Labels

Wednesday, December 31, 2014

Kegelisahan Di Lembah Penentuan


Di Kota Mempelai aku menutup tahun yang lama
Di Kota Mempelai aku membuka tahun yang baru
Di Kota Mempelai kunikmati pergantian tahun
Tahun Yang Melampaui Segala Akal, 2015


Dalam lintasan-lintasan perenunganku
Kucoba mereka-reka dan menangkap imajinya
Apakah yang melampaui segala akal itu
Akupun mengingat kegemilangan yang telah lalu
Dan mengukur palung terdalam di sanubari ini


Apakah itu semua kekuatan dan keperkasaanku
Apakah itu semua kelemahan dan kebodohanku
Namun satu hal yang harus kusadari selalu
Hati ini begitu mudah menipu diriku sendiri


Maka kukuatkan hatiku ini kuat-kuat
Dan kuteguhkan kalbuku ini teguh-teguh
Apapun yang terjadi takdir ini harus berlanjut
Sebab aku percaya suatu hari nanti di awan-awan
Bahwa cinta ini akan bertemu muka dengan muka
Dengan Tuannya, Raja di atas segalanya, Kristus Yesus Tuhan


Tapak Pusaka, Tapak Nusantara

Indonesia tapak pusaka
Tapaknya menampung sarat
Tapaknya menggenggam limpah
Tapaknya padat bernas berisi
Yang kecil berpotensi tak hingga
Empunya penuh gairah bermanifestasi segera

Saat genap sepuluh langkah
Di tiap-tiap perkara kejadiannya
Maka takkan ada lagi penundaan
Semua takdirnya akan segera tergenapi
Tanpa dapat ditahan oleh pihak manapun

Karena Sang Empu terus teringat
Dengan segala cita-cita-Nya yang bulat
Dengan segala kerinduan-Nya yang menumpuk
Bagai arak tua nan berabad-abad

Supaya nyata Kabod-Nya di Nusantara
Setelah hina dina menutupi semua celah
Dan cawan syafaat telah meluap deras
Roh Kudus-Nya kan mengawali Tahun Segala Rahmat

Pembaharuan Indonesia

Pada hari pentahiran itulah
Kita akan mendiami lagi kota-kota
Dan reruntuhan-reruntuhan dibangun kembali
Tanah yang tandus menjadi subur lagi makmur

Sehingga bangsa-bangsa akan mendeklarasikan
Bahwa pembalikkan keadaan sungguh jadi nyata
Yang tandus gersang telah menjadi Taman Eden
Yang runtuh musnah telah menjadi kubu-kubu kuat

Saat itulah bangsa-bangsa akan menyadarinya
Bahwa mereka yang dahulu melampaui kita
Menjadi tertinggal semakin jauh terbelakang
Buah kerinduan Tuhan menjadi buah bibir mereka
Dielu-elukan di berbagai penjuru kota dan negeri
Menjadi salutan dan sanjungan dari para tetangga

Pada waktu itulah Tuhan nyatakan gelora-Nya
Supaya Pasukan-Nya memintakan kehendak-Nya
Menjadikan seluruh bangsa jadi lautan manusia
Untuk perayaan dan persembahan kudus selamanya
Dengan begitu mereka mengetahui, Kristuslah TUHAN

Monday, December 29, 2014

Sang Pencipta Keajaiban

Tangga dari Bumi telah menjulang kokoh
Tingkap-tingkap Sorga telah terbuka lebar
Gerbang-gerbang telah deras mengundang
Meja perjamuan telah lengkap tersaji
Santapan-santapan nan penuh keajaiban
Semua tampil penuh misteri dan gelora

Yang dinanti jauh berabad-abad
Telah tiba sekarang ini juga
Yang dirindu bergunung-gunung
Telah mengerupsi tanpa penundaan

Yang manis akan teramat manis
Yang indah akan teramat indah
Yang ajaib akan teramat ajaib
Yang takjub akan teramat takjub
Bahkan yang mahadahsyat sudah tak sabar

Siapakah yang seperti Engkau, TUHAN
Di antara para dedewa langit bumi sejagat
Engkau begitu mulia karena kekudusan-Mu
Masyhur dan menakutkan Sang Pencipta Keajaiban

Monday, December 22, 2014

Sang Penjudi Ulung

Tahun 2013 dan 2014 merupakan dua tahun yang begitu berarti dalam perjalanan hidup saya bersama dengan Tuhan. Mungkin bagi sebagian orang yang mengetahuinya kedua tahun tersebut merupakan musibah dan malapetaka yang membuat saya terlihat begitu malang dan ceroboh, namun bagi saya kedua tahun ini membuat saya bersyukur lebih lagi karena didikan-Nya yang tidak pernah berhenti.

13 November 2013

Dari sekian perkara yang terjadi, perkara perceraian rumah tangga saya merupakan sebuah highlight tersendiri tanpa banyak mulut yang perlu membahasnya. Saya masih ingat jelas ketika kali pertama mendapat undangan sidang dari sebuah pengadilan negeri di Jakarta, semalam-malaman saya tidak bisa tidur sama sekali dan hati luar biasa gundah.

Di tengah kegundahan yang luar biasa pekat itu, tiba-tiba Tuhan berbicara demikian,

"Kalau kamu memang serius mau istrimu kembali dan mencabut gugatan cerainya, potong saja lidahmu sekarang sebagai tanda pertobatan dan keseriusan kamu untuk bersikap lebih baik lagi terhadap dirinya. Toh dengan begitu kamupun sudah tidak bisa menyakitinya secara verbal seperti selama ini kamu lakukan."

Di titik galau gulita semacam itu, ide gila tersebut sungguh terasa seperti ide cemerlang dan pikiran serta hati saya sempat berkata demikian, "Wah! Boleh juga ide-Nya." Namun tidak perlu menunggu lama, dalam sekejap Tuhan lanjutkan ucapan-Nya,

"Tapi ... Nanti kamu akan merasa frustrasi karena kamu takkan pernah lagi bisa menyampaikan kebenaran seperti yang selama ini sudah kamu lakukan."

Dan dalam sekejap buyarlah sudah tekad untuk memotong lidah sendiri dan surutlah niatan konyol itu dalam hati saya.

Sang Penjudi Ulung

Sejak saat itu saya percaya bahwa Tuhan tetap ingin saya lanjutkan dan tuntaskan semua tugas dan destiny saya tanpa perlu mengkhawatirkan keadaan rumah tangga saya yang akhirnya bubar tepat saat blood moon yang pertama lalu. Memang dalam berbagai kesempatan, Dia menguatkan saya lewat beberapa hamba-Nya secara tidak langsung. Namun walau begitu, batin saya tetap bertanya-tanya akan jalan hidup dan pelayanan yang demikian aneh bagi akal sehat saya maupun norma kekristenan pada umumnya. 

Ya memang penyertaan Tuhan dan manifestasi-Nya begitu nyata dalam berbagai kesempatan. Tapi batin ini tak pernah tenang dan sering kali merasa tertuduh, padahal saya tahu benar bahwa Tuhan begitu santai dan tenang setiap kali benak saya memikirkan hal yang satu ini. Tidakkah hidup saya menjadi batu sandungan bagi banyak orang, bahkan sesama Tubuh Kristus sendiri? Bukankah pesan-Nya yang dititipkan kepada saya sangat beresiko untuk ditolak bagi setiap orang yang hendak Dia tuju ketika mereka mengetahui apa yang sudah terjadi dalam hidup saya pribadi?

