Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia." - 1 Samuel 16:18
Daud - Memiliki sayap dengan melakukan lebih dari yang diminta / diharapkan tanpa pernah memilih pekerjaan / tanggung jawab yang ada. Saat itu Tuhan telah menolak Saul dan Roh-Nya telah undur dari pada Saul. Akibatnya Saul sering diganggu roh jahat dan untuk memperoleh kelegaan dari gangguan roh jahat dibutuhkan seorang yang pandai bermain kecapi. Dan pada saat itu pemain kecapi masih sangat jangan, indikasinya adalah karena Saul memerintahkan untuk dicarikan, jika pemain kecapi mudah dicari, tentu di istananya sudah ada minimal seorang pemain kecapi yang handal. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Daud adalah seorang yang bukan saja tangkas dan handal, namun setia dalam perkara-perkara kecil. Ia rela menjadi gembala, walau saat itu profesi seorang gembala dipandang sebagai profesi rendahan, namun dijalaninya dengan sukacita dan sepenuh hati. Keperkasaannya saat melawan singa dan beruang dalam menjalani profesinya sebagai seorang gembala menjadikan Daud dikenal sebagai seorang prajurit dan bahkan pahlawan yang gagah perkasa. Padahal saat itu, Daud belum pernah bertemu dengan Goliat.
Selain menjadi gembala dan pemain kecapi, Daud juga seorang penari. Bagi seorang laki-laki di Timur Tengah, menari bukanlah sesuatu yang biasa dilakukan. Namun Alkitab hanya mencatat istilah "seperti Daud menari" dan bukan seperti orang lain. Hal ini karena Daud melakukan segala sesuatu dengan segenap hati untuk Tuhan. Daud berani melakukan hal-hal benar dan yang orang lain tidak mau lakukan. Oleh karenanya, permainan kecapi dan tarian menjadi begitu dikenal di kalangan orang-orang Israel.
Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku. - Amsal 8:17
Salomo - Memiliki sayap dengan mencintai dan mengejar hikmat lebih dari siapapun. Hikmat adalah Tuhan Yesus sendiri. Dan untuk menerima dan mengelola semua yang Tuhan janjikan bagi kita dibutuhkan hikmat yang begitu besar, supaya apapun yang Tuhan percayakan tidak menjadi sia-sia, namun menjadi berkat bagi banyak bangsa.