Tuesday, July 7, 2015

Agenda & The Naked Communist

"Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka." - Roma 1:24-27

"Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang." - Yudas 1:6-7


Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa Amerika Serikat sebagai bangsa yang besar dan mulia, yang dibangun atau diawali dengan kebenaran Tuhan, pada akhirnya berujung kepada kekacauan yang begitu mengerikan dengan mengesahkan undang-undang same-sex marriage (pernikahan homoseksual)? Undang-undang ini bahkan mewajibkan institusi gereja (dan mungkin institusi keagamaan lainnya) untuk ikut memberkati secara ritual pernikahan tersebut, dan jika menolak akan diberi sanksi pidana.

Pada tahun 2010, seorang anak Tuhan sekaligus penulis, sutradara dan politisi bernama Curtis Bowers membuat film dokumenter yang membuat seluruh kalangan gereja di Amerika Serikat shock dan terjaga, film tersebut berjudul Agenda: Grinding America Down. Secara terstruktur, komprehensif dan lengkap film ini mendeskripsikan bagaimana Amerika Serikat dalam sekian puluh tahun mengalami perubahan yang begitu signifikan di dalam setiap aspek kehidupan masyarakatnya. Untuk info lebih lanjut mengenai film ini, silakan kunjungi www.agendadocumentary.com.


Yang paling menarik dan menjadi highlight dari film Agenda ini adalah ketika diungkapnya sebuah buku berjudul The Naked Communist (terbit pertama kali tahun 1958) yang dikarang oleh seorang mantan agen FBI bernama Cleon Skousen. Buku ini merupakan hasil investigasi agen Skousen ketika menyusup sebagai mata-mata di berbagai gerakan sayap kiri di Amerika Serikat, yang saat itu juga bersamaan dengan dimulainya Perang Dingin. Dan dari buku tersebut, tertulis rumusan 45 tujuan gerakan komunisme di Amerika Serikat (The 45 Naked Communist Goals For America). Beberapa di antaranya:

Goal #17: Get control of the schools. Use them as transmission belts for Socialism and current Communist propaganda. Soften the curriculum. Get control of teachers associations. Put the party line in textbooks.

(Gol No. 17: Peroleh kendali atas sekolah-sekolah. Pakai mereka sebagai saluran atau lebih tepatnya ladang pembibitan sosialisme dan propaganda komunis terkini. Perlunak kurikulum. Peroleh kendali atas seluruh asosiasi guru. Dan susupkan semuanya itu ke dalam buku teks pelajaran.)

Jika kita membaca sekilas kalimat tujuan ini, mungkin akan terasa aneh dan ekstrim. Namun ini telah terjadi. National Education Association (NEA) merupakan lembaga pendidikan terbesar, amat berpengaruh dan berkuasa atas sistem pendidikan di Amerika Serikat, pada tahun 2010, bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Rakyat China tanggal 1 Oktober, mengagendakan serentak di semua sekolah publik di seluruh negeri untuk merayakan diktator Mao Tze Dong, pemimpin negara yang membantai rakyatnya sendiri sebanyak 50 - 60 juta, tercatat sebagai korban jiwa terbesar sepanjang sejarah. Atau lima sampai sepuluh kali lipat lebih banyak daripada jumlah korban Nazi Hitler.

Sadarkah bahwa selebrasi ini merupakan deklarasi terselubung yang dilakukan untuk menyambut sebuah pemerintahan yang begitu diktator dan otoriter yang akan digenapi pada masa pemerintahan Antikristus?

Pada tahun 2011, lembaga yang sama, NEA mengumumkan untuk memperbanyak tenaga pengajar dari kalangan transgender. Ini semua untuk mewujudkan gol ke-17 yang disebut di atas.

Goal #24: Eliminate all laws governing obscenity by calling them "censorship" and a violation of free speech and free press.

(Gol No. 24: Menyingkirkan semua peraturan hukum yang mengatur percabulan dari kegiatan sensor dan menganggap semua itu sebagai sebuah kejahatan terhadap kebebasan berbicara dan mengungkapkan pendapat.)

Tujuan ini bertujuan untuk menghancur moralitas masyarakat, karena mereka sadar bahwa kondisi moral amat menentukan nasib dan masa depan masyarakat tersebut. Kebejatan atau dekadensi moral merupakan salah satu cara menghancurkan eksistensi masyarakat tersebut.

Goal #25: Break down cultural standards of morality by promoting pornography and obscenity in books, magazines, motion pictures, radio and TV.

(Gol No. 25: Hancurkan standar budaya moralitas dengan mempromosikan pornografi dan kegiatan percabulan melalui buku-buku, majalah-majalah, film-film layar lebar, radio dan televisi.)