Menjelang pergantian tahun, Rosh Hashanah 5775, niat saya memperoleh jawaban atas hal itu sudah bulat dan saya bertanya kepada-Nya, 

"Tuhan, Tuhan, bagiku, Engkau sungguh seorang penjudi ulung. Bukankah dengan jalan yang demikian Engkau mempertaruhkan pesan-Mu sendiri? Dan sangat beresiko untuk ditolak banyak orang karena keadaanku saat ini. Mengapa Engkau mau mempertaruhkan pesan-Mu ini, Tuhan? Tidak adakah orang lain yang lebih pantas daripada diriku? Apa sedemikian rupa Engkau kekurangan orang untuk menuntaskan semua kehendak-Mu di sisa waktu yang singkat ini?"

Dan beginilah jawab-Nya,

"Eh! Sorry yah! Yang suka mempertaruhkan pesan yang telah Kupercayakan, yang suka mempertaruhkan pelayanan, gereja, jemaat yang telah Kupercayakan, dan yang suka mempertaruhkan keluarga, pekerjaan dan berbagai tanggung jawab yang telah Kupercayakan itu adalah kalian yang menjadi hamba-hamba-Ku. Bukan Aku.

"Kalian hamba-hamba-Ku sering kali mempertaruhkan semua yang telah Kupercayakan untuk sesuatu yang remeh dan receh. Kalian mempermainkan bahkan dipermainkan dengan keinginan dan ambisi kalian dengan mempertaruhkan semua yang telah Kupercayakan itu.

"Namun Aku tidak demikian. Tidak seperti yang kamu pikirkan selama ini. Bagi-Ku semua perkara yang sudah Aku percayakan kepada kalian adalah permainan-Ku. Bahkan hidup kalianpun adalah mainan-Ku."

Sampai di sini saya mulai mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi selama ini. Namun masih ada satu hal yang mengganjal, karena saya tahu bahwa Tuhan sama sekali tidak menolak ketika saya melabeli diri-Nya dengan julukan Sang Penjudi Ulung, maka kemudian saya bertanya, "Kalau semua yang Kau percayakan itu adalah kartu permainannya, lalu Engkau mempertaruhkan apa? Karena bagiku ini tetap sebuah pertaruhan yang begitu besar dan kulihat Engkau terlibat di dalamnya."

Dan demikian jawab-Nya,

"Nama-Ku. Tidak ada yang lebih pantas Aku pertaruhkan selain nama-Ku sendiri. Dan pada nama-Ku ada jaminan kemenangan dan jaminan keselamatan."

Dan sejak saat itu saya menyadari bahwa apapun boleh terjadi, namun ketika Ia sudah berkehendak sungguh tak ada satupun yang dapat menghalangi-Nya.

Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.

Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas.

Saturday, December 20, 2014

Mau "Take Off"

Sesaat lagi, ya sesaat lagi
Kita akan segera lepas landas
Terbang dari semua kemustahilan
Melayang dalam berbagai keajaiban

Yang dulu keras bagai tembaga
Kini mudah untuk diterobos
Yang dulu sekuat besi
Akan semakin mudah dibentuk

Didikan, didikan dan didikan
Itulah yang terus kita perlukan
Supaya tetap utuh jatah kita
Sehingga makin genap takdir kita
Dan kemuliaan itu menjadi bagian kita

Sampai di sini saja semua keletihan
Sampai di sini saja semua kejenuhan
Sampai di sini saja semua kebekuan
Sampai di sini saja semua kepahitan
Kita sudah mau terbang sebentar lagi
Sampai kita bertemu dengan-Nya di awan-awan

Thursday, December 4, 2014

2015: Are You Ready For GREATER GLORY?

Berfirmanlah TUHAN: "Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu. Hanya, demi Aku yang hidup dan kemuliaan TUHAN memenuhi seluruh bumi: Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya." - Bilangan 14:20-23

Then the LORD said: "I have pardoned, according to your word; but truly, as I live, all the earth shall be filled with the glory of the LORD because all these men who have seen My glory and the signs which I did in Egypt and in the wilderness, and have put Me to the test now these ten times, and have not heeded My voice, they certainly shall not see the land of which I swore to their fathers, nor shall any of those who rejected Me see it." - Numbers 14:20-23

"Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan. Gemetarlah di hadapan-Nya hai segenap bumi; sungguh tegak dunia, tidak bergoyang. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah orang berkata di antara bangsa-bangsa: 'TUHAN itu Raja!' Biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka pohon-pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi." - 1 Tawarikh 16:28-33

"Shout Bravo! to GOD, families of the peoples, in awe of the Glory, in awe of the Strength: Bravo! Shout Bravo! to his famous Name, lift high an offering and enter his presence! Stand resplendent in his robes of holiness! God is serious business, take him seriously; he's put the earth in place and it's not moving. So let heaven rejoice, let earth be jubilant, and pass the word among the nations, 'GOD reigns!' Let Ocean, all teeming with life, bellow, let Field and all its creatures shake the rafters; Then the trees in the forest will add their applause to all who are pleased and present before GOD--he's on his way to set things right!" - 1 Chronicles 16:28-33


"Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu. Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan. Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus adalah dari tangan-Mu sendiri dan punya-Mulah segala-galanya. Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita. Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu. Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan." - 1 Tawarikh 29:10-19

"Blessed are You, LORD God of Israel, our Father, forever and ever. Yours, O LORD, [is] the greatness, The power and the glory, The victory and the majesty; For all [that is] in heaven and in earth [is Yours]; Yours [is] the kingdom, O LORD, And You are exalted as head over all. Both riches and honor [come] from You, And You reign over all. In Your hand [is] power and might; In Your hand [it is] to make great And to give strength to all. Now therefore, our God, We thank You And praise Your glorious name. But who [am] I, and who [are] my people, That we should be able to offer so willingly as this? For all things [come] from You, And of Your own we have given You. For we [are] aliens and pilgrims before You, As [were] all our fathers; Our days on earth [are] as a shadow, And without hope. O LORD our God, all this abundance that we have prepared to build You a house for Your holy name is from Your hand, and [is] all Your own. I know also, my God, that You test the heart and have pleasure in uprightness. As for me, in the uprightness of my heart I have willingly offered all these [things]; and now with joy I have seen Your people, who are present here to offer willingly to You. O LORD God of Abraham, Isaac, and Israel, our fathers, keep this forever in the intent of the thoughts of the heart of Your people, and fix their heart toward You. And give my son Solomon a loyal heart to keep Your commandments and Your testimonies and Your statutes, to do all [these things], and to build the temple for which I have made provision." - 1 Chronicles 29:10-19 

"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! 'Siapakah itu Raja Kemuliaan?' 'TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!' Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! 'Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?' 'TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!' Sela" - Mazmur 24:7-10

"Wake up, you sleepyhead city! Wake up, you sleepyhead people! King-Glory is ready to enter. Who is this King-Glory? GOD, armed and battle-ready. Wake up, you sleepyhead city! Wake up, you sleepyhead people! King-Glory is ready to enter. Who is this King-Glory? GOD of the angel armies: he is King-Glory." - Psalm 24:7-10

"Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! Dia yang memandang bumi sehingga bergentar, yang menyentuh gunung-gunung sehingga berasap." - Mazmur 104:31-32

"The glory of GOD--let it last forever! Let GOD enjoy his creation! He takes one look at earth and triggers an earthquake, points a finger at the mountains, and volcanoes erupt." - Psalm 104:31-32

"Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN. TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh." - Mazmur 138:4-6

"May all the kings of the earth praise you, Lord, when they hear what you have decreed. May they sing of the ways of the Lord, for the glory of the Lord is great. Though the Lord is exalted, he looks kindly on the lowly; though lofty, he sees them from afar." - Psalm 138:4-6

"Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya." - Mazmur 145:10-13

"All your works praise you, Lord; your faithful people extol you. They tell of the glory of your kingdom and speak of your might, so that all people may know of your mighty acts and the glorious splendor of your kingdom. Your kingdom is an everlasting kingdom, and your dominion endures through all generations. The Lord is trustworthy in all he promises and faithful in all he does." - Psalm 145:10-13

"Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu." - Amsal 25:2

"It is God’s privilege to conceal things and the king’s privilege to discover them." - Proverbs 25:2

"Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya." - Amsal 31:25-26

"She is clothed with strength and dignity, and she laughs without fear of the future. When she speaks, her words are wise, and she gives instructions with kindness." - Proverbs 31:25-26

"Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab TUHAN, Allah Israel, telah mengatakannya." - Yesaya 21:16-17

“Within a year, counting each day,[e] all the glory of Kedar will come to an end. Only a few of its courageous archers will survive. I, the Lord, the God of Israel, have spoken!” - Isaiah 21:16-17

"Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. Seandainya orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar apa yang benar; ia akan berbuat curang di negeri di mana hukum berlaku, dan tidak akan melihat kemuliaan TUHAN. Ya TUHAN, tangan-Mu dinaikkan, tetapi mereka tidak melihatnya. Biarlah mereka melihat kecemburuan-Mu karena umat-Mu dan biarlah mereka mendapat malu! Biarlah api yang memusnahkan lawan-Mu memakan mereka habis! Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami." - Yesaya 26:9-12

"In the night I search for you; in the morning I earnestly seek you. For only when you come to judge the earth will people learn what is right. Your kindness to the wicked does not make them do good. Although others do right, the wicked keep doing wrong and take no notice of the Lord’s majesty. O Lord, they pay no attention to your upraised fist. Show them your eagerness to defend your people. Then they will be ashamed. Let your fire consume your enemies. Lord, you will grant us peace; all we have accomplished is really from you." - Isaiah 26:9-12

"Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya." - Yesaya 40:3-5

“Make the way ready for the Lord in the desert. Make the road in the desert straight for our God. Every valley will be lifted up and every mountain and hill will be brought down. The turns in the road will be made straight and the bad places will be made smooth. Then the shining-greatness of the Lord will be seen. All flesh together will see it, for the mouth of the Lord has spoken.” - Isaiah 40:3-5

"Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan 'yang memperbaiki tembok yang tembus', 'yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni'". - Yesaya 58:9-12

"Then you will call, and the Lord will answer. You will cry, and He will say, ‘Here I am.’ If you take the weight of sin away, and stop putting the blame on others and stop speaking sinful things, and if you give what you have to the hungry, and fill the needs of those who suffer, then your light will rise in the darkness, and your darkness will be like the brightest time of day. The Lord will always lead you. He will meet the needs of your soul in the dry times and give strength to your body. You will be like a garden that has enough water, like a well of water that never dries up. And your cities which were destroyed long ago will be built again. You will set up the stones of the bases of the old buildings. You will be called the one who builds again the broken walls, and who makes the streets on which people live like new." - Isaiah 58:9-12

"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu." - Yesaya 60:1-3

“Rise up and shine, for your light has come. The shining-greatness of the Lord has risen upon you. For see, darkness will cover the earth. Much darkness will cover the people. But the Lord will rise upon you, and His shining-greatness will be seen upon you. Nations will come to your light. And kings will see the shining-greatness of the Lord on you." - Isaiah 60:1-3

"Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan. ... Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" - Yohanes 11:4, 40

"This illness will not end in death. No, it is for God’s glory so that God’s Son may be glorified through it. ... Did I not tell you that if you believe, you will see the glory of God?" - John 11:4, 40


"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." - 1 Korintus 2:9
But, as the Tanakh says,

“No eye has seen, no ear has heard
and no one’s heart has imagined
all the things that God has prepared
for those who love him.”
1 Corinthians 2:9

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." - Filipi 2:5-8

"Let your attitude toward one another be governed by your being in union with the Messiah Yeshua: Though he was in the form of God, he did not regard equality with God something to be possessed by force. On the contrary, he emptied himself, in that he took the form of a slave by becoming like human beings are. And when he appeared as a human being, he humbled himself still more by becoming obedient even to death — death on a stake as a criminal!" - Philippians 2:5-8

Tuesday, October 28, 2014

Ayin Hey 5775 - Vol. 4: Puncak Manifestasi Takdir Nusantara

"Pada tahun 2015, ketika Indonesia genap berusia 70 tahun, nasib bangsa ini hanya ada dua pilihan, yakni menikmati kelimpahan Tahun Yobel ... Atau jadi gembel!" - Pdt. Petrus Agung Purnomo

70 Tahun Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 2015 nanti, Indonesia akan tepat berusia 70 tahun dan di saat yang sama kita akan mengalami berkat Tahun Shemitah Ayin Hey 5775 (24 September 2014 - 13 September 2015) dan akan mengalami berkat Tahun Yobel Ayin Vav 5776 (13 September 2015 - 2 Oktober 2016). Sebagai Gereja dan Pasukan Tuhan, apa saja yang harus kita persiapkan sejak sekarang?


"Setelah Kenan hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Mahalaleel." - Kejadian 5:12

"Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor dan Haran." - Kejadian 11:26

"Pada waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama dengan umur seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi kepada Tirus seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini: 'Ambillah kecapi, kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-baik, bernyanyilah banyak-banyak, supaya engkau diingat orang.' Dan sesudah lewat tujuh puluh tahun, TUHAN akan memperhatikan Tirus, sehingga ia kembali mendapat upah sundalnya, dan ia akan bersundal dengan segala kerajaan yang ada di muka bumi. Labanya dan upah sundalnya akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN." - Yesaya 23:15-18

"Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." - Yeremia 29:10-11

Nama Kenan berarti penderitaan (karena dijajah atau dirasuki atau possessed oleh pihak musuh). Namun ketika usia Kenan 70 tahun, ia memiliki seorang anak bernama Mahalaleel. Nama Mahalaleel berarti pujian terhadap Elohim atau Elohim yang diberkati dengan pujian. "Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" - Mazmur 103:1-2. 

Dengan demikian perkara tersebut di atas hendak berkata atau telah menubuatkan bahwa setelah 70 tahun penderitaan karena penjajahan dan / atau perasukan oleh tindakan penjajahan sistem dunia (Babel) atas bangsa ini, maka akan datang sebuah pembebasan dan kelepasan yang dari Tuhan sehingga orang-orang memuji dan memberkati nama Tuhan (Jehovah Elohim). Bukankah selama ini, sejak lahirnya dan selama "kemerdekaan"nya, bangsa kita terus menerus mengalami penjajahan oleh berbagai pihak asing? Maka ketahuilah bahwa setelah genap 70 tahun nanti akan datang sebuah kelepasan besar bagi Indonesia. Dan perkara ini TIDAK DAPAT DIBATALKAN MAUPUN DIHINDARI!

Begitu juga Terah, yang arti namanya adalah penundaan, setelah 70 tahun maka penundaan itu melahirkan Abram yang akhirnya diubah menjadi Abraham, Sang Pengemban Takdir, untuk melahirkan Kristus melalui bangsa pilihan, Israel. Dapatkah Anda mengerti sekarang bahwa rancangan-Nya adalah sempurna adanya sejak semula? Terpujilah Tuhan dan diberkatilah nama-Nya, yang menjadi jaminan kemenangan bagi umat dan pasukan-Nya.

Jika laba dan upah sundal Tirus bisa menjadi berkat dan memberkati seluruh warga yang diam di dalamnya setelah 70 tahun menderita, apalagi Indonesia, yang Tuhan pilih sendiri untuk menjadi kunci utama pada Akhir Zaman ini, yang sudah hampir 9 tahun menggelar karpet merah bagi kedatangan-Nya yang ke-2? Maka ambillah, jangan hanya kecapi, namun juga gambus, rebana, gitar, seruling dan semua alat musik yang bisa berbunyi. Jangan hanya bernyanyi, namun juga menari, melompat, berlari bahkan terbang. Demi impian-Nya menjadi nyata melalui bangsa ini!


