Thursday, March 29, 2012

Dua Sisi Panggung Kehidupan

"TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka. Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, sampai digali lobang untuk orang fasik. Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati. Siapakah yang bangkit bagiku melawan orang-orang jahat, siapakah yang tampil bagiku melawan orang-orang yang melakukan kejahatan? Jika bukan TUHAN yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi. Ketika aku berpikir: 'Kakiku goyang,' maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku." - Mazmur 94:11-18

Jadi sesungguhnya benar-benar tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Entah itu impian maupun umpatan, entah itu rancangan baik maupun rancangan buruk, entah itu ide yang mulia maupun ide yang hina, semuanya bisa Dia genapi sesuka hati-Nya. Karena Dia adalah segala-galanya. Namun apapun yang terjadi, tetap pilih didikan-Nya, tetap pilih hajaran-Nya, laksana orang tua yang memahami jauh lebih ke depan terhadap anak-anaknya sendiri yang sering kali ceroboh dan sembrono.

Dan sesungguhnya, jika bukan Tuhan, kita semua telah NYARIS binasa di tempat sunyi yang dingin dan penuh gertak gigi. Sokongan-Nya adalah didikan-Nya, didikan-Nya adalah sokongan-Nya. Pilih terus Hineni, pilih terus untuk semakin tahu diri, pilih terus untuk mengingat dari mana kita diambil daripada memimpikan ke mana kita ingin capai. Ke depan kita akan menghadapi banyak sekali tugas dan tanggung jawab yang sudah pasti mustahil bagi kemanusiaan kita. Ke depan kita hanya bisa bertanya kepada-Nya, "Bagianku apa, Tuhan?" Dan melakukannya dengan ketepatan yang sempurna.

Di depan kita akan disoroti lampu panggung dan menjadi sorotan dunia di mana-mana. Di depan akan terus kita dengar decak kagum dan tepuk tangan yang semakin hari semakin kencang. Namun itu hanya satu sisi panggung acara yang harus kita penuhi. Sedangkan masih ada sisi panggung satunya lagi, sisi ruang ganti itu. Sisi di mana kita berdua secara pribadi dengan Roh-Nya yang kudus yang selalu semakin keras menegur dan menjagai hati kita, supaya kita tidak menjadi mabuk karena decak kagum dan tepuk tangan dari sisi panggung yang pertama.

Di puncak segala puncak tidak ada lagi yang bisa dibanggakan. Di puncak segala puncak yang boleh ada hanya perkenanan-Nya. Haleluya! Amin! Amin!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.