"Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
"Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
"Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
"Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
"Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku." - Kolose 1:24-29
Pelayanan apostolik yang sejati sesungguhnya merupakan pelayanan yang disruptif bagi sistem dunia ini, di mana Gereja pun telah lama terkhamiri oleh sistem yang korup, sistem Babel.
Mengapa pelayanan apostolik dianggap pelayanan yang disruptif bagi sistem dunia ini?
Karena pelayanan apostolik memiliki tugas inti, yakni menyingkap rahasia Manusia Kristus secara berkesinambungan, dan Manusia Kristus bukan berasal dari dunia ini. Manusia Kristus merupakan "alien" bagi dunia ini, begitu juga dunia ini bukan bagian dari Manusia Kristus.
Itu sebabnya, dalam menyingkap rahasia Manusia Kristus, ada penderitaan yang harus dialami dari tubuh daging para rasul, yakni mereka yang telah ditunjuk berdasarkan fungsinya untuk menyingkapkan rahasia tersebut kepada jemaat yang adalah Tubuh-Nya.
Penderitaan tubuh daging yang dialami Manusia Kristus ternyata belumlah cukup untuk menyingkapkan seluruh rahasia Manusia Kristus yang TIDAK TERBATAS dan hal itu dilanjutkan oleh para rasul, termasuk Rasul Paulus.
Dan seharusnya penderitaan yang satu ini tidak boleh hilang dari Gereja yang adalah Tubuh-Nya, demi rahasia itu terus disingkapkan hingga Kristus datang kembali. Para nabi dan para rasul menyingkapkannya, para penginjil mengabarkannya, sedangkan para gembala dan para guru mengajarkannya. Itulah yang seharusnya terjadi.
Ketika rahasia Manusia Kristus disingkapkan, dikabarkan dan diajarkan dalam persekutuan penderitaan, maka transformasi dan transfigurasi terjadi dalam Tubuh-Nya, dari sinilah garam dan terang dunia dihasilkan dengan benar.
Ironisnya, saat ini Gereja merasa bisa menjadi terang dunia TANPA Kristus, walaupun ada memakai Nama Yang Mulia itu. Sehingga alih-alih menjadi terang dunia yang sejati, Gereja malah sibuk melacurkan diri demi terus mendapat "lampu sorot" (sistem) dunia ini.
Maka akibatnya, kita tidak lagi bisa membedakan antara kotbah seorang pendeta dengan pidato seorang motivator, juga aksi seorang yang mengaku nabi dengan aksi ilusionis, dan persekutuan orang benar dengan klub sosialita.
Rahasia itu telah lama hilang, dan kita Gereja punya tanggung jawab untuk menghadirkannya kembali melalui pelayanan profetik dan pelayanan apostolik yang alkitabiah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.