Maka Babel beserta segala ampas dan racunnya akan dikebaskan total dari Indonesia, Tuhan sendiri yang akan memberi perhatian-Nya sehingga bangsa ini sungguh akan mengalami segala kelimpahan yang belum pernah ada sebelumnya dan takkan pernah ada lagi setelahnya. Sebuah masa yang disebut orang sebagai Masa Daud dan Salomo, kelimpahan besar akan rohani dan jasmani. Demi takdir bangsa ini mencapai puncak penggenapannya!

50 Tahun G30S/PKI - Lunasnya Hutang Darah

Pada Kamis malam tanggal 30 September 1965 (5 Tishrei 5726) terjadi sebuah peristiwa yang paling kelam dari bangsa ini, tujuh Pahlawan Revolusi dan seluruh keluarganya menjadi korban dari sebuah rencana jahat yang mengakibatkan pergolakan besar serta mewariskan hutang darah terbesar di bangsa ini. Sekian juta rakyat Indonesia menjadi korban akibat peralihan kekuasaan yang memilukan itu. Dan tanpa perlu menunjuk siapa yang paling bersalah, Tuhan menghendaki adanya pelunasan hutang darah tersebut.

"Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya. Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya." - Imamat 25:8-13

Bukankah 30 September 2014 (6 Tishrei 5775) adalah genap 49 tahun peristiwa kelam berdarah itu? Dan sekarang kita mulai memasuki tahun ke-50-nya. Maka pada tahun ini, Tuhan hendak menganugerahkan Pendamaian atas hutang darah terbesar ini. Namun hal ini memerlukan peran kita sebagai Gereja-Nya di bangsa ini untuk ikut menggenapi Pendamaian yang Tuhan sediakan bagi kita. Sungguhkah Anda menangkap kairos-Nya saat ini?

Dari berbagai sumber yang bisa diperoleh, perkiraan terburuk akan jumlah korban pembantaian sepanjang tahun 1965 - 1966 adalah sekitar 2.000.000 jiwa. Itulah sebabnya mengapa pada tanggal 2 November 2014 nanti, Tuhan memberikan mandat kepada seluruh Pasukan-Nya melalui Suku Bahtera untuk menjala dan membawa kepada Kristus 2.000.000 jiwa di pusat kota Jakarta. Bertepatan dengan acara car free day dan kirab budaya yang diselenggarakan oleh Pemda DKI Jakarta, mulai dari depan Istana Negara, Monas, sepanjang Jalan Thamrin, Bundaran HI, sepanjang Jalan Jendral Sudirman hingga GBK Senayan, Tuhan sudah menyerahkan pembalikkan keadaan dan kemenangan besar bagi bangsa ini! Yang diperlukan hanyalah percaya serta sepakat dengan Tuhan dan bertindak pada hari paling menentukan di 2 November 2014 nanti, mulai jam 4 subuh hingga jam 11 siang. Sungguh ini sebuah anugerah yang pantang untuk dilewatkan!


Melalui tulisan ini, sekali lagi Tuhan mengajak semua yang mau terlibat untuk datang ke downtown Jakarta pada Minggu, 2 November nanti. Supaya pada hari itu bangsa Indonesia dilahirkan kembali. Dan puncak perayaannya akan terjadi pada 8 November 2014 di GBK Senayan, jam 16.00. Di mana sekian ratus ribu orang akan dilawat Roh Kudus-Nya dan menerima pelantikan massal sebagai Pasukan Generasi Yoel dan Mikhael untuk menggenapi segala sesuatunya selama kurang dari 6 tahun ke depan. Ini sungguh BUKAN sebuah kebetulan belaka! Ini sungguh rencana-Nya yang luar biasa!

10 Tahun Suku Bahtera

Bukan sebuah kebetulan bahwa pada Desember 2005 lalu, melalui ketujuh hamba-Nya, Tuhan membentuk Suku Bahtera yang datangnya dari sebuah kerelaan untuk mau memimpin, melayani dan membayar harga bagi apa yang akan segera digenapi hingga puncaknya dalam waktu dekat ini, termasuk penggenapan Yesaya 60 atas seluruh bangsa dan Gereja di Indonesia. Sebab pada tahun yang sama, tepatnya 28 Juli 2005, Presiden RI ke-7 yang saat ini mulai memerintah, Bapak Joko Widodo, memulai karir politiknya sebagai Walikota Surakarta (Solo) - Kota Mempelai. Maka kita harus menyadari bahwa kita dipanggil untuk memerintah bersama dengan Tuhan mulai dari menjelang kedatangan-Nya yang ke-2 hingga nanti memasuki Masa Kerajaan Seribu Tahun serta di kekekalan (Langit Baru, Bumi Baru & Yerusalem Baru).

9 tahun yang penuh warna dan sarat dengan berbagai pewahyuan yang baru serta berbagai tindakan profetik yang telah dilakukan akan mengakhiri tahap pembelajaran seluruh Pasukan-Nya sekaligus akan mengawali penggenapan puncak takdir segala sesuatunya. Pada akhir Desember 2015 nanti, bertepatan dengan Tahun Yobel Besar Ayin Vav 5776, Suku Bahtera genap berusia 10 tahun. Angka 10 berbicara tentang puncak manifestasi sesuatu yang dimulai pada awalnya. Sehingga pada tahun 2016 nanti, kita sebagai sebuah Suku Bahtera akan menyaksikan, menikmati bahkan ikut menggenapi apa yang tak pernah dilihat oleh mata, apa yang tak pernah didengar oleh telinga dan bahkan apa yang belum pernah timbul dalam hati, yakni 6 sisi Puncak Manifestasi Takdir Nusantara:

1. Diremukkan dan dilemparkannya Babel dari Indonesia
2. Lunasnya hutang darah 
3. Tahun Yobel Besar
4. Masa Daud dan Salomo
5. Puncak penggenapan Yesaya 60 atas Indonesia
6. Pesta rohani terbesar: Tsunami Lawatan & Tuaian

Bukankah abjad Vav pada Ayin Vav 5776 itu bernilai 6, sedangkan sepuluh kali lipatnya adalah pasal ke-60 dari Kitab Yesaya itu? Maka haruslah kita menyadarinya bahwa semuanya ini BUKAN sebuah kebetulan. Seperti yang baru saja diwahyukan-Nya kepada saya, bahwa tahun 2016 merupakan Tahun Tsunami Air Mata, istilah ekstrim ini dipakai-Nya sebab Tuhan akan menyatakan diri-Nya dan segala kemuliaan-Nya melalui berbagai situasi yang luar biasa ekstrim nantinya.
Bukankah sudah dinubuatkan oleh-Nya bahwa ketika kegelapan dan kekelaman menutupi seluruh dunia maka saat itulah terang akan terbit dari bangsa ini (Yesaya 60:1-2)? Tidakkah itu sedemikian ekstrim maksud firman-Nya? Jadi bersiaplah!

Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya. Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa.

