Wednesday, March 28, 2012

Perkenanan Tuhan Adalah Segalanya

"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya ... Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri." - Efesus 5:25-28

Dulu ada seorang teman saya berkata bahwa Tuhan itu luas tiada batas, dan jika dijabarkan dalam kata-kata dan tulisan maka tidak akan ada habisnya. Namun jika bisa digambarkan dalam satu kata saja, maka kata itu adalah KASIH, karena Allah adalah kasih, katanya.

Saya kurang setuju dengan pendapatnya, karena kasih itu hanya mewakili sebagian besar dari Allah, sebab firman-Nya tertulis bahwa kasih menutupi banyak pelanggaran. Namun kata "kasih" belum mencakup keseluruhan Allah. Dan jika saya harus menyimpulkan Allah dalam satu kata saja, maka kata yang menurut saya paling tepat adalah SEGALANYA. Yes, He is EVERYTHING! Bukan hanya kasih tapi Dia juga punya benci. Perhatikan Firman-Nya ini, "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku." - Lukas 14:26.

Tidak mengasihi isteri adalah pelanggaran. Tidak membenci isteri pun adalah pelanggaran. Bingung?
Mengasihi isteri adalah tindakan murid Kristus. Membenci isteri pun adalah tindakan murid Kristus. Tambah bingung?

Ini realita iman dan kebijaksanaan rohani yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita, bahwa kita tidak tahu sesungguhnya kapan harus mengasihi dan kapan harus membenci orang-orang yang sama, ya isteri, ya suami, ya anak-anak, ya orang tua, ya saudara-saudari kita. Apakah ketika mereka baik maka kita mengasihi dan ketika mereka menjengkelkan maka kita membenci? Tentu bukan begitu yang Tuhan kehendaki.

Tidak ada formula yang baku untuk mengasihi dan membenci semuanya itu selain kita bergaul karib dengan Tuhan. Dia yang paling mengerti kapan waktu yang tepat untuk semuanya itu. Firman yang kita baca, pada akhirnya hanyalah logos yang mati dan bahkan mematikan jika tanpa disertai dengan rhema dari Roh-Nya yang kudus. Dan pergaulan yang erat dengan-Nya akan membuat kita semakin bergantung dengan-Nya, dan kita semakin menyadari bahwa pengertian dan kebenaran diri kita sendiri sesungguhnya tidak ada artinya, bahkan bisa mencelakakan hidup kita. 

Ada pepatah pewahyuan yang sangat bijaksana dari Tuhan:
Orang yang diurapi, belum tentu Aku sertai. Orang yang Kusertai, belum tentu Kusayang. Orang yang Kusayang, belum tentu Aku berkenan. Aku mencari orang-orang yang mengejar perkenanan-Ku.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.