Wednesday, November 7, 2018

Jadi Kristen Belum Tentu Menemukan Kerajaan Sorga

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. 

"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." - Matius 13:44-46

Mengapa setelah mengaku menjadi pengikut Kristus, tapi hidupnya tidak benar-benar bahagia? Karena orang tersebut belum menemukan harta terpendam itu atau mutiara yang paling berharga, yakni Kerajaan Sorga.

Mengaku menjadi pengikut Kristus, tapi masih ingin ini dan itu yang sesungguhnya adalah untuk egonya dan kerajaannya sendiri. Sukacitanya tidak kepada yang kekal, termasuk reputasinya, organisasi gerejanya, komunitas persekutuannya, bahkan ikatan keluarganya.

Tetapi barangsiapa yang telah menemukan harta terpendam itu, memahami rahasia yang sesungguhnya, bahkan ia sadar hal itu tidak cukup untuk dibayar dengan seluruh waktu hidupnya, maka pandangannya akan berubah, sikapnya akan berubah, keadaan batinnya pun akan berubah.

Sehingga yang dulunya berharga akan dianggap sia-sia, itu sebabnya ia berani menjual semua miliknya. Karena batinnya telah memahami,

"Kekayaan boleh datang dan pergi kapanpun waktunya, namun harta terpendam ini takkan pernah kulepaskan. Penghormatan boleh datang dan pergi kapanpun waktunya, namun kemuliaan yang kudus ini akan tetap bersamaku."

Dengan pemahaman sedemikian, tidak heran para martir Kristus rela mati untuk sesuatu yang sungguh tidak mampu dinalar. Bahkan dunia ini tidak layak bagi mereka. Dunia ini telah kehabisan kata-kata dan materi untuk memikat hati yang telah martir itu.

Hati yang telah martir itu telah menemukan pengharapannya, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga baginya.

Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.