Sunday, August 12, 2018

Ayin Tet 5779 - Vol. 1: Dua Meja

"Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: 'Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?' Dengan cara menyangka: 'Meja TUHAN boleh dihinakan!' Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam. ... 

"Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: 'Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!' ... Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa." - Maleakhi 1:7-14

"Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya." - Wahyu 12:5

"Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: 'Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.' Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya." - Matius 21:12-14

Awalnya saya hanya mendapati bahwa tahun depan merupakan Tahun Penghakiman dan Tahun Keselamatan. Namun saya belum memahami rinciannya saat itu. Tapi ketika saya mendoakan dan merenungkan lebih jauh lagi akan Tahun Ibrani Ayin Tet 5779 yang baru nanti, muncul satu kata, yakni kata meja dan kemudian dari kata tersebut saya diingatkan akan peristiwa di saat Tuhan Yesus membalikkan meja-meja para pedagang yang lalim yang berdagang di halaman Bait Suci.

Penghakiman Tuhan pun sesungguhnya identik dengan meja. Dan yang lebih meneguhkan lagi, ketika di acara Radiance of Glory - Semarang, salah satu pembicaranya berkata bahwa meja identik dengan kekudusan, bahwa table manner Kerajaan Allah adalah kekudusan. Dan memang dasar penilaian Tuhan akan segala sesuatu yang ada di jagat raya ini adalah semata kekudusan-Nya.


Sekarang coba renungkan dua situasi yang serupa dan sama-sama negatif dari yang tertulis di dua kitab yang berbeda:

1. Situasi di zaman Nabi Maleakhi - Tuhan dihina dan direndahkan karena saat itu umat Israel secara kurang ajar mempersembahkan korban di atas mezbah dengan hewan-hewan yang cacat dan tidak layak (unqualified). Ini menggambarkan bahwa ibadah yang dilakukan tidak sepenuh hati, bahkan cenderung sesuka hatinya. Tidak punya kesadaran untuk memperlakukan Tuhan secara terhormat dengan rasa takut dan gentar.

2. Situasi di zaman Tuhan Yesus - Kemungkinan besar hal ini terjadi untuk mencegah apa yang terjadi di zaman Nabi Maleakhi tidak terjadi lagi. Jadi untuk menghindari korban persembahan yang cacat, para imam menyediakan korban persembahan di Bait Suci. Jemaat tidak perlu membawanya, cukup membayar dari yang dijual di Bait Suci. 

Namun praktik jual beli korban persembahan dilakukan dengan cara yang licik dan korup. Perdagangan hewan korban menjadi sumber penghasilan yang tidak halal bagi para imam. Mereka menerapkan syarat yang rumit untuk hewan korban supaya pada akhirnya jemaat membeli dari para imam dengan harga yang tidak pantas. 

Jadi sesungguhnya baik di zaman Maleakhi maupun di zaman Tuhan Yesus, situasinya tidak berbeda, para imam telah menjadi korup dan tidak lagi memiliki rasa takut terhadap Tuhan. Mereka menganggap remeh dan sepele Pribadi Yang Mahakudus itu, sehingga ketika kekudusan itu datang, Tuhan Yesus hadir di sana, maka seluruh meja yang penuh kecemaran itu diporakporandakan.

Pola Penghakiman Dan Keselamatan

Meja Tuhan selalu berbicara tentang kekudusan, korban yang berkenan, ibadah yang sejati, dan seterusnya sehingga kita mengalami pembaharuan akal budi dan mampu membedakan level demilevel dari kehendak Tuhan, apakah itu sekedar yang baik, yang berkenan atau bahkan yang sempurna.

Dan sebaliknya jika meja yang seharusnya adalah kudusnya adanya menjadi cemar sehingga kecemaran itu membuat Gereja tidak lagi bisa membedakan mana kehendak Tuhan, maka pada saatnya penghakiman Tuhan akan turun.

Perhatikan kembali isi seluruh Kitab Maleakhi, bisa dikatakan isinya penuh tentang penghakiman Tuhan, di bagian awal berbicara tentang penghakiman terhadap para imam yang bertugas di rumah Elohim, di bagian akhir berbicara tentang Hari Tuhan yang amat dahsyat dan menggentarkan, yakni penghakiman atas seluruh dunia.

Jadi apa makna tanda Anak Laki-Laki tiba tepat di Takhta Allah pada Rosh Hashanah 5779 (10 September 2018) nanti? Yang pertama-tama akan ada penghakiman Tuhan atas Gereja secara masif di tahun 5779 dan 2019, mungkin akan banyak organisasi gereja yang ditutup, atau gerejanya tetap eksis namun kaki dian Tuhan tidak ada lagi di sana, atau akan ada banyak pemimpin besar maupun nama-nama besar yang akan Tuhan telanjangi dan sebagainya, termasuk bencana alam dalam skala besar. 

Yang berikutnya terjadi setelah penghakiman adalah keselamatan atau penyelamatan besar-besaran termasuk tuaian besar jiwa-jiwa yang akan dimulai di 2019. Pola penghakiman yang diikuti dengan penyelamatan sudah terjadi berulang kali terjadi dan tercatat di Alkitab:

1. Penghakiman air bah dan penyelamatan keluarga Nuh.
2. Penghakiman atas Sodom dan Gomora dan penyelamatan keluarga Lot.
3. Penghakiman atas Mesir dan penyelamatan bangsa Israel.
4. Pembuangan ke Babel dan penyelamatan sisa Israel.
5. Penghakiman Tuhan Yesus terhadap kejahatan para imam di Bait Suci dan diikuti dengan karya keselamatan Tuhan Yesus di kayu salib.

Jadi penghakiman atas Gereja dan dunia akan terjadi, penghakiman ini untuk menghabisi yang cemar, Tumah (impurity) dan menjadikan Gereja atau sisa Gereja yang kudus, Tahorah (purity). Maka Tuhan bersama pasukan malaikat-Nya akan bersatu dengan Gereja yang telah dimurnikan untuk memerangi Naga Merah hingga dia dan kerajaannya dijatuhkan ke Bumi dan penyelamatan besar, tuaian milyaran jiwa tergenapi.

Persiapkan diri kita dengan lebih serius lagi, masih ada waktu sekitar sebulan sebelum berganti tahun dan masih ada waktu setahun lagi sebelum berganti ke dekade Ibrani 5780-an, dekade Peh (פ). 

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.