Labels

Tuesday, June 30, 2015

4 Fundamen Yang Dirusak Oleh Pernikahan Sesama Jenis

"Berfirmanlah Allah: 'Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.' Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: 'Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.' Berfirmanlah Allah: 'Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.' Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam." - Kejadian 1:26-31

Ada empat hal paling fundamental dalam kehidupan di Bumi yang hendak dirusak dengan pernikahan sesama jenis:


1. Citra Tuhan sebagai Sang Pencipta hilang, manusia sebagai gambar dan rupa-Nya akan kehilangan kreatifitas dan kemampuan menciptanya.

2. Jumlah populasi dunia akan berkurang karena aktifitas melahirkan keturunan semakin menurun. Maka dari seharusnya manusia menaklukkan Bumi, akan terjadi yang sebaliknya, yakni alam yang menaklukkan manusia.

3. Penurunan derajat kehidupan. Dari enam jenis makhluk yang diciptakan Tuhan (hewan buas, hewan ternak, unggas, reptil, hewan laut dan ras manusia), hanya ras manusia yang diberi otoritas untuk menaklukkan kelima jenis makhluk lainnya. Kelima jenis makhluk lainnya tidak pernah menyalahi hukum alam dengan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis kelaminnya. Jadi jika ras manusia melegalisasi pernikahan sesama jenis, ini sungguh sebuah chaos yang tidak bisa ditoleransi.

4. Tanah Bumi dan seluruh kekayaannya akan semakin terabaikan, sebab ras manusia yang seharusnya mengerjakan tanah menjadi berkurang. Dengan demikian pohon-pohonan takkan ada lagi yang mengusahakan. Jika pohon-pohonan makin berkurang, maka hewan-hewan pun akan berkurang.

Pernahkah kita memikirkan apa jadinya jika penciptaan hanya berhenti pada hari kelima? Siapakah yang akan mengusahakan Bumi dan seluruh isinya? Tentu saja Tuhan melalui para malaikat-Nya. Namun ketika ras manusia yang adalah gambar dan rupa Sang Pencipta diciptakan dan hadir, maka otoritas dan kuasa mengelola Bumi diberikan kepada mereka.

Kehancuran Amerika Telah Dirancang Secara Terstruktur Sejak Usainya Perang Dunia Ke-2: Agenda & The Naked Communist

Perintah untuk bermultiplikasi dengan beranakcucu dan memiliki dominasi atas seluruh Bumi merupakan assignment sulung dari Tuhan kepada manusia. Sekarang bandingkan dengan tindakan legalisasi UU pernikahan sesama jