Wednesday, September 17, 2014

Ayin Hey 5775 - Vol. 1: Sang Pengemban Takdir

Sejak pertengahan 2013, Tuhan telah mengatakan bahwa Ayin Hey 5775 dan 2015 akan menjadi Tahun Yang Melampaui Segala Akal (The Year Which Surpasses All Understanding). Dan lebih dari setahun pewahyuan-Nya itu terus menjadi perenungan tersendiri bagi saya. Tahu firman-Nya namun belum sepenuhnya paham. Sering mendengar gemanya namun bukan jaminan mengerti yang dimaksudkan-Nya. Dan ketika saya terus kejar lebih jauh akan maksud pernyataan-Nya yang cenderung misterius itu, Tuhan menegaskan demikian:


"Selama ini, semua anak-Ku tahu, melihat dan alami anugerah-Ku berkali-kali, dan mudah bagi anak-anak-Ku berkata bahwa semua hanya karena anugerah-Ku, namun hampir tidak ada seorangpun yang benar-benar paham akan anugerah yang sesungguhnya sesuai dengan yang Aku mau. 

Karena pada dasarnya jiwa kalian telah cemar oleh buah dari Pohon Pengetahuan sehingga pada titik-titik tertentu terkadang hal itu dapat berakibat fatal bagi destiny kalian. Akulah Pohon Kehidupan dan Sumber Hayat Sejati, Anugerah Yang Tak Terukur, selama kalian tinggal di dalam Aku dan rhema-Ku tinggal di dalam kalian, maka kalian akan berbuah semakin lebat. Inginkanlah terus didikan-Ku senantiasa lebih dari segalanya, lebih dari berkat atau karunia apapun juga, karena hanya didikan yang akan membuat kalian hidup semakin sesuai dengan yang Kukehendaki.

Pada Ayin Hey 5775 dan 2015 ini, Aku akan membawa banyak dari anak-anak-Ku naik kepada level yang baru, akan ada banyak selubung yang disingkirkan, sehingga ada pengenalan akan Tuhan yang lebih lagi. Aku akan mengadakan perjumpaan demi perjumpaan secara pribadi, sehingga anak-anak-Ku memiliki sikap yang pantas, Kingdom Attitude, yang pada akhirnya menjadikan banyak dari anak-anak-Ku layak memerintah bersama dengan-Ku. Belajarlah, simaklah lebih lagi, dan tariklah banyak pelajaran semaksimal mungkin dari hamba-hamba-Ku." 

"Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.' Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: 'Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.'" - Kejadian 17:1-8

Di dalam sejarah manusia, pasangan pertama (dan mungkin pasangan satu-satunya) yang kepada mereka Tuhan tambahkan atau ubahkan dengan unsur Hey (ה) kepada nama mereka adalah Abram (אברם) dan Sarai (שרי), sehingga nama mereka menjadi Abraham (אברהם) dan Sarah (שרה). Hey yang salah satu maknanya berarti Nafas Kehidupan dari Roh-Nya "dihembuskan" kepada Abram dan Sarai sama seperti ketika Tuhan menghembuskan nafas-Nya kepada Adam dan Hawa. Itu sebabnya, Ayin Hey 5775 disebut juga sebagai The Breath Giving Year, sekaligus The Breath Taking Year.

Kedua pasangan suami istri ini diberi nafas kehidupan-Nya karena mereka merupakan pokok (pioneer) dari sebuah destiny besar pada zamannya masing-masing. Adam merupakan bapa dari segala umat manusia, sedangkan Abraham merupakan bapa dari sejumlah besar bangsa. Namun jika kita simak lebih jauh ada perbedaan yang begitu mendasar di antara keduanya dalam kaitan dengan penganugerah Hey ini.

Adam memperoleh nafas kehidupan di awal perjalanan destiny-nya dan kemudian ia jatuh ke dalam dosa sehingga harus menanggung akibat yang begitu berat. Sebaliknya Abraham bersama dengan Sarah mengalami kejatuhan lebih dahulu dalam kasus Hagar dan Ismael, barulah kemudian Hey itu diberikan kepada mereka. Dari perbedaan inilah, sesungguhnya Tuhan sudah bicara banyak hal mengenai arti anugerah yang sesungguhnya.

Abram memiliki awal yang istimewa ketika memulai perjalanannya dengan Tuhan secara pribadi. Ia lahir dari keluarga penyembah berhala, bahkan ayahnya adalah seorang penjual patung-patung berhala di Ur. Namun sejak awal Abram telah menentukan sikap untuk tidak mengikuti jejak leluhurnya. Ia memiliki ketetapan iman yang sungguh untuk mengambil sikap yang sama sekali kontra dengan keluarganya. Tidak hanya di situ. Ketika Tuhan menyuruhnya ia keluar dari rumah ayahnya tanpa tahu ke mana akan Tuhan bawa, ia sanggupi tanpa mempertanyakan sedikitpun. Begitu juga ketika ia harus berpisah dengan keponakannya, Lot dan Lot memilih tempat yang kelihatan lebih menjanjikan saat itu, Abram sama sekali tidak membatalkan pilihan Lot. Bahkan ia tetap menyelamatkan nyawa Lot dan keluarganya, ketika mereka tertawan.

Begitu juga dengan kecerdasan rohaninya, Abram memiliki pengertian dan pengenalan akan Tuhan yang sedemikian rupa sehingga ketika Melkisedek datang menyambutnya, ia mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hartanya. Dan ketika raja Sodom menawarkan harta kekayaan yang lain, Abram dengan tegas menolak sambil berkata, "Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya. Kalau aku, jangan sekali-kali!" Sungguh luar biasa.

Dan sebagai balasan atas sikapnya yang demikian istimewa, Tuhan menaikkan lebih lagi levelnya dan mengajaknya membuat sebuah perjanjian yang luar biasa istimewa, yakni sebuah bangsa pilihan lengkap dengan tanah airnya. Namun setelah itu, apa yang dulu pernah dilakukan Hawa terhadap Adam, diulang oleh Sarai kepada Abram. Jika sebelumnya adalah buah dari Pohon Pengetahuan, maka Sarai menyodorkan Hagar kepada Abram. Sampai di sini, kita melihat kejatuhan yang serupa antara Adam dan Abram.

Sarai mulai menyesali perbuatannya, dan ia merasa terhina dengan perubahan sikap Hagar, Sarai tidak langsung bertindak, melainkan melaporkan kepada Abram, yang juga adalah tuannya. Dan hebatnya adalah, Abram sama sekali tidak menyalahkan Sarai dengan membangkit-bangkit kesalahannya ketika dulu menyodorkan Hagar. Abram hanya mengingatkan apa yang menjadi haknya Sarai dan tetap menganggap Hagar sebagai hambanya. Ini sikap yang sama sekali berbeda dengan Adam yang ketika itu menyalahkan Hawa sekaligus Tuhan yang memberikan Hawa kepada Adam. Dan lebih daripada itu, baik Abram maupun Sarai harus menanggung sifat cemburu Tuhan dalam "kebisuan"-Nya selama 13 - 14 tahun.

Dalam "kebisuan" selama belasan tahun, Tuhan mendapati Abram tetap setia dan tidak menjadi kecewa. Hagar, Ismael dan "kebisuan" Tuhan telah membawa didikan yang lebih lagi bagi Abram juga Sarai. Dan ketika Tuhan berkenan tampil lagi dan kali ini sebagai El-Shaddai (אל שדי) di hadapan Abram dan hendak meneguhkan perjanjian-Nya, dengan berkata, "Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak," Abram tidak sumringah dan bersikap jumawa. Justru sebaliknya, ia bersujud di hadapan Tuhan. Dan di sinilah Hey dianugerahkan sebagai jaminan bagi Abraham dan Sarah untuk menggenapi destiny mereka hingga tuntas, sekalipun saat itu keadaan fisik mereka sudah mustahil. Maka kita paham sekarang, bahwa Hey-Nya mampu mengubah sebuah kemustahilan menjadi sebuah keajaiban yang fenomenal!