40% para pendeta di Amerika mengakui bahwa pornografi melalui internet merupakan sebuah pergulatan konstan (constant struggle) yang terus menggerogoti gereja dan bangsa.

Goal #26: Present homosexuality, degeneracy and promiscuity as "normal, natural and healthy".

(Gol No. 26: Menghadirkan homoseksual, degenerasi seksual dan seks bebas sebagai suatu hal yang "wajar, alamiah dan sehat.")

Ini merupakan salah satu gol paling radikal dan ekstrim dari gerakan komunis tersebut, dan akhirnya tujuan ini mencapai puncaknya ketika Supreme Court melegalkan UU pernikahan homoseksual yang berlaku di 50 negara bagian Amerika Serikat.


Goal #27: Infiltrate the churches and replace revealed religion with "social" religion. Discredit the Bible and emphasize the need for intellectual maturity, which does not need a "religious crutch."

(Gol No. 27: Menyusupi institusi gereja-gereja dan menggantikan agama pewahyuan dengan agama "sosial". Diskreditkan Alkitab dan arahkan kebutuhan jemaat kepada kedewasaan intelektual, sesuatu yang tidak membutuhkan sebuah "penopang religius.")

Fokus gereja dan jemaat kepada kedewasaan rohani dan iman dialihkan kepada kedewasaan intelektual. Nilai-nilai kemanusiaan diagungkan sedemikian rupa sedangkan nilai-nilai iman dan ketuhanan dianggap sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak berlogika. Penyusupan-penyusupan ini ditujukan ke berbagai lembaga keagamaan seperti National Council of Churches, Reform Judaism dan seminari-seminari Katholik. 

Akibatnya, peran Gereja Tuhan dikerdilkan secara bertahap, suara gereja dibungkam di ranah publik, termasuk di sekolah-sekolah. Pembacaan Alkitab yang biasa rutin dilakukan di sekolah dasar dianggap sebagai kriminalitas demi nilai kemanusiaan atau humanisme yang menipu. Semua perkara iman hanya boleh dibahas di balik dinding gereja saja dan tidak diperkenan untuk diungkap di publik.

Ketika pertama kali buku The Naked Communist ini terbit, tidak ada satupun dari rakyat Amerika yang mengerti betapa berbahaya 45 poin tujuan tersebut. Situasi saat itu, tahun 1958, tidaklah memberi peluang bagi mereka akan masa depan apa yang akan mereka peroleh. Namun dengan melihat semua yang terjadi saat ini, tidak ada satupun dari 45 poin tersebut yang tidak tergenapi. Semua tujuan komunisme ini tergenapi.

Jerat Humanisme

John Dewey adalah bapak pendidikan publik di Amerika Serikat, merupakan salah satu kontributor terbesar dari keruntuhan negera adidaya tersebut dengan nilai-nilai semu kemanusiaan yang dipropagandakan melalui sistem pendidikan publik di seluruh negeri. Dia juga merumuskan 15 dalil Humanist Manifesto yang ditulisnya dalam sebuah buku pada 1933. Salah satu dalil tersebut berbunyi:

Religion consists of those actions, purposes, and experiences which are humanly significant. Nothing human is alien to the religious. It includes labor, art, science, philosophy, love, friendship, recreation--all that is in its degree expressive of intelligently satisfying human living. The distinction between the sacred and the secular can no longer be maintained. - Seventh Plank of Humanist Manifesto

Agama terdiri dari berbagai aksi, tujuan dan pengalaman yang signifikan secara manusiawi. Tidak ada insan manusia yang asing terhadap agama. Termasuk buruh, seni, ilmu pengetahuan, filosofi, cinta, persahabatan, rekreasi - semua yang tercakup di dalam tingkat ekspresif intelejensinya atas kepuasan hidup manusia. (Sehingga) perbedaan antara yang sakral (suci) dan sekuler tidak dapat dibedakan lagi. - Dalil Ke-7 Humanist Manifesto

Dengan pernyataan di atas, betapa nilai kemanusiaan jauh lebih prioritas dan superior daripada kekudusan Tuhan, sebab dalam hal ini kepuasan manusia merupakan pusat segalanya.

Lebih jauh lagi, apa yang dimulai oleh John Dewey kemudian dilanjutkan oleh John J Dunphy melalui bukunya Humanist Manifesto II (1973) dan tulisan esainya The Humanist (1983). Pendapat Dunphy yang paling kontroversial, yakni:

"The battle for humankind's future must be waged and won in the public school classroom by teachers who correctly perceive their role as the proselytizers of a new faith: A religion of humanity -- utilizing a classroom instead of a pulpit to carry humanist values into wherever they teach. The classroom must and will become an arena of conflict between the old and the new -- the rotting corpse of Christianity, together with its adjacent evils and misery, and the new faith of humanism."

