Wednesday, December 19, 2018

Keluarga Adalah Berhala Terberat Dan Terkompleks

Sebagai pengikut Kristus maka kehendak Bapa adalah yang utama di atas segalanya dan keserupaan dengan Kristus merupakan satu-satunya tujuan hidup. Targetnya adalah sampai Tuhan Yesus melihat diri kita bagaikan bercermin, Beliau melihat Diri-Nya utuh di dalam kita.

Dan untuk mencapai hal itu, setiap pengikut Kristus akan mengalami proses yang berat dan panjang untuk menghabisi semua berhala yang ada, termasuk di dalamnya adalah keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

Namun dari semua berhala yang ada, keluarga atau orang-orang yang kita kasihi merupakan penghalang terbesar sekaligus membuat susah hati yang berkepanjangan.

Coba kita perhatikan pernyataan Tuhan Yesus berikut ini,

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

"Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." - Matius 10:34-39

Sekarang kita renungkan beberapa poin dari pernyataan Tuhan Yesus tersebut:

1. Ketika berurusan dengan Mamon, Tuhan Yesus bicara tentang konteks pengabdian, bahkan orang muda yang kaya hanya disarankan untuk menjual seluruh hartanya. 

Sedangkan ketika berurusan dengan keluarga, Tuhan Yesus tidak sekedar memberi saran, melainkan bertindak dengan menggunakan pedang untuk memisahkan setiap orang dari keluarganya supaya tidak ada yang lebih prioritas daripada Pribadi dan Kehendak-Nya.

Sementara harta dianggap mempersulit seseorang untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga (lebih mudah bagi seekor untuk masuk ke dalam lobang jarum), maka keluarga justru menjadikan masuk Kerajaan Sorga sebagai hal yang mustahil.

2. Keluarga adalah nyawa setiap orang, sehingga ketika seorang pengikut Kristus ada memprioritaskan keluarganya di atas Pribadi dan Kehendak Tuhan, maka kita dihitung telah menyayangkan nyawa dan tidak lagi memikul salib.

Dan akibat tidak memikul salib adalah terhapusnya nama kita dari Kitab Kehidupan. Padahal setiap pengikut Kristus wajib memikul salib sampai tujuan atau target tercapai.

3. Saking pedulinya Tuhan Yesus terhadap perkara yang satu ini, pemisahan itu dijabarkan dengan begitu rinci, ayah dengan puteranya, ibu dengan puterinya, mertua dengan menantunya dan berbagai hubungan keluarga lainnya. 

Ini menandakan bahwa Tuhan Yesus tidak memberi ruang sekecil apapun untuk hubungan darah lebih tinggi daripada hubungan pribadi orang tersebut dengan Beliau.

Tapi berapa banyak orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus ketika ditanya mengenai hal terutama yang ada dalam hidupnya maka jawabannya adalah keluarganya? Masih sangat banyak. Dan pada Masa Tribulasi Besar, keluarga akan menjadi berhala yang paling banyak menghancurkan iman para pengikut Kristus.

Ketika diri sendiri menghadapi ancaman siksaan, seseorang masih bisa mempertahankan imannya. Namun ketika pasangannya, anak-anaknya, atau orang tuanya disiksa dengan tujuan imannya runtuh, maka kesusahan hatinya akan berlipat ganda. Kecuali orang tersebut telah menyerahkan hatinya secara utuh kepada kedaulatan Tuhan.

Sadarilah bahwa yang Tuhan Yesus tawarkan dalam keselamatan kekal adalah Diri-Nya dan penderitaan bersama dengan-Nya. Jadi janganlah mencari kesenangan kita sendiri maupun mengusahakan kebahagiaan keluarga kita dengan nilai-nilai kehidupan yang fana dan duniawi.

Perkara akan Diri-Nya dan penderitaan bersama dengan-Nya tidak bisa digantikan dengan perkara apapun lainnya, termasuk melihat, dan menyaksikan orang-orang yang kita kasihi untuk ikut menderita bersama dengan-Nya.

Keluarga Kristen paling ideal adalah ketika semua anggotanya sudah utuh sepakat untuk menderita bagi Kristus, BUKAN sepakat untuk bahagia. Dengan demikian satu dengan yang lainnya tidak bisa saling menyandera keselamatan kekal yang telah diterima dari Tuhan Yesus Kristus.

Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.