Sunat Dan Keistimewaan Delapan

Sebagai respon yang tepat atas jaminan yang baru diberikan-Nya, Tuhan mewajibkan sunat bagi Abraham, semua laki-laki yang bersamanya dan semua bayi laki-laki yang lahir di dalam rumahnya. Sunat dituntut Tuhan sebagai fondasi bagi perjanjian-Nya dengan Abraham. Rasul Paulus pernah mengatakan, "Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah." 

Jadi sunat (hati) berbicara tentang pembersihan dan pemurnian dari waktu ke waktu supaya hati kita tetap fokus kepada Tuhan dan tidak menyimpang ketika promosi demi promosi dan berkat demi berkat terus mengalir dalam kehidupan kita. Dengan bersunat hati inilah maka ciptaan yang baru dan segala sesuatu yang baru yang dari Tuhan, akan terus dapat kita nikmati setiap hari sejalan dengan penggenapan destiny kita. Itulah sebabnya, sunat dilakukan pada seorang bayi ketika berumur 8 hari. Bahwa ketika seorang bayi telah menjadi sempurna selama 7 hari pertama, maka dengan bersunat di hari ke-8, bayi tersebut memperoleh awal yang baru (new beginning) sebagai ciptaan yang baru dan yang lama telah berlalu bersama dengan kulit khatannya.

Hadiah terbaik yang dapat kita harapkan dari Tuhan di tahun baru Ayin Hey 5775 dan 2015 ini adalah didikan-Nya lebih dan lebih lagi, sebagai proses penyunatan hati dan jiwa kita dari waktu ke waktu. Dalam didikan terdapat pembaharuan akal budi, pembaharuan mentalitas, pembaharuan cara pandang dan pembaharuan sikap hati. Sebab dalam pembaharuan-pembaharuan inilah, kita menjadi ciptaan baru yang sejati.

Masa Daud & Salomo akan segera menjadi nyata dan dalam sekejap kejadiannya di Ayin Hey 5775 dan 2015 ini. Namun kita tahu bahwa ada perbedaan yang begitu ekstrim antara akhir kehidupan Daud dengan akhir kehidupan Salomo. Padahal dalam Mazmur-nya, Daud hanya merindukan satu hari diam di Pelataran (BUKAN Ruang Kudus maupun Ruang Mahakudus), sedangkan Salomo mendirikan Bait Suci pertama lengkap dengan semua isi dan rinciannya dengan segala kemegahan. Apa yang sesungguhnya hilang dari Salomo, apa yang sesungguhnya Salomo tidak temui dalam segala kemegahannya sehingga jiwanya hampir saja terhilang dalam kemegahannya sendiri?

Salomo adalah sebuah legenda hikmat yang luar biasa, sebab ia memiliki segalanya, ia mengetahui segalanya, dan ia menikmati segalanya. Namun Salomo juga sebuah legenda ironi yang mengerikan, karena dalam segalanya itu, ia malah berkata bahwa segala sesuatunya adalah sia-sia. Lebih lanjut lagi ia mengatakan, "Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: 'Lihatlah, ini baru!'? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada." Salomo tidak menemukan Sang Baru (The New) dalam hidupnya, yakni Kristus sebagai manifestasi adi kodrati yang sempurna dari segala anugerah Bapa bagi semua anak-Nya. Bukankah kejatuhan Salomo diawali dari pertemuannya dengan Ratu Syeba? Sedangkan nama Syeba berarti tujuh.

Saya berdoa, biarlah di tahun yang baru ini kita kebaskan semua kebekuan, kekecewaan dan kepahitan yang selama ini membebani kita. Biarlah anugerah-Nya memampukan kita untuk memeluk, merangkul dan mengasihi didikan-Nya lebih lagi, sehingga destiny yang telah Tuhan tetapkan tidak mengalami pemotongan, melainkan makin tergenapi hingga puncaknya. L'Shanah Tovah! Rosh Hashanah. Happy Yom Teruah. Hashem Yevarech Otha!

Sungguh Didikan Tuhan Adalah Kehormatan Kami

Ayin Hey 5775 - Vol. 2: Satu Masa, Dua Masa, Dan Setengah Masa

Ayin Hey 5775 - Vol. 3: Kenangan Di Rumah Penderitaan

Ayin Hey 5775 - Vol. 4: Puncak Manifestasi Takdir Nusantara

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.