"Pertempuran masa depan kemanusiaan harus dilakukan dan dimenangkan di ruang kelas dari sekolah publik oleh para guru yang secara benar mempersepsikan peran mereka sebagai misionari atau evanjelis dari keimanan baru: Sebuah agama humanisme - memanfaatkan ruang kelas daripada sebuah mimbar untuk membawa nilai-nilai hemanis kepada siapapun yang mereka ajar. Ruang kelas harus dan akan menjadi sebuah arena konflik antara yang lama dan yang baru, yakni jasad Kekritenan yang busuk, beserta semua kejahatan dan kemalangannya, dan iman yang baru dari humanisme."

Dapatkah kita melihat akar dari masalah yang sedang bergulir ini? Nilai iman yang sejati dianggap sebagai musuh, dianggap sebagai sesuatu yang merusak masa depan kemanusiaan, dan semua itu sudah harus berlangsung dalam sebuah pertempuran di dalam ruang-ruang kelas sekolah publik. Para guru melalui asosiasinya didoktrin sedemikian rupa untuk kembali melanjutkan indoktrinasi agama humanisme kepada semua siswa.

Salah satu tujuan dari pembuatan film Agenda: Grinding America Down ini adalah untuk membangunkan mimpi palsu Amerika yang telah lama tertidur dan terlena, untuk segera mengubah haluan dan memenangkan pemilihan presiden di tahun 2012 dari pemerintahan Barack Obama. Bagi Curtis Bowers, menghentikan langkah Obama dari kursi kepresidenan merupakan awal dari pekerjaan besar perubahan tersebut. Sebab akar masalahnya memang bukan pada Barack Obama.

"The danger to America is not Barack Obama, but a citizenry capable of entrusting a man like him with the Presidency. It will be far easier to limit and undo the follies of an Obama presidency than to restore the necessary common sense and good judgment to a depraved electorate willing to have such a man for their president. The problem is much deeper and far more serious than Mr. Obama, who is a mere symptom of what ails America . Blaming the prince of fools should not blind anyone to the vast confederacy of fools that made him their prince. The Republic can survive a Barack Obama, who is, after all, merely a fool. It is less likely to survive a multitude of fools, such as those who made him their President."

"Bahaya pada Amerika bukanlah Barack Obama, namun kemampuan warganya mempercayai orang seperti dia dalam kepresidenan. Akan jauh lebih mudah untuk membatasi dan mencegah kebodohan pemerintahan Obama daripada merestorasi akal sehat dan penilaian yang bijak dari seorang pemilih berakhlak rendah untuk memilih orang seperti dia menjadi presiden mereka. Masalahnya jauh lebih dalam dan lebih serius daripada seorang Obama, yang merupakan sebuah gejala umum yang menyusahkan Amerika. Menyalahkan pemimpin yang bodoh tidak boleh membutakan siapapun dalam konfederasi besar atas kebodohan yang menjadikannya pemimpin mereka. Partai Republik dapat mencegah Barack Obama, yang adalah seorang yang bodoh. Hal ini cenderung untuk mencegah seluruh rakyat dari kebodohan, yakni dari mereka yang menjadikannya sebagai presiden mereka."

Dengan kata lain, setiap masyarakat layak menerima pemimpin yang menjadi cerminan keadaan mereka sendiri. Jadi memang masalahnya bukan di pemerintahnya, namun pada masyarakatnya, terutama Gereja Tuhan. Lebih jauh, dalam film Agenda, Curtis Bowers mengakui bahwa Gereja Tuhan di Amerika telah gagal menjaga bangsa dan negaranya hingga harus jatuh demikian dalam.

Sistem sosialis yang memberikan porsi dan peran pemerintah semakin besar di Amerika Serikat, secara bertahap menjadikan pemerintah tersebut sebagai komunis, yang pada akhirnya bersikap absolut diktator dan otoriter seperti yang digambarkan ketika nanti Antikristus memerintah pada Masa Tribulasi Besar.

Kini bertepatan dengan Tahun Shemitah 5775 dan menyusul Tahun Yobel Besar 5776 dan semua yang telah dan sedang terjadi maka kita tahu bahwa waktu penghakiman ilahi atas Amerika tidak akan ditangguhkan lagi sebab telah penuh cawan kedurjanaannya. 

Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.