Wednesday, July 17, 2013

Jurnal SHRK Juli 2013 - Hari Ke-2

Sang Penjungkirbalik Dunia

Suatu kali Tuhan memperlihatkan dua jenis transportasi udara, yakni sebuah helikopter dan sebuah pengangkut kargo udara berukuran sangat besar (sejenis C-5, C-130 atau Antonov) yang bahkan mampu mengangkut truk tronton, tank atau kendaraan berat lainnya. Tuhan mengarahkan pikiran atas landasan yang diperlukan untuk kedua jenis kendaraan udara tersebut. Untuk sebuah helikopter, bahkan tidak diperlukan landasan karena hanya dengan mengambang di udara, helikopter tetap dapat menaikkan atau menurunkan muatannya.


C-5 Aircraft

Namun berbeda dengan pesawat jenis C-5 yang demikian besar dalam ukuran volume dan demikian kuat dalam ukuran tenaga, sehingga dibutuhkan landas pacu yang demikian kuat, besar dan sangat panjang untuk menerbangkan maupun mendaratkan pesawat tersebut. Dan itulah Rasul Paulus dengan segala sepak terjangnya yang menjungkirbalikkan dunia melalui Injil Kristus di awal Zaman Kasih Karunia.

"And last of all He appeared to me also, as to one prematurely and born dead [no better than an unperfected fetus among living men]. For I am the least [worthy] of the apostles, who am not fit or deserving to be called an apostle, because I once wronged and pursued and molested the church of God [oppressing it with cruelty and violence]. But by the grace (the unmerited favor and blessing) of God I am what I am, and His grace toward me was not [found to be] for nothing (fruitless and without effect). In fact, I worked harder than all of them [the apostles], though it was not really I, but the grace (the unmerited favor and blessing) of God which was with me." - 1 Corinthians 15:8-10 (Amplified Version)

"Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, yang prematur dan lahir mati (tidak lebih baik dari janin yang cacat di antara yang hidup). Karena aku yang paling tidak layak di antara para rasul, tidak cocok atau pantas disebut seorang rasul, karena aku bersalah dan mengejar dan menganiaya gereja Tuhan (menindas dengan kekejaman dan kekerasan). Namun karena anugerah (perkenanan dan berkat yang tidak sepantasnya) dari Tuhan, aku sebagaimana aku ada, dan anugerah-Nya bagiku tidak ditemukan sia-sia (tidak berbuah dan tanpa dampak). Faktanya, aku telah bekerja lebih keras daripada semua rasul, meskipun itu bukan benar-benar aku, melainkan anugerah Tuhan (perkenanan dan berkat yang tidak sepantasnya) yang menyertai aku." - 1 Korintus 15:8-10

Rasul Paulus mengawali pelayanannya dengan kondisi yang sedemikian rupa kontrasnya dengan hasil akhir pelayanannya. Kekontrasan itu bahkan tampak jelas dibandingkan dengan semua rasul lainnya, dan tidak mengherankan bahwa ia disebut yang terbaik kedua setelah Tuhan Yesus sendiri dan dua pertiga dari Perjanjian Baru ditulis oleh dirinya sendiri. Pertanyaannya, mengapa bisa demikian dahsyatnya? (insert kanan: Antonov Aircraft)

Salah satu keistimewaan Rasul Paulus adalah ia memiliki baik kesadaran akan dirinya sendiri maupun kesadaran akan Tuhan, kesadaran yang sedemikian rupa sehingga ia rela untuk dirinya dibangun dan dibentuk serta dididik sampai mampu sejalan dengan semua kehendak Kristus hingga perkara-perkara yang ekstrim sekalipun. Tidak ada tokoh lain yang lebih ekstrim daripada Rasul Paulus, namun di saat yang sama tetap seimbang dan sejalan dengan kehendak Kristus. Ini sama seperti pesawat C-5 yang memiliki ukuran ekstrim, untuk mengangkut bobot yang ekstrim namun tetap bisa lepas landas, terbang dan mendarat dengan seimbang.

"Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." - Filipi 3:8-11

Rasul Paulus membahasakan tulisannya dengan gaya yang ekstrim karena memang ia menghidupkan apa yang ia tuliskan dengan cara yang ekstrim pula. Keekstriman yang sejalan dengan kehendak Tuhan inilah yang menghasilkan daya jungkir balik yang dahsyat terhadap dunia di sekitarnya. Surat kepada jemaat di Filipi merupakan bagian akhir dari pelayanan dan kehidupannya, dan sampai saat itu ia bahkan memiliki kehausan yang ekstrim untuk mengenal Tuhan dan menjadi serupa dengan Kristus sampai ia dapat memperoleh kebangkitan yang sama dan Kristus menjadi sedemikian nyata dalam hidupnya.

Rasul Paulus tidak pernah memilih jalan yang mudah, jalan yang ditempuhnya adalah jalan kemustahilan dan keajaiban. Hal ini karena ia memiliki kedalaman pemahaman dan kesadaran yang tinggi bahwa anugerah yang telah ia terima harus ia kembalikan sesuai dengan kehendak Empunya anugerah tersebut. Apa yang Tuhan anggap berharga, seringkali dianggap sampah oleh dunia. Begitu juga apa yang dunia anggap berharga, Tuhan anggap sampah. Dan Rasul Paulus melihat sebagaimana Tuhan melihat. Bagaimana dengan kita, Generasi Penuntas dan Generasi Penakluk Dunia?

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.