Monday, November 5, 2018

Penghakiman Tuhan Via Prophet Sadhu Sundar Selvaraj - Vol. 02

Kisah yang berikut ini lebih sederhana daripada kisah sebelumnya, namun justru kisah ini masih mengganggu pikiran saya hingga sekarang.

Beberapa tahun lalu, Prophet Sadhu ada melayani di sebuah gereja di sebuah daerah di Amerika Serikat. Setelah jadwal pelayanan selesai, di suatu acara makan malam, di rumah gembala gereja setempat, Prophet Sadhu hadir.

Setelah jamuan makan malam selesai, gembala gereja tersebut meminta dengan sopan agar Prophet Sadhu berdoa memberkati mereka, dan beliau menyetujuinya.

Namun seketika Prophet Sadhu memejamkan mata untuk berdoa, beliau terkejut karena Tuhan menunjukkan pedang atas gereja yang digembalakan sang tuan rumah.

Dan ketika Prophet Sadhu menanyakan permasalahannya, Tuhan menjelaskan bahwa gereja tersebut tidak berbuah seperti yang dikehendaki. Dan segera Prophet Sadhu memohon pengampunan dan meminta kesempatan untuk gereja tersebut berbuah.

Lalu Tuhan Yesus menjawab, "Karena kamu ada meminta kesempatan untuknya, Aku berikan waktu satu tahun lagi untuk mereka berbuah."

Setelah 20 menit Prophet Sadhu berdoa tanpa sekalipun mengucapkan doa berkat seperti yang diminta di awal, beliau memanggil gembala tersebut untuk bicara empat mata atas pesan yang baru saja Tuhan sampaikan saat itu.

Respon gembala gereja tersebut sangat baik, dia mengakui kesalahannya, meminta ampun, bahkan pada hari Minggu berikutnya, pesan Tuhan tersebut disampaikan secara terbuka kepada jemaat, pengerja dan majelis gereja.

Tidak hanya sampai di situ, mereka juga sepakat untuk menjadwalkan doa dan puasa berantai untuk adanya perubahan dan terhindar dari hukuman Tuhan.

Namun tepat setahun kemudian, Tuhan Yesus menampakkan diri kepada Prophet Sadhu, "Hari ini tepat satu tahun Aku telah berikan kesempatan untuk gereja itu berbuah, tapi Aku tidak mendapati mereka berbuah, maka Aku segera memotong mereka."

Tidak lama setelah itu gereja tersebut tutup untuk selamanya. Jika kita ada berkunjung ke daerah tersebut, semua masyarakat di sana masih mengetahui nama gereja itu, namun gereja itu telah tiada.

Yang mengganggu pikiran saya adalah mengapa upaya yang telah dilakukan begitu baik, masih tetap tidak cukup untuk menghindar dari hukuman Tuhan? 

Namun di situ saya menyadari betapa Tuhan tidak pernah mengkompromikan kekudusan-Nya. Dan ada kalanya kita harus berusaha keras untuk memahami dan mengupayakan standar-Nya di dalam hidup kita.

Ayin Tet 5779 dan 2019 adalah Tahun Penghakiman dan Keselamatan, yang kita butuhkan bukan revival atau tuaian besar, melainkan bagaimana hidup sesuai dengan tatanan Kristus dan Injil. 

Let's put our houses in order.

Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.