Friday, September 2, 2016

Ayin Zayin 5777 - Vol 1: Setelah Semuanya Itu

Tahun Pedang - Ayin Zayin 5777

Pedang selalu ingin tampil terhunus, selalu haus darah dan selalu butuh korban. Apalagi pedangnya ada tiga, sungguh sesuatu yang extraordinary. Penyandang pedang itu adalah Tuhan sendiri dan tidak ada damai, tidak ada ketenangan, tidak ada tentram. Terlebih lagi, situasi saat ini adalah masa-masa yang menentukan.

Barangsiapa menginisiasi dirinya sendiri untuk menjadi korban di atas mezbah, maka dialah yang akan memperoleh banyak kemudahan dalam situasi yang serba menyesakkan di Tahun Lembah Penentuan 5777 - 2017 ini. Dan jangan pernah berpikir untuk bisa melewati proses secara instan. Jangankan instan, menegosiasikan didikan dan pengorbanan saja sudah dianggap haram karena membangkitkan kecemburuan-Nya.

Tetap biarkan Tuhan menghalalkan segala cara-Nya untuk berbuat apapun sampai Dia mendapati Diri-Nya seutuhnya ada di dalam diri kita. Biarkan Dia mendapati diri kita selayaknya Dia bercermin melihat sepotong refleksi-Nya di dalam diri kita. Itulah kemuliaan yang Dia rindukan, melihat kita seperti melihat Diri-Nya sendiri.

Setelah Semuanya Itu

Di dalam sejarah manusia, pasangan pertama (dan mungkin pasangan satu-satunya) yang kepada mereka Tuhan tambahkan atau ubahkan dengan unsur Hey (ה) kepada nama mereka adalah Abram (אברם) dan Sarai (שרי), sehingga nama mereka menjadi Abraham (אברהם) dan Sarah (שרה). Hey yang salah satu maknanya berarti Nafas Kehidupan dari Roh-Nya "dihembuskan" kepada Abram dan Sarai sama seperti ketika Tuhan menghembuskan nafas-Nya kepada Adam dan Hawa. Itu sebabnya, Ayin Hey 5775 disebut juga sebagai The Breath Giving Year, sekaligus The Breath Taking Year

Hey (ה) diberikan kepada Abraham dan Sarah dengan tujuan supaya pasangan suami istri ini melahirkan seorang anak ilahi, seorang anak perjanjian (Vav - ו), yakni Ishak. Bukankah Vav-Nya itu membebaskan dan memerdekakan dan bertepatan dengan Tahun Pembebasan (Yobel Besar)? Ishak adalah bayang-bayang Yesus Kristus yang membebaskan orang dari kutuk dosa dan Musa, yang adalah man of God pertama yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Sungguh bukan sebuah kebetulan bahwa Yobel Besar 5776 ini bertepatan dengan Ayin Vav.

Dan tepat setelah Hey dan Vav maka maka selanjutnya berlakulah Zayin (ז). Dan berikut inilah Zayin itu:

"Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: 'Abraham,' lalu sahutnya: 'Ya, Tuhan.' Firman-Nya: 'Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moriah dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.' Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya." - Kejadian 22:1-3

Mungkinkah segala janji ilahi bisa digenapi dan segala warisan ilahi bisa diwariskan, jika Abraham menghindar datang ke Moriah dan tidak mentaati untuk mengorbankan putra tunggalnya itu? Jangankan janji dan warisan, bahkan rencana Tuhan pun takkan bisa genap jika tahap Zayin ini tidak dipenuhi oleh Abraham. Itu artinya bahwa jika Ishak tidak dikorbankan maka kehadiran anak perjanjian itupun sia-sia dan kita tahu apa alasannya. 

Ingatlah bahwa Hey dan Vav selalu berakhir di Zayin sebab Chet (ח) merupakan awal yang baru (new beginning) maka Zayin takkan bisa dan tidak patut untuk dihindari. Relakanlah hatimu dan bertobatlah senantiasa, sama seperti Abraham dengan mudah dan dengan segera merelakan Ishak. 

Perhatikanlah kisah tersebut, Abraham seperti sudah lama tahu bahwa suatu saat Tuhan akan datang untuk meminta Ishak dari padanya. Bahkan Abraham seperti telah lama menantikan permintaan Tuhan yang satu ini. Itu sebabnya Abraham tidak menunda sedetikpun untuk berangkat ke tanah Moriah, keesokan pagi ia langsung berangkat, seperti sambil berkata, "Akhirnya ..."

Bagaimana bisa disimpulkan bahwa Abraham seperti telah tahu bahkan seperti telah menantikan permintaan yang mahabesar ini? Hal itu hanya bisa dirasakan setelah mengalami perjalanan bersama Tuhan sekian lama, karena ada pengenalan dengan Tuhan yang sedemikian rupa. Barangsiapa telah bersentuhan dengan Ego-Nya, firasat orang tersebut pasti akan peka dengan semua mood, selera, cara berpikir-Nya. Dan inilah yang dikehendaki Tuhan untuk menyiapkan para raja-Nya bisa memerintah bersama-Nya dalam kekekalan.

Menghalalkan Segala Cara

"Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: 'Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.' Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali." - Ibrani 11:17-19

Ketika Tuhan menghalalkan segala cara untuk mendidik hati Abraham, sebaliknya Abraham pun menghalalkan segala pemikiran dan upaya untuk tetap mempercayai Hati Tuhan. Jika tidak, bagaimana mungkin Abraham bisa berpikir bahwa Tuhan mampu menghidupkan kembali jasad Ishak jika anaknya itu benar-benar mati? Padahal saat itu belum pernah terdengar adanya mujizat orang mati dibangkitkan hidup kembali. Pertanyaannya, adakah kita juga menghalalkan segala cara untuk tetap mempercayai Tuhan sekalipun situasinya sama sekali mustahil bagi seluruh akal sehat kita?

Zayin adalah semua tentang Tuhan dan seluruh kehendak-Nya, tidak ada yang lain. Bukan tentang kita, bukan tentang orang lain. Sama seperti hari ke-7, Sabbath diadakan hanya untuk Dia, itulah sebabnya ada istilah Sabbath bagi TUHAN. Biarkan Beliau menggenapi apa yang telah diawali-Nya dan jangan negosiasikan semuanya itu. Relakan dalam kelu tanpa berkesah atas semua yang boleh terjadi. Dan sepakatlah selalu dengan semua kehendak-Nya.

Mezbah Atau Panggung

"Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: 'Abraham, Abraham.' Sahutnya: 'Ya, Tuhan.' Lalu Ia berfirman: 'Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.' ... Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: 'Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.'" - Kejadian 22:11-18

Inilah momen di mana Allah Bapa, Yang Lanjut Usia-Nya itu jatuh cinta dan "tergila-gila" kepada seorang anak manusia. Beliau meluapkan seluruh perasaan cinta-Nya kepada Abraham dengan sedemikian rupa, dan hanya kepada Abraham, Allah Bapa berkata, "Aku bersumpah demi Diri-Ku sendiri ..." Tidak ada manusia lain sepanjang sejarah yang kepadanya mulut Bapa sendiri berucap demikian. Mengapa? Karena pada saat itu Bapa mendapati Ego-Nya ada sepenuhnya pada Abraham, Beliau melihat Abraham seperti Beliau sendiri bercermin. 

Bayangkan jika sampai sekarang masih ada orang yang dengan mental kekanan-kanakan masih berkata, "Itukan Tuhan, bukan aku," ketika orang tersebut sedang diminta untuk mentaati sesuatu yang dirasanya mustahil. Betapa konyolnya orang itu dan betapa kesalnya Tuhan jika orang tersebut masih belum mau memahami kehendak-Nya itu.

Pilihan mezbah atau panggung tidak pernah disodorkan ketika kita tidak punya apapun, justru ketika kita telah memiliki sesuatu atau seseorang yang bisa dipamerkan di atas panggung, maka itulah saat yang tepat untuk meletakkannya di atas mezbah. Semakin banyak yang bisa kita pamerkan di atas panggung, justru semakin sering kita seharusnya mendatangi mezbah. 

Mudah buat Abraham dan Sarah mendeklarasikan keajaiban Tuhan kepada seluruh dunia melalui kelahiran Ishak, namun hanya Abraham yang mengantar Ishak ke atas mezbah di Moriah. Sarah tidak ikut sepakat mentaati Abraham dalam hal ini. Jadi memang ketaatan pada level ini sangatlah personal, siapkah kita ketika yang di sekitar kita tidak mendukung ketaatan kita bahkan orang terdekat kita ikut menentang? Itulah Ayin Zayin 5777 yang sedang datang kepada kita saat ini, Tahun Lembah Penentuan.

Sekali lagi kukatakan bahwa mudah bagi Tuhan untuk membahagiakan anak-anak-Nya, namun untuk mendewasakan, Tuhan harus menghalalkan segala cara.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.