Wednesday, October 15, 2014

Peperangan Di Awal Ayin Hey 5775

Kepada seluruh Pasukan Tuhan,

Beberapa hari yang lalu seorang teman saya yang adalah seorang pendoa sekaligus pelihat, mendapatkan dua penglihatan yang bersambung mengenai rencana Tuhan sekaligus rencana Iblis ke depan dalam waktu dekat ini, saya yakin ini merupakan panggilan kesiagaan bagi setiap kita sebagai Pasukan Tuhan, khususnya kita sebagai Suku Bahtera, untuk menyambut perang besar dalam waktu dekat ini. Demikian mimpi teman saya ini:

3 Oktober 2014 - 15 Tishrei 5775

Jam 22.35 (malam Yom Kippur)

Pada waktu malam Yom Kippur, sekitar pukul 22.35, saya berada di kamar dan berniat untuk membawakan beberapa hal kepada Tuhan, dan di saat saya mulai menaikan penyembahan hadirat Tuhan turun dan mengalir kuat di dalam kamar saya. Dan Tuhan memperlihatkan sebuah penglihatan kepada saya:

Tiba-tiba saya berada di dalam sebuah ruangan Kerajaan yang megah dan besar serta bersinar, di depan saya terdapat pintu besar yang megah dan dijaga oleh sepasang malaikat besar. Roh Tuhan membawa saya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut, dan ternyata ruangan itu adalah ruang rapat yang unik, karena bentuk ruangan itu tidak seperti ruang rapat biasa, melainkan seperti sebuah berbentuk ballroom yang megah dengan atap atau langit-langitnya adalah Sorga dan Takhta Bapa.

Di dalam ruangan ballroom itu tidak ada meja maupun peta, hanya ada ratusan anak muda yang memakai jubah jendral-jendral-Nya dan berpasang-pasangan pria dan wanita. Para jendral ini menari bersukacita dan sayapun ikut menari dengan pasangan saya, namun saya tidak mengenali siapa dia, kami menari cukup lama, kemudian Bapa berkata kepada seorang malaikat-Nya, dan malaikat itu menganggukan kepalanya, dan tiba-tiba ada 7 malaikat yang membawa sangkakala, dan salah satu dari ketujuh malaikat itu meniup sangkakalanya dan tiba-tiba hadirat pengangkatan itu terasa begitu kuat, dan di saat yang bersamaan saya juga merasakan sebuah ketakutan yang luar biasa yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Belakangan saya baru mengetahui bahwa hadirat yang begitu menakutkan dari Masa Tribulasi Besar itu menempel ketat dengan hadirat Rapture, sebab begitulah skenarionya nanti.

Semua wajah di dalam ruangan itu berubah menjadi sangat serius dan saya merasakan dengan kuat bahwa waktunya sudah sangat singkat. Semua jendral-Nya di tempat itu wajahnya menghadap kepada Bapa dan menggengam tangannya masing-masing, meletakannya ke dada bagian kiri masing-masing seperti sedang memegang sebuah sumpah.

Segera setelah itu, Tuhan Yesus tiba-tiba berdri di depan saya dan berkata: "Nak, sampaikan bahwa waktunya sudah sangat singkat, Aku sudah tidak punya banyak waktu dan pilihan, keputusan ada di tangan kalian masing-masing." Dan penglihatan itupun selesai.

9 Oktober 2014 - 20 Tishrei 5775

Jam 11.25

Pukul 11.25 siang saat saya bangun dari tidur, saya merasakan hadirat Tuhan ada di kamar saya dan cukup kuat, tiba-tiba Tuhan Yesus memegang tangan saya seperti menarik untuk mengajak pergi, dan Dia berkata: “Nak, Aku ingin menunjukan sesuatu kepadamu, mau ndak kamu Aku tunjukan ?”

Dan tanpa ragu saya mengiyakan apa yang Tuhan Yesus tawarkan. Roh-Nya mendorong saya untuk berbahasa roh dan sekitar beberapa menit setelah saya berbahasa roh saya mendapat penglihatan yang merupakan kelanjutan dari penglihatan yang beberapa hari lalu saya dapat. Beginilah penglihatannya:

Tiba-tiba saya kembali ke ruang rapat para jendral Tuhan, dan di sana kami semua mengambil posisi bersujud, lalu saya melihat seorang hamba Tuhan mengurapi kami semua, satu persatu, dan baru saya sadari bahwa dia adalah Stephen Timothy Purnomo, anak dari Ibu Panglima. Dia mengurapi dan mengenakan kepada setiap kami mahkota, dan saya kenali bahwa mahkota yang dikenakan kepada setiap kami adalah mahkota yang berbeda.

Setelah kami dilantik, kami semua berdiri dan tiba-tiba kami semua mengangkat senjata kami, berangkat untuk berperang, dan kami pun terbang. Segera peperangan itu terjadi di udara, peperangan yang mengerikan karena pihak musuh pun mengeluarkan pasukannya yang amat banyak, kami dihujani dengan begitu banyak panah musuh. Kami sebagai jendral-jendral Tuhan kelihatan bercahaya seperti bintang saat kami berperang. Namun beberapa dari kami, sekitar sepertiganya kehilangan cahaya tersebut, ada yang terangnya bersinar dan semakin bersinar tetapi tiba-tiba menghilang atau menjadi gelap, ada pula yang meredup cahayanya.

Dan setelah itu saya dibawa oleh Roh-Nya melihat penglihatan yang lain, dan ternyata saya dibawa untuk melihat persiapan dari pihak musuh. Lucifer di takhtanya menyiapkan hal yang serupa dengan pihak Tuhan. Lucifer mengurapi / melantik berbagai mahkluk berbentuk monster-monster yang ketika saya amati lebih lagi, ternyata mahkluk-makhluk monster tersebut adalah mereka yang selama ini terlihat di berbagai logo dari berbagai merek produk, di antaranya adalah Starbucks, Polo (Ralph Laurent), dan sebagainya.

Lucifer mengurapi juga para jendralnya yang berwujud manusia. Tetapi mereka berumur sama dengan para jendral-Nya Tuhan. Dan di belakang mereka terdapat kendaraan perang yang wujudnya bermacam-macam, ada pesawat tempur, tank, mobil mewah, dan lain-lain. Lucifer mengeluarkan dan mengerahkan semua pasukannya sampai tempatnya kosong karena ia mengerahkan seluruh kekuatan sehingga semua berangkat untuk berperang.

Setelah itu Tuhan menunjukan kapal dari Suku Bahtera, kapal ini hendak terbang, tidak berlayar di laut lagi tetapi melayang di udara, tetapi di saat Kapal Bahtera ini hendak terbang, beberapa kapal musuh muncul di samping kiri dan kanan, dan mereka hendak menyerang kita dengan menabrakkan kapal mereka sendiri, tetapi di saat kapal-kapal musuh hampir menabrak atau hampir bersentuhan, kapal mereka hancur dengan sendirinya. Tuhan dengan kuat berkata: “Aku akan habisi setiap penghalang dari Bahtera, hanya, kalian harus tetap maju dan jangan pernah mundur, jangan pernah menyerah, waktunya sudah tidak banyak lagi”. Dan setelah itu penglihatan pun selesai.

Penjelasan Penglihatan

Sejak lama saya meyakini bahwa hari-hari ini bukanlah masa yang biasa, terutama memasuki Ayin Hey 5775 lalu dan 2015 nanti. Peperangan semakin dahsyat dan saya sadari bahwa Tuhan memaksa kedua pihak untuk bertempur "habis-habisan" menjelang kedatangan-Nya yang ke-2. 

Berkaitan dengan kedua penglihatan di atas dan beberapa agenda ke depan, maka saya menangkap arti dari penglihatan tersebut sebagai berikut:

Bahwa pada tanggal 25 Oktober 2014 mulai jam 16.00, JKI Hananeel (Sunter, Jakarta) akan mengadakan KKR khusus untuk anak-anak muda dengan pembicara adalah Stephen Timothy Purnomo. Saya yakin inilah momen Tuhan melantik Pasukan-Nya melalui hamba-Nya tersebut seperti yang dimaksud dalam penglihatan teman saya. Bagi mereka yang terlibat panitia maupun yang akan menghadiri acara tersebut, dihimbau untuk lebih serius menghadapi acara kali ini, sungguh Tuhan mempersiapkan kita semua untuk peperangan yang akan datang segera. Bagi mereka yang tidak ikut, dukung dalam doa dan sepakat dengan Tuhan melalui acara ini.

