Sunday, February 17, 2019

Akhir Zaman: Zaman Nuh Dan Zaman Lot Yang Terulang Kembali

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." - Matius 24:37-39

"Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. 

"Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot!" - Lukas 17:26-32

Sebenarnya sudah sangat gamblang Tuhan Yesus mengatakannya, bahwa keadaan manusia di penghujung Akhir Zaman akan seperti zaman Nuh dan zaman Lot. Tapi konyolnya, sebagian besar Gereja, termasuk saya, bisa disesatkan dengan ide bahwa di penghujung Akhir Zaman akan seperti zaman Yusuf, yakni akan ada 7 tahun kelimpahan dan disusul dengan 7 tahun kelaparan.

Yang 7 tahun kelaparan itu diartikan sendiri sebagai 7 tahun Masa Tribulasi Besar ketika Antikristus memerintah. Dan tentu secara otomatis ditafsirkan sendiri juga bahwa ada 7 tahun kelimpahan yang akan mendahului 7 tahun kelaparan di Akhir Zaman tersebut.

Karena ide pewahyuan yang menyimpang ini, lalu ada sebutan bahwa Gereja di Akhir Zaman memiliki peran sebagai Yusuf-Yusuf Akhir Zaman. Terlebih lagi ditambah dengan visi yang menyimpang juga, yakni Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia, yang dulu disebut dengan singkatan LUMPIA. Seakan-akan peran Yusuf memang tidak lepas dari lumbung-lumbungnya yang dahulu digunakan untuk mengatasi bencana kelaparan di zamannya.

Kemudian setelah orang yang membawa visi yang menyimpang ini wafat, yakni Pdt. Petrus Agung Purnomo, maka pengajaran dilanjutkan dengan visi yang sama dilanjutkan dalam versi yang berbeda, yakni Urapan Isakhar oleh Pdt. Petrus Hadi Santoso. Menurut saya, bungkusnya beda, labelnya beda, tapi isi dan spirit pengajarannya sama, materialisme.

Mengapa saya menyadari bahwa visi dan pewahyuan tersebut menyesatkan?

1. Karena Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa hari-hari terakhir akan seperti zaman Yusuf, melainkan seperti zaman Nuh maupun zaman Lot, yang dicirikan dengan kegiatan makan minum, kawin mengawinkan, berjual beli atau berdagang, menanam dan membangun. Artinya, secara ekonomi, situasi dunia tidak dalam keadaan kelaparan atau kesusahan, sebaliknya dunia sedang tenggelam dalam kenikmatan dan ambisinya yang fana.

Sejak Perang Dunia ke-2 berakhir, dunia dan Gereja dalam keadaan yang cenderung damai dan semakin damai sampai nanti Perang Armageddon di Hari TUHAN berlangsung. Kedamaian yang berkepanjangan inilah yang memungkinkan sebagian besar orang menjadi lengah dalam rutinitas hidup, makan minum, kawin mengawinkan, berdagang, menanam dan membangun.

Justru ide 7 tahun kelimpahan malah membuat Gereja semakin tenggelam dalam nikmat duniawi zaman Nuh dan zaman Lot. Kelimpahan membuat orang semakin bangga dengan kegiatan kulinernya (makan minum), bangga akan kemesraan dengan pasangannya (kawin mengawinkan), bangga akan ide dan prestasi usahanya (berjual beli), dan bangga akan ambisi-ambisinya (menanam dan membangun).

2. Karena Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang membangun lumbung-lumbung maupun yang merombaknya semakin besar adalah orang yang bodoh.

"Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! 

"Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." - Lukas 12:16-21

Perhatikan, orang kaya yang kekayaannya berlimpah itu tidak berbuat jahat, tidak memiliki niat jahat terhadap orang lain (tidak hendak membawa malapetaka bagi hidup orang lain dengan menggunakan hartanya) bahkan tidak mengucapkan perkataan yang jahat. Orang kaya tersebut malah sedang memiliki masalah yang sangat baik, yakni kekurangan tempat untuk menyimpan hasil tanahnya yang berlimpah. 

Saya yakin, setiap orang yang memiliki usaha atau bisnis, pasti ingin punya masalah seperti orang kaya tersebut, yakni omzetnya meningkat drastis, produk atau jasanya laris manis, pelanggannya berlipat ganda, keuntungannya pun melonjak bahkan menjulang di atas perkiraannya. Dan semakin besar sebuah entitas, apalagi entitas bisnis, tentu dibutuhkan keterampilan pengelolaan yang semakin baik sejalan semakin kompleksnya permasalahan yang berpotensi terjadi.

Namun jika itu dilakukan untuk kemuliaan diri sendiri, maka hal itu adalah sebuah kebodohan di mata Allah. Sekalipun visi lumbung pangan dunia itu juga disertai misi memberi makan bangsa-bangsa adalah visi yang terkesan mulia, tapi bukan untuk itu Gereja dipanggil. 

Sejak awal Gereja dijadikan Tuhan Yesus sebagai tempat pemuridan, supaya semua bangsa menjadi murid Kristus, bukan sekedar jemaat. Artinya ada prioritas akan kualitas ketimbang kuantitas dalam kepengikutan kita terhadap Kristus dan semua nilai-Nya.

3. Karena kelimpahan, kegiatan makan minum, kawin mengawinkan, berjual beli, menanam dan membangun bahkan pesta akan terus ada sampai penghakiman di Hari TUHAN tiba.

"Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan. Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut." - Wahyu 11:9-11

Jadi sesungguhnya ide 7 tahun kelaparan di Akhir Zaman adalah ilusi semata, sebab sampai akhir masa tugas Dua Saksi Allah, yakni sampai 1260 hari itu berakhir, dunia dan Gereja yang murtad masih berpesta bahkan saling bertukar hadiah. Kegembiraan, pesta dan saling tukar hadiah tersebut menandakan kelimpahan masih ada saat itu. 

Yang tidak bisa berjual beli hanyalah mereka yang setia kepada Nama Tuhan Yesus dan menolak tanda nama binatang itu, karena itulah ujian final di Masa Tribulasi Besar, tapi bukan masa kelaparan. Jadi hanya mereka yang bertekad setia hingga akhir yang akan teraniaya oleh karena imannya. Dan aniaya ini menjadi semakin berat ketika sebagian besar Gereja menyerahkan imannya kepada Sang Antikristus.

4. Karena sejatinya Isakhar tidak pernah berdagang dan tidak pernah ditakdirkan menjadi suku yang kaya dan mulia.

"Zebulon akan diam di tepi pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon. Isakhar adalah seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya, ketika dilihatnya, bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka disendengkannyalah bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi." - Kejadian 49:13-15

"Tentang Zebulon ia berkata: 'Bersukacitalah, hai Zebulon, atas perjalanan-perjalananmu, dan engkaupun, hai Isakhar, atas kemah-kemahmu. Bangsa-bangsa akan dipanggil mereka datang ke gunung; di sanalah mereka akan mempersembahkan korban sembelihan yang benar, sebab mereka akan mengisap kelimpahan laut dan harta yang terpendam di dalam pasir.'" - Ulangan 33:18-19

"Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka. Dari Zebulon orang-orang yang sanggup berperang, yang pandai berperang dengan berbagai-bagai senjata: lima puluh ribu orang, yang siap memberi bantuan dengan tidak bercabang hati." - 1 Tawarikh 12:32-33

Awalnya takdir Isakhar itu bukanlah takdir yang mulia, dan itu tercermin dari arti namanya, Isakhar berarti yang menerima imbalan atau akan ada upah. Yakub bahkan menyebutnya bahwa Isakhar adalah budak rodi di negeri yang permai. 

Justru saudara terdekatnya, yakni Zebulon itulah yang ditakdirkan menjadi mulia dan kaya raya, memiliki pangkalan kapal hingga menyentuh kerajaan tetangga, melakukan banyak perjalanan sehingga bisa mengajak bangsa-bangsa lain untuk datang ke gunung untuk mempersembahkan korban sehingga keduanya, bisa menikmati kelimpahan laut dan harta yang terpendam di dalam pasir.

Begitu pula saat zaman raja Daud, Isakhar jumlahnya sangat sedikit dibanding Zebulon. Itupun Zebulon yang disebut pandai berperang, sedangkan Isakhar cenderung pasif dan inferior dibandingkan dengan Zebulon.

Jadi tanpa ada Zebulon, Isakhar tidak memiliki suatu keagungan maupun kemuliaan yang signifikan. 

Namun begitu, saya tetap memandang bahwa pengajaran tentang Urapan Isakhar sampai ada banyak jemaat yang menyandang sebagai Pasukan Isakhar di Akhir Zaman, sesungguhnya tidak relevan sama sekali dengan Amanat Agung Tuhan Yesus, yakni menjadi serupa dengan Kristus dan menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus sehingga mereka juga menjadi serupa dengan Kristus.

Kesimpulan

Dunia yang semakin jahat, dan jahatnya seperti di zaman Nuh maupun di zaman Lot, tidak bisa diantisipasi dengan identitas-identitas yang kualitasnya di bawah Tuhan Yesus Kristus. Menyebut Gereja sebagai Generasi Yusuf, atau Pasukan Isakhar atau tokoh-tokoh Alkitab lainnya hanya menurunkan derajat (downgrade) Gereja yang sesungguhnya, dan menyimpangkan Gereja dari tujuan utamanya, yakni menghadirkan Kristus kepada dunia.

Terlebih lagi, penulis Kitab Ibrani telah mengatakan bahwa para saksi iman sejak Habel, Henokh, Nuh, Abraham dan semua pendahulu kita itu tidak memperoleh yang dijanjikan, dan justru kepada kita telah disediakan jatah yang lebih baik daripada mereka semua,

"Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan." - Ibrani 11:39-40

Jadi jika kita memberi nilai yang kurang dari seharusnya, termasuk menyebut diri kita sebagai Yusuf-Yusuf Akhir Zaman, atau Isakhar-Isakhar Akhir Zaman sesungguhnya kita mengingkari identitas dan takdir kita yang sebenarnya. 

Dan kini saya semakin mengerti alasan Tuhan menyebut The Remnant Church sebagai Faceless, Nameless and Selfless Generation. Sebab The Remnant Church tidak diperkenankan untuk membawa kemuliaan yang telah lampau, melainkan untuk menghadirkan kemuliaan yang belum pernah ada sebelumnya, yang mampu menyempurnakan segala kesaksian yang baik dari para saksi iman yang terdahulu.

Tetaplah mengejar keserupaan dengan Kristus dan kesempurnaan seperti Bapa di Sorga, sebab pada waktunya kita harus memilih, karena kita tidak dirancang untuk mengabdi kepada dua tuan.

Hai anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka meminta petunjuk dari pada-Ku?

Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.

Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.