Friday, March 8, 2019

Laodikia Dan Padang Gurunnya

"Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." - Wahyu 3:10

"Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." - Wahyu 3:19-20

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Rahasia Perjumpaan Di Padang Gurun. Awalnya saya berpikir bahwa pada Masa Tribulasi Besar nanti, Tuhan hanya memberikan perlindungan kepada golongan Jemaat Filadelfia saja. Tapi setelah merenungkan lebih intens ternyata golongan Jemaat Laodikia pun dijanjikan hal yang serupa oleh Tuhan.

Karena saya telah mengetahui pewahyuan tentang akan adanya pemeliharaan secara supranatural pada Masa Tribulasi Besar nanti, maka saya meyakini bahwa apa yang dijanjikan Tuhan kepada Jemaat Laodikia itu merupakan wujud konkritnya. Mereka yang dipelihara Tuhan di padang gurun akan menikmati manna sorgawi dan berbagai bentuk provisi lainnya agar bisa bertahan selama masa 1.260 hari tersebut.

Tantangan Dan Jatah Jemaat Laodikia

Berbeda dengan golongan Jemaat Filadelfia yang telah membangun disiplinnya sejak lama dengan menuruti firman Tuhan dan tekun menantikan-Nya, golongan Jemaat Laodikia harus menaklukkan tantangan terbesarnya, yakni kesuaman. 

Kesuaman ini tidak boleh dianggap remeh karena kesuaman ini disebabkan oleh sikap mendua hati yang berkepanjangan. Di satu sisi pengetahuan akan firman bertambah, namun di sisi lain jiwanya masih bisa dibahagiakan oleh berbagai keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Hasilnya adalah kemunafikan yang membuat Tuhan hendak memuntahkannya keluar alias dibuang ke Neraka.

Kesuaman ini adalah jerat yang mematikan, yang hanya bisa ditanggulangi dengan didikan dan hajaran Tuhan yang konsisten hingga akhir hayat atau hingga akhir waktu. Didikan yang konsisten dan berkesinambungan adalah "antidote" satu-satunya di dunia yang sarat dengan ilah-ilah yang wujudnya sangat variatif di zaman ini. Hal itu supaya kita tetap memiliki hati yang rela dan bertobat setiap saat.

Dan jika kita teliti lebih dalam lagi, nasihat Tuhan Yesus tersebut senada dengan apa yang tertulis dalam Kitab Ibrani,

"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." - Ibrani 12:5-6

Status anak dalam hal ini bukanlah menjadi anak-anak gampang yang hanya dikarenakan mulutnya ada pernah mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, melainkan sebagai ahli waris yang dianggap pantas untuk mewarisi kuasa dan kemuliaan Bapa dan mampu memerintah sebagaimana Tuhan Yesus memerintah. Itu sebabnya kepada Jemaat Laodikia dijanjikan perkara paling mulia dibandingkan enam Jemaat lainnya,

"Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya." - Wahyu 3:21

Perhatikan jatah yang dijanjikan Tuhan kepada tiap-tiap Jemaat, dari Jemaat Efesus kepada Jemaat Laodikia, hal itu berjenjang dari yang paling "rendah", yakni di Taman Firdaus Allah hingga yang paling mulia, yakni di Takhta Bapa. Dari titik terjauh hingga titik sentral tempat Allah memerintah.

Identitas Golongan Jemaat Laodikia

Sebagaimana Sang Perempuan Wahyu 12 melahirkan Anak Laki-Lakinya, demikian juga golongan Jemaat Filadelfia melahirkan golongan Jemaat Laodikia yang berkemenangan. Hal ini pernah dibahas dalam poin ke-10 pada artikel yang berjudul Pasukan Gada Besi - The True Faceless Generation

Tidak semua pengikut Kristus dari golongan Jemaat Laodikia berkemenangan. Itu sebabnya selain Sang Anak Laki-Laki ada keturunan lain yang juga dilahirkan oleh Sang Perempuan Wahyu 12,

"Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus." - Wahyu 12:17

Yang berkemenangan dilarikan ke Takhta Allah, sedangkan yang belum berkemenangan akan menghadapi Sang Naga Merah dan kedua binatang Wahyu 13. Dan kemenangan tersebut bisa diperoleh jika mereka berhasil mempertahankan iman mereka terhadap ujian final Tanda Binatang Wahyu 13 saat Masa Tribulasi Besar nanti. Dan jatah kemartiran golongan Jemaat Laodikia ini telah lama diisyaratkan Tuhan Yesus,

"Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat." - Wahyu 3:17-18

Jubah putih atau pakaian putih adalah tanda bagi mereka yang telah menang mempertahankan imannya baik melalui kemartiran maupun karena setia memikul salib hingga menang atas keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

"Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka." - Wahyu 6:11

Saya meyakini, sebagaimana golongan Jemaat Efesus lahir setelah hujan awal atau pencurahan Roh Kudus pertama kali di loteng Yerusalem, demikian juga golongan Jemaat Laodikia lahir melalui fenomena Welsh 1904 sebagai awal dari hujan akhir yang berlangsung sepanjang abad ke-20 lalu.

Jadi sekarang, kita telah mengetahui di mana kita berada dalam kronologi ilahi Akhir Zaman ini, dan juga telah mengetahui tantangan serta jatah besar yang menanti. Maka dari itu relakanlah hati kita untuk ditegor dan dihajar oleh-Nya dan bertobatlah senantiasa.

Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.