya. Setelah diambilnya, berkatalah Elisa kepada raja Israel: 'Pukulkanlah itu ke tanah!' Lalu dipukulkannya tiga kali, kemudian ia berhenti. Tetapi gusarlah abdi Allah itu kepadanya serta berkata: 'Seharusnya engkau memukul lima atau enam kali! Dengan berbuat demikian engkau akan memukul Aram sampai habis lenyap. Tetapi sekarang, hanya tiga kali saja engkau akan memukul Aram.'" - 2 Raja-Raja 13:14-19

Kata "di sebelah Timur" dalam bahasa Ibrani juga berarti sesuatu yang di masa lalu. Sedangkan Afek adalah sebuah tempat yang memiliki catatan sejarah yang tidak baik bahkan menyakitkan hati Tuhan berkaitan dengan apa yang telah diperbuat oleh bangsa Israel. Berikut ini adalah sejarah dan beberapa perkara tersebut:

"Setelah Yosua menjadi tua dan lanjut umurnya, berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Engkau telah tua dan lanjut umur, dan dari negeri ini masih amat banyak yang belum diduduki. Inilah negeri yang tertinggal: segenap wilayah orang Filistin ... seluruh negeri orang Kanaan dan Meara, kepunyaan orang Sidon, sampai ke Afek, sampai ke daerah orang Amori; ... Aku sendiri akan menghalau mereka dari depan orang Israel; hanya undikanlah dahulu negeri itu di antara orang Israel menjadi milik pusaka mereka, seperti yang Kuperintahkan kepadamu. Oleh sebab itu, bagikanlah negeri ini kepada suku yang sembilan itu dan kepada suku Manasye yang setengah itu menjadi milik pusaka mereka." -  Yosua 13:1-7

Menjelang akhir hidup Yosua, masih banyak tugas penaklukan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel. Wilayah-wilayah yang masih harus dikuasai telah dijamin Tuhan akan diserahkan kepada umat pilihan-Nya. Namun bangsa Israel malah menyia-nyiakan kesempatan dan berkat yang Tuhan sediakan. Berkali-kali terjadi peristiwa yang amat mendukakan hati Tuhan berkaitan dengan Afek.

"Sesudah Yosua mati, orang Israel bertanya kepada TUHAN: 'Siapakah dari pada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk berperang melawan mereka?' ... Suku Asyer tidak menghalau penduduk Ako, penduduk Sidon serta Ahlab, Akhzib, Helba, Afek dan Rehob, sehingga orang Asyer itu diam di tengah-tengah orang Kanaan, penduduk asli di negeri itu, sebab orang-orang itu tidak dihalaunya." - Hakim-Hakim 1:1, 31-32

"Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek." - 1 Samuel 4:1b

"Pegawai-pegawai raja Aram berkata kepadanya: 'Allah mereka ialah allah gunung; itulah sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka. ... Dalam tahun yang berikutnya Benhadad memeriksa barisan orang Aram, lalu ia maju ke Afek untuk berperang melawan orang Israel. ... Maka tampillah abdi Allah dan berkata kepada raja Israel: 'Beginilah firman TUHAN: Oleh karena orang Aram itu telah berkata: TUHAN ialah allah gunung dan bukan allah dataran, maka Aku akan menyerahkan seluruh tentara yang besar itu ke dalam tanganmu, supaya kamu tahu, bahwa Akulah TUHAN.' ... Orang-orang yang masih tinggal melarikan diri ke Afek, ke dalam kota, tetapi temboknya roboh menimpa kedua puluh tujuh ribu orang yang masih tinggal itu. Sementara itu Benhadad melarikan diri dan masuk ke kota, dan bersembunyi dari satu kamar ke kamar yang lain. ... Orang-orang itu menganggap hal itu sebagai tanda yang baik, maka segeralah mereka berpegang pada perkataannya itu, lalu berkata: 'Memang saudaramu Benhadad!' Sesudah itu berkatalah Ahab: 'Pergilah, ambil dia!' Jadi keluarlah Benhadad mendapatkan dia, lalu diajak naik ke atas kereta. Kata Benhadad kepadanya: 'Kota-kota yang telah diambil bapaku dari pihak bapamu akan kukembalikan; engkau boleh juga membuat pasar bagimu di Damsyik, seperti yang dibuat bapaku di Samaria.' 'Dan aku sendiri,' kata Ahab, 'akan membiarkan engkau pergi dengan perjanjian.' Lalu ia mengadakan perjanjian dengan dia dan membiarkannya pergi. ... Kata nabi itu kepadanya: 'Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah membiarkan lolos orang yang dikhususkan bagi-Ku untuk ditumpas, maka nyawamu adalah ganti nyawanya dan rakyatmu ganti rakyatnya.' Lalu raja Israel pergi ke istananya dengan kesal hati dan gusar, maka sampailah ia di Samaria." - 1 Raja-Raja 20:23-43

Jadi, di mata Tuhan perkara-perkara yang menyakitkan hati-Nya yang berkaitan dengan Afek adalah:
1. Jatah yang tidak diambil / disia-siakan (oleh Suku Asyer).
2. Tabut Allah yang dirampas (ketika orang Israel berperang dengan bangsa Filistin).
3. Perintah tidak tuntas dikerjakan (raja Ahab mengkhianati Tuhan dengan melepaskan bahkan mengadakan perjanjian dengan Benhadad).

Kali itu Yoas dengan petunjuk Elisa diberikan kesempatan emas untuk menuntaskan perkara Afek. Tuhan berjanji dan menjamin kemenangan Israel atas Aram, bahkan Aram dijanjikan akan habis lenyap. Dengan Yoas memukulkan anak panah ke tanah dalam jumlah tertentu, maka Aram akan jatuh ke tangannya. Tindakan memukul anak panak ke tanah itu sama dengan tindakan menginjakkan telapak kaki, karena hasilnya sama seperti yang Tuhan maksud, yaitu semua yang dipanahkan atau diinjak akan menjadi milik.

"Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu. Tidak ada yang akan dapat bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Allahmu, akan membuat seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, seperti yang dijanjikan TUHAN kepadamu." - Ulangan 11:24-25

Namun akhirnya Yoas pun tidak menuntaskan Aram dan perkara Afek tetap menggantung hingga sekarang. Ketika Elisa menyuruh Yoas untuk memukul anak panah ke tanah, Yoas hanya memukul 3 kali. Sedangkan jumlah yang diharapkan minimal 5-6 kali. Jumlah ini kelihatan awam bagi orang biasa, namun bagi raja Yoas, jumlah tersebut adalah keharusan. Mengapa? Karena Yoas tahu seberapa besar Aram dengan segala kekuatan militernya dan dia telah menerima janji bahwa Tuhan akan menghabislenyapkan Aram, jadi seharusnya Yoas paham berapa kali pertempuran yang harus dilakukan untuk menggempur Aram sampai habis lenyap. Elisa gusar karena Yoas ceroboh dan menganggap remeh. Kecerobohan Yoas disebabkan karena ia tidak menyembah dan bergaul dengan Tuhan, melainkan seorang penyembah berhala. Jadi jelas baginya untuk tidak menangkap maksud Tuhan dengan sempurna.

Pesan Tuhan kali ini adalah peganglah anak panah itu dan gunakanlah telapak kaki kita, semua kegagalan kita di masa lalu hendak Tuhan selesaikan hingga tuntas, supaya jatah yang telah Tuhan sudah sediakan sejak awalnya bagi setiap kita tidak hilang, melainkan diperoleh semuanya sehingga setiap kita menggenapi semua yang dijanjikan-Nya hingga mencapai garis akhir dengan kuat. Dan semuanya itu dapat tercapai dengan bergaul karib dengan Raja segala raja yang memberikan kemenangan dengan gilang gemilang.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.