Sedangkan 6 hari setelahnya adalah tanggal 31 Oktober 2014 merupakan hari Reformasi Gereja (melalui Martin Luther - 1517), namun sekaligus juga merupakan perayaan Halloween. Dan seperti biasanya pada momen seperti ini akan ada banyak perusahaan, khususnya makanan dan minuman (beberapa juga pakaian, kosmetik dan aksesoris), menggelar marketing promotion dengan memanfaatkan momen apapun demi meningkatkan omzet penjualan mereka dan biasanya hal ini direspon oleh banyak orang, terutama anak-anak muda. Sebut saja bentuk promosi mulai dari up size, buy one get one free, special discount, dan sebagainya. Bagi Pasukan Tuhan, yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah menghindari semua bentuk promosi yang berkaitan dengan momen Halloween, dan jika memungkinkan tidak menggunakan kartu kredit untuk transaksi makanan dan minuman pada tanggal 31 Oktober - 1 November 2014 seperti yang mungkin sudah dipersiapkan promonya oleh berbagai pihak.

Jika Anda perhatikan beberapa hari lalu, entah ide dari mana bahwa ada berita hoax yang menyebutkan bahwa untuk pertama kalinya dalam 666 tahun Halloween 2014 ini jatuh pada tanggal 13 Oktober. Ini jelas hoax atau berita palsu, karena istilah Halloween baru muncul pada tahun 1745, sedangkan penanggalan Halloween berdasarkan almanak Masehi yang sifatnya tetap, yakni tanggal 31 Oktober tiap tahunnya. Mungkin ini memang sekedar iseng dan memang agak konyol isi berita palsu tersebut, tapi bagi saya pribadi ini bukan sebuah hoax yang kebetulan.

Dan sama bukan kebetulannya bahwa pada tanggal 2 November 2014 mulai pukul 6 pagi hingga pukul 11 siang, akan digelar Pesta Rakyat di downtown Jakarta, mulai dari Monas, Bundaran HI, sepanjang jalan Jendral Sudirman hingga GBK Senayan. Di sana kita berdoa, berpesta, menginjil, menikmati berbagai mujizat sehingga ada lebih dari dua juta jiwa dilahirkan kembali dalam Kristus. Dan sebagai puncak acara, pada tanggal 8 November 2014, kita akan berkumpul di GBK Senayan untuk sebuah lawatan besar bagi Jakarta dan Indonesia. Semua pemimpin dan hamba-Nya di Bahtera akan bertugas sesuai dengan kehendak Tuhan untuk menginisiasi atas sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya dan takkan pernah ada lagi setelahnya. Sungguh ini bukan sebuah kebetulan, saya merasakan persiapan yang Tuhan sediakan bagi Pasukan Bahtera begitu berlapis-lapis dan puncaknya adalah pada Sidang Ilahi - His Manifested Presence di Holy Stadium, Semarang pada akhir Desember 2014 nanti untuk menyambut 2015 - Tahun Yang Melampaui Segala Akal.

Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat; suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang. 

Di depannya api memakan habis, di belakangnya nyala api berkobar. Tanah di depannya seperti Taman Eden, tetapi di belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak ada yang dapat luput. Rupanya seperti kuda, dan seperti kuda balapan mereka berlari. Seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung; seperti geletiknya nyala api yang memakan habis jerami; seperti suatu bangsa yang kuat, teratur barisannya untuk berperang. Terhadapnya bangsa-bangsa gemetar, segala muka bertambah menjadi pucat pasi.

Seperti pahlawan mereka berlari, seperti prajurit mereka naik tembok; dan mereka masing-masing berjalan terus dengan tidak membelok dari jalannya; mereka tidak berdesak-desakan, mereka berjalan terus masing-masing di jalannya; mereka menerobos pertahanan dengan tombak, mereka tidak membiarkan barisannya terputus. Mereka menyerbu ke dalam kota, mereka berlari ke atas tembok, mereka memanjat ke dalam rumah-rumah, mereka masuk melalui jendela-jendela seperti pencuri. Di depannya bumi gemetar, langit bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.

Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya. Pasukan-Nya sangat banyak dan pelaksana firman-Nya kuat. Betapa hebat dan sangat dahsyat hari TUHAN! Siapakah yang dapat menahannya?

Tuesday, September 30, 2014

Ayin Hey 5775 - Vol. 3: Kenangan Di Rumah Penderitaan

Kita telah belajar sedikit mengenai anugerah dan sikap hati secara individu melalui sebagian kisah hidup Abraham dan Sarah melalui tulisan Ayin Hey 5775 - Vol. 1: Sang Pengemban Takdir. Dan ketika sedang mendengar live streaming kotbah Ibu Panglima Iin Mikhael Tjipto di Sion (Cirebon) tanggal 16 September 2014 lalu, Tuhan mengajak saya ke sisi lainnya untuk belajar mengenai anugerah dan sikap hati secara korporat melalui kenangan-Nya di Betania. Nama Betania (Bethany) berarti Rumah Penderitaan dan sungguh bukan kebetulan jika berdasarkan pemetaan 12 Gerbang Yerusalem hampir separuh dari wilayah Indonesia berada di bagian Bethany Gate, yakni meliputi Sumatera, Jawa, sebagian kecil Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. Sedangkan sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua berada di bagian Golden Gate atau Gerbang Timur.


Ketika dalam kotbahnya, Ibu Panglima bicara bahwa yang menjadi penghalang antara kita dengan puncak destiny bukan saja kutuk ataupun kelemahan-kelemahan kita, namun juga sikap hati kita pada hal-hal yang kelihatan sepele maupun rutin. Sikap saat kita harus melakukan berbagai tindakan profetik, atau sikap ketika kita sedang mengenakan maupun menanggalkan jubah setelah kita memakainya, atau sikap ketika sedang melakukan tarian maupun nyanyian penyembahan, yakni berbagai sikap hati yang memang tidak kasat mata, dan hanya dapat dibaca dengan mata hati. Ketika itulah Roh Kudus-Nya mengingatkan saya akan seluruh rangkaian kejadian yang tertulis pada Kitab Injil Yohanes pasal 11.

Injil Yohanes pasal 11 merupakan gambaran "drama" yang hampir ada di setiap organisasi gereja ataupun persekutuan kaum beriman di manapun dan kapanpun. Sebuah gambaran yang lintas zaman serta lintas waktu di hampir semua komunitas kaum beriman. Dan sekarang, mari kita simak sehelai demi sehelai lembaran pewahyuan-Nya bagi kita berkaitan dengan Ayin Hey 5775 ini:

"Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: 'Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.' Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: 'Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.' Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: 'Mari kita kembali lagi ke Yudea.'
  • Tuhan mengawali kisah ini dengan sudut pandang satu orang, yakni Maria, yang dijelaskan cukup rinci dengan menyebut "kampung Maria" dan menceritakan apa yang telah diperbuatnya kepada Tuhan Yesus, yakni mengurapi-Nya untuk persiapan kematian dan penguburan-Nya. Mengapa Tuhan memakai Maria sebagai "patokan" kisah kebangkitan Lazarus dari kematian? Tentu itu bukan sebuah kebetulan. Adakah Tuhan pun mengingat kita sedemikian rupa seperti Dia mengingat Maria ini? Atau kita hanya "peran pendukung" seperti Marta, atau mereka yang diceritakan tapi tak sekalipun nama mereka disebut, seperti orang-orang Yahudi dan orang-orang Farisi yang malah hanya jadi "figuran".
  • Lalu bagaimana jika yang dialami Lazarus, harus kita alami juga? Ketika kondisi ekonomi kita, kondisi rumah tangga / keluarga kita, kondisi kesehatan kita, kondisi gereja / pelayanan kita sudah hampir mencapai titik nadir dan hampir mati, bahkan lebih parah lagi, yakni Tuhan membiarkan kondisi-kondisi tersebut benar-benar mati bahkan sudah mulai membusuk seperti jasad Lazarus dalam kisah ini. Padahal jarak antara Yesus dan Lazarus saat itu hanya 3 kilometer jauhnya, namun Ia sengaja mengulur dua hari lagi. Masihkah kita tetap setia dan percaya kepada-Nya dan tetap berkata kepada-Nya, "Ini aku, Tuhan" alias Hineny? Bukankah Abraham pun telah mati pucuk dan Sarah telah mati haid saat Tuhan memperbaharui penjanjian-Nya dengan menambahkan unsur Hey kepada nama mereka? Maka Hey yang merupakan Kabod (kemuliaan) Tuhan itu hanya pantas diberikan ketika inti kemanusiaan kita telah tidak berdaya sama sekali, alias mati.
"Murid-murid itu berkata kepada-Nya: 'Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?' Jawab Yesus: 'Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.' Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: 'Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.' Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: 'Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.' Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: 'Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.' Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: 'Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.' Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.
  • Murid-murid hanya bisa memandang Yesus sebagai seorang Rabi, dan bukan sebagai Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu. Dan ketika pikiran mereka hanya terbatas pada ancaman yang ada, namun Tuhan segera mengubah pikiran mereka dengan mengajak mereka untuk melihat bahkan menjadi terang dunia sekalipun nyawa menjadi taruhan. Bukankah kemuliaan tampil maksimal ketika keadaan di sekitar terlihat gelap? (Yesaya 60:1-2). Sama seperti kemuliaan-Nya menjadi nyata lewat kematian dan kebangkitan Lazarus ini.
  • Ketika Yesus menyebut bahwa Lazarus hanya tertidur, padahal kenyataannya Lazarus telah mati dan bahkan jasadnya sudah mulai membusuk, Yesus telah berbohong? Bagaimana jika saat ini ketika kondisi keuangan kita sungguh kacau, namun Tuhan justru berkata bahwa kita akan mengalami terobosan finansial, namun ternyata situasinya makin bertambah parah? Apakah Tuhan sedang bergurau atau kitalah yang tidak mengerti bahasa-Nya? (Yohanes 8:43).
  • Tomas sesungguhnya adalah pribadi yang antusias dan mampu menyemangati kawan-kawannya walaupun situasi saat itu terasa sangat tidak masuk akal bagi para murid-Nya. Dapatkah dibayangkan betapa terpuruknya hati dan jiwa para murid ketika mereka mendapati Tuhan mereka mati di kayu salib dengan cara yang begitu mengenaskan? Bahkan Tomas yang sedemikian positif dan periang hampir saja terhilang selamanya, jika ia tidak melihat bahkan mencucukkan jarinya ke bekas paku maupun lambung Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya.
"Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: 'Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.' Kata Yesus kepada Marta: 'Saudaramu akan bangkit.' Kata Marta kepada-Nya: 'Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.' Jawab Yesus: 'Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?' Jawab Marta: 'Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.' 
  • Ternyata Marta menyambut kedatangan Yesus dengan amat antusias, namun ia menyambut-Nya karena ingin melakukan protes atas "keterlambatan" yang dilakukan Yesus. Marta seakan ingin bicara, "Tuhan, dua hari lalu kami sudah mengabari kondisi Lazarus, tapi kenapa Engkau datang terlambat? Sekarang saudaraku sudah mati, padahal seandainya Engkau tidak terlambat, ia pasti tidak mati."
  • Dan lebih aneh lagi bahwa Marta menambahkan kalimat yang sebenarnya tidak perlu ia ucapkan, sebab itu adalah kalimat sindirannya kepada Yesus, walau ia tahu bahwa Elohim memberi kuasa dan otoritas besar kepada Yesus. Dan karena sindirannya itulah, Yesus hanya menjawab singkat dan sekenanya saja bahwa Lazarus akan bangkit. Ini adalah pelajaran tentang sikap hati. Bahwa banyak anak-Nya yang percaya akan kuasa Tuhan, namun seringkali buruk dalam bersikap, yang sesungguhnya bisa menyinggung mood dan perasaan Tuhan.
  • Anehnya lagi, sekalipun Marta disebut sebagai salah satu sahabat-Nya, namun ia masih belum mengerti maksud Tuhan. Ia menyimpulkan sendiri bahwa Lazarus akan bangkit di Akhir Zaman, padahal Tuhan bermaksud membangkitkannya saat itu juga. Berapa kali kita sering bersikap serupa? Memotong perkataan Tuhan dan dengan tergesa menyimpulkan sendiri perkataan Tuhan TANPA mau mengambil waktu untuk merenungkan dan mendiskusikan segala sesuatunya dengan Roh Kudus. Sekalipun Marta mengaku percaya, namun sesungguhnya hatinya ragu dengan maksud Tuhan tersebut.
"Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: 'Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.' Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: 'Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.' Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: 'Di manakah dia kamu baringkan?' Jawab mereka: 'Tuhan, marilah dan lihatlah!' Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: 'Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!' Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: 'Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?' Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: 'Angkat batu itu!' Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: 'Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.' Jawab Yesus: 'Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?'
  • Ternyata Marta masih tidak puas dengan respon Tuhan Yesus, dan ia mengubah strateginya. Ia membohongi Maria dengan berkata bahwa Tuhan Yesus memanggilnya, padahal Ia sama sekali tidak memanggil Maria. Berapa banyak di antara kita yang sikapnya sering seperti ini? Ketika kita mengharapkan masalah kita segera dijawab Tuhan dan kita tidak mendapati respon Tuhan yang sesuai harapan, lalu kita mencari anak-anak Tuhan yang lain, maupun hamba-hamba-Nya untuk memaksa Tuhan menjawab masalah kita. Sikap dan mentalitas yang demikian sebaiknya tidak boleh ada lagi di Ayin Hey 5775 ini. Belajar meraba hati Bapa, kenali perasaan-Nya dan sadarilah bahwa Tuhan adalah Pribadi yang memiliki mood dan selera.
  • Sesungguhnya apa yang diucapkan Maria sama persis dengan kalimat pertama yang diucapkan Marta, namun perhatikan sikapnya. Maria bertanya dengan didahului tersungkur di depan kaki Tuhan. Bukankah Abram pun sujud menyembah Tuhan dan sesaat kemudian Hey diberikan sehingga Abram berubah menjadi Abraham? Demikian juga ketika Maria tersungkur, dengan disertai erangan masygul Tuhan, Hey segera diberikan kepada Lazarus dan ia segera bangkit dari kematiannya. Adakah kita telah mengerti apa "kunci" yang sedang diberikan-Nya kepada kita supaya Hey-Nya diberikan juga kepada kita atas berbagai aspek kehidupan kita yang telah sekarat dan mati untuk kembali dihidupkan dan dibalikkan keadaannya?
  • Apa yang dipikirkan dan diprotes Marta, ternyata juga dicibir oleh banyak orang Yahudi yang hadir saat itu. Mereka heran dengan alasan Yesus yang sengaja terlambat dan menyindir keterlambatan-Nya itu dengan menyangka bahwa Tuhan tidak sanggup bertindak. Namun di sisi lain, Maria sama sekali percaya kepada Tuhan sekalipun tidak mengerti alasan Tuhan untuk sengaja terlambat datang. Bukankah pemandangan seperti ini sering terjadi di dalam gereja dan berbagai komunitas kaum beriman? Yang manakah kita? Marta? Maria? atau orang-orang Yahudi?
  • Dan terbukti bahwa Marta tidak bisa percaya kepada Tuhan seperti Maria percaya, sebab ketika Tuhan menyuruh untuk membuka batu kubur tersebut, Marta langsung berargumen (lagi). Sungguh sikap seperti ini malah sering menghambat rencana Tuhan dalam setiap hidup anak-anak-Nya. 
"Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: 'Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.' Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: 'Lazarus, marilah ke luar!' Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya." - Yohanes 11:1-45
  • Di bagian akhir dari adegan ini, sekali lagi nama yang disebut hanyalah nama Maria, dan BUKAN nama Marta. Adakah kita belajar sesuatu dari Maria dan sikapnya kali ini? Sudahkah kita pahami apa yang sesungguhnya anugerah sejati itu? Dan adakah kita menyadari betapa banyaknya kecerobohan sikap kita di hadapan-Nya? Inilah Ayin Hey 5775, Tahun Yang Melampaui Segala Akal.
Satu Peristiwa, Empat Sudut Pandang

"Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu." - Yohanes 12:1-3

Setelah kejadian bangkitnya Lazarus, pada pasal berikutnya menceritakan sebuah adegan yang lain, yakni ketika Yesus diurapi. Cerita yang serupa telah diceritakan pada Injil Matius pasal 26 dan Injil Markus pasal 14, juga di Injil Lukas pasal 7. Banyak ahli mengatakan bahwa sesungguhnya Yesus diurapi oleh dua perempuan yang berbeda, bahkan ada pula yang menyebutnya tiga kali, sebab di Injil Matius dan Injil Markus disebut bahwa kepala Yesus yang diurapi, sedangkan pada Injil Lukas dan Injil Yohanes disebut bahwa kaki Yesus yang diurapi.

Ketika saya mencoba mencari tahu siapakah perempuan yang mengurapi kepala Yesus di Injil Matius dan Injil Markus dan siapakah pula perempuan yang dimaksud di Injil Lukas pasal 7, tiba-tiba Roh Kudus berbicara demikian, "Mengapa kamu memakai cara berpikir yang sama dengan mereka? Mengapa memakai hikmat manusia untuk mencari rahasia kebenaran Tuhan. Kalau yang kamu tanyakan dan cari siapa perempuan tersebut, maka kamu tidak akan pernah menangkap maksud Tuhan. Bagaimana jika ternyata empat cerita dalam empat Injil itu sesungguhnya adalah satu peristiwa yang sama, namun Aku buat mereka sengaja menulis dengan berbeda? Bagaimana jika ternyata sesungguhnya Maria mengurapi kepala dan juga sekaligus kaki-Nya?"


Saat itu juga saya bertobat dan segera membuang hikmat manusiawi yang saya gunakan dan mulai merenungkan maksud Tuhan yang sesungguhnya sehingga Ia sengaja membedakan versi cerita yang satu dengan versi cerita yang lainnya. Dan berikut ini perbedaan di antaranya:

"Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan." - Matius 26:6-7

"Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus." - Markus 14:3

Baik Yohanes 12, maupun Matius 26 dan Markus 14 sebenarnya menceritakan peristiwa yang sama, sebab reaksi para murid Yesus, terutama Yudas Iskariot, tercatat serupa dari ketiga Injil tersebut, yakni menjadi gusar dan menganggap apa yang dilakukan Maria adalah sebuah pemborosan. Namun ketika disebut bahwa minyak itu dituang ke atas kepala Yesus, maka yang disebut hanyalah "seorang perempuan," sedangkan ketika namanya disebut, yakni Maria, maka disebut bahwa minyak itu dituang ke kaki Yesus. Pahamkah Anda akan perbedaan ini?

Ibrani 7:7 menyebutkan, "Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi." Jadi pada saat itu sesungguhnya Tuhan mengizinkan Maria mengambil posisi lebih tinggi daripada diri-Nya dengan menyentuh atau mengurapi kepala-Nya. Namun kemuliaan ini terlalu besar untuk ditanggung oleh seorang manusia, itu sebabnya nama Maria tidak disebut. Maka sadarilah bahwa apapun yang kita lakukan untuk memberkati Tuhan dan segala kehendak-Nya, tidak patut bagi kita untuk mengharapkan nama kita diingat atau bahkan sekedar ucapan terima kasih. Ini sikap yang kelihatan sepele, namun jarang dimiliki oleh kita sebagai Gereja dan Pasukan Tuhan yang selalu menganggap diri kita sebagai hamba-hamba-Nya.

Justru sebaliknya, sering kali terjadi dari mereka yang merasa sebagai hamba Tuhan, merasa telah berjasa bagi Kerajaan-Nya, merasa lebih baik daripada banyak orang, dengan alasan statusnya tersebut malah menuntut banyak orang untuk menghormati dan memprioritaskan diri mereka dalam berbagai kesempatan. Termasuk bisa menjadi tersinggung ketika orang lain tidak lebih dahulu memberi hormat atau sekedar menyapa. Hey! Ini sudah Ayin Hey 5775, dibutuhkan lebih dari sekedar tahu diri dan sikap miskin di hadapan Tuhan untuk menempuh sepanjang tahun yang amat luar biasa ini.

"Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu." - Lukas 7:37-38

Besar kemungkinan bahwa peristiwa yang dicatat dalam Injil Lukas 7 ini adalah peristiwa yang sama yang dimaksud ketiga Injil lainnya. Sebab nama pemilik rumah tempat kejadian perkara adalah sama-sama Simon. Jadi sesungguhnya perempuan yang terkenal sebagai pendosa sesungguhnya adalah Maria yang sama. Sebab tidak mungkin perempuan ini bisa mengekspresikan kasihnya kepada Yesus sedemikian rupa, jika ia tidak mengenal dengan begitu dalam akan Yesus.

Namanya tidak disebut, namun ia dicatat hanya meminyaki bagian kaki, sebab ia disebut sebagai "seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa". Apakah sesungguhnya perempuan ini lebih berdosa daripada orang kebanyakan, sehingga Tuhan menganggap bahwa perempuan inilah "yang berhutang lima ratus dinar? Tentu tidak! 

Tahukah Anda, apa yang sesungguhnya ada di benak dan hati perempuan ini sehingga ia nekad mendatangi rumah orang lain yang saat itu rumah tersebut terdapat banyak laki-laki sehingga ia menjadi satu-satunya perempuan yang hadir di sana? Jawabannya tak lain adalah karena ia menyadari betapa buruk masa lalunya, namun sekaligus ia mendapati pemulihan dirinya lewat Kristus Yesus, sehingga yang ada padanya hari itu adalah kasih yang begitu kuat kepada Tuhan dan diekspresikan dengan sedemikian luar biasa.

Inilah Hineny yang sesungguhnya, yakni sikap mengabdi dan melayani Tuhan tanpa syarat, sikap yang lahir karena cinta kepada Sang Tuan. Inilah yang Tuhan cari dari Gereja dan Mempelai-Nya di Ayin Hey 5775. 

"Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus." - Yohanes 12:9-11

Ketika hidup kita dipakai dan dipromosikan Tuhan sedemikian rupa, janganlah heran jika saudara-saudara terdekat kita menjadi iri sehingga membenci bahkan hendak membunuh kita. Ini sudah ada sejak Kain membunuh Habel, bahkan sejak Ular Tua cemburu terhadap Adam yang pertama. Namun biarkanlah Tuhan yang memutuskan dan menghakimi dalam keadilan-Nya, itu bukan bagian kita untuk merespon, sebab kita sesungguhnya hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna, yang melakukan menurut perintah-Nya.


Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Tetapi jika budak itu dengan sungguh-sungguh berkata: Aku cinta kepada tuanku, kepada isteriku dan kepada anak-anakku, aku tidak mau keluar sebagai orang merdeka, maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Allah, lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk, dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup.

Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.