Tuesday, February 19, 2019

Takdir Dan Panggilan (Destiny And Calling) Gereja

"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya." - Roma 8:29-30

"For whom He foreknew, He also predestined [to be] conformed to the image of His Son, that He might be the firstborn among many brethren. Moreover whom He predestined, these He also called; whom He called, these He also justified; and whom He justified, these He also glorified." - Roman 8:29-30 (NKJV)

"Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya." - Roma 11:29

"For the gifts and the calling of God [are] irrevocable." - Roman 11:29 (NKJV)

"God's gifts and God's call are under full warranty--never canceled, never rescinded." - Roman 11:29 (The Message)

Dalam kegerakan Bahtera diajarkan hal mengenai destiny, atau takdir. Jadi diyakini bahwa setiap pengikut Kristus memiliki takdir yang berbeda-beda. Lalu disebutkan juga bahwa takdir Bahtera adalah memberi makan bangsa-bangsa dan mendatangkan lawatan Roh Tuhan secara masif bagi miliaran jiwa-jiwa.

Berangkat dari konsep pemahaman itu, ada lagi disebut sebagai pemotongan maupun penambahan jatah. Mereka yang tidak mengerjakan "takdirnya" dengan baik akan dipotong jatahnya. Sedangkan mereka yang dianggap setia, punya kesempatan ditambahkan jatahnya. Entah apa dan bagaimana bentuk penambahan dan pengurangan jatah tersebut, saya juga tidak begitu memahami.

Takdir Yang Sesungguhnya

Jadi sebenarnya apa destinasi kita sebagai pengikut Kristus? Ya hanya satu, yakni menjadi serupa dengan Kristus. Itu saja. 

Tidak ada hal lain yang lebih membahagiakan bagi Bapa di Sorga selain melihat hasil investasi pengorbanan Putra Tunggal-Nya menjadi berlipat ganda selain melihat kita menjadi serupa dengan Kristus, sehingga dengan demikian, Bapa di Sorga memiliki banyak Kristus, dan Yesus menjadi yang sulung di antara kita semua.

Perhatikan, bahwa awalnya Bapa di Sorga hanya memiliki Anak Tunggal, yakni Yesus Kristus. Tapi kemudian Yesus Kristus akan menjadi yang sulung. Itu berarti kita semua diharapkan menjadi serupa dengan-Nya, dan inilah takdir kita yang sesungguhnya.

Jika kita hendak menuai buah apel, maka kita menanam benih apel. Begitu juga Bapa di Sorga menabur Yesus Kristus, tentu hendak menuai Kristus-Kristus dari Gereja-Nya. Dan ya, Bapa di Sorga adalah seorang pengusaha, kita adalah ladang-Nya yang terus digarap dengan Roh Kudus-Nya, sehingga kita menjadi serupa dengan Kristus dan sempurna seperti Bapa.

Panggilan Dan Karunia

Kembali lagi ke isu di awal, lalu apa yang dimaksud dengan istilah memberi makan bangsa-bangsa. Menurut saya itu hanya sekedar cita-cita, atau visi misi yang sifatnya personal dan bukan prioritas utama.

Prioritas utama tetaplah berusaha menjadi serupa dengan Kristus, apapun cita-cita atau visi misinya. Karena tidak ada gunanya kita memenangkan miliaran jiwa, jika akhirnya kita sendiri ditolak karena tidak memiliki keserupaan dengan Kristus, sebagai destinasi utama kita.

Dan ketika kita telah menerima paket keselamatan dari pengorbanan Tuhan Yesus, maka panggilan dan karunia-karunia roh ikut ada dalam paket tersebut. Dan panggilan serta karunia-karunia tersebut tidak bisa dibatalkan, kecuali kita ada menyangkali Nama-Nya yang mulia itu.

Itu sebabnya, sekalipun Tuhan Yesus berkorban bagi semua orang, tapi tidak semua orang terpanggil untuk menerima kasih karunia-Nya. Mengapa?

"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: 'Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.' Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." - Roma 8:35-37

"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." - 1 Yohanes 3:16

Karena tidak semua orang mau menjadi serupa dengan Kristus. 

Secara praktis, panggilan masing-masing kita sebagai pengikut Kristus bisa dalam berbagai bentuk tergantung dari berbagai faktor personal masing-masing kita. Tapi hal itu tidak mungkin terpisah dari takdir kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. 

Entah kita sebagai rasul, nabi, gembala, penginjil, pengajar maupun di luar kelima jawatan tersebut, lengkap dengan talenta maupun karunia-karunia yang diberikan, fokusnya adalah menjadi serupa dengan Kristus dan mengajak sebanyak mungkin orang juga serupa dengan Kristus, bukan sekedar konversi menjadi berstatus Kristen.

Maka mulai sekarang, jangan lagi percaya atau terima ketika ada yang bilang,

"Destiny kamu menjadi pemimpin bangsa," atau "destiny kamu memberi makan bangsa-bangsa," atau berbagai label bombastis lainnya. 

Destiny kita adalah menjadi serupa dengan Kristus, jatahnya utuh, tidak bisa terpotong, kecuali kita sendiri yang memutuskan berhenti berkomitmen untuk terus memikul salib dan menyangkali kedagingan kita setiap hari. Sampai semua keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup kita habis lenyap.

Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.