Wednesday, December 28, 2016

Kenyamanan Koqnitif & Konsep Bumi Datar

Cognitive Ease (Kenyamanan Kognitif) merupakan proses penyerapan informasi ke dalam memori yang dilakukan berulang-ulang sehingga pikiran kita menganggap bahwa informasi tersebut sebagai sebuah kebenaran.

Pengulangan informasi yang dilakukan terus menerus bahkan turun temurun menjadikan pikiran kita familiar dan nyaman dengan pengetahuan yang ada. Tanpa pernah membuktikan apakah informasi tersebut benar atau salah.

Sebagai contoh, jika Anda tanyakan kepada orang-orang Kristen, "Berapa jumlah orang Majus yang datang untuk menemui bayi Yesus?" Maka sebagian besar yang belum menyadari kebenaran yang sesungguhnya akan menjawab, "Tiga orang."

Padahal secara logika tidak mungkin jumlah orang Majus hanya tiga orang untuk bertemu dengan Sang Raja yang juga diyakini sebagai puncak penggenapan nubuatan para nabi. Lagipula Alkitab tidak menulis jumlah yang sebenarnya.

Lalu mengapa banyak orang menjawab sama, yakni 3 orang? Karena sejak kecil hampir kita semua telah menyaksikan drama Natal di sekolah maupun gereja, yakni 3 orang sebagai Majus datang menemui bayi Yesus. Tiap tahun, tiap Natal kita menyaksikan drama Natal dengan 3 orang sebagai Majus sampai hal itu kita anggap sebagai sebuah kebenaran yang sahih.

Begitu juga dengan informasi tentang globe earth & heliosentrik. Bahwa bumi adalah sebuah planet, bahwa bentuk bumi adalah bulat, bahwa bumi mengelilingi matahari, bahwa jarak bumi dan matahari sejauh 150 juta kilometer, bahwa suhu matahari 6.000 derajat Celsius, bahwa gravitasi itu ilmiah padahal gravitasi adalah ilusi, bahwa matahari besarnya 400 kali dari bulan dan 109 kali dari bumi dan seterusnya.

Padahal semua informasi itu adalah asumsi di atas asumsi, yang jika dihitung secara empiris dengan kejadian gerhana matahari & gerhana bulan selama ini, maka akan ditemukan bahwa globe earth & heliosentrik adalah KEBOHONGAN yang diakibatkan oleh Cognitive Ease.

Bahkan Alkitab pun secara telak mengindikasikan bahwa alam semesta ini geosentrik adanya, yakni ketika Yosua menghentikan matahari di Gibeon dan bulan di lembah Ayalon (Yosua 10:12-13). Dan geosentrik memang yang sesuai dengan siklus (Saros) gerhana matahari dan gerhana bulan selama ini.

Lalu mengapa masih banyak orang sulit menerima kenyataan bahwa bentuk bumi ini tidak bulat? Karena kenyamanan kognitifnya terusik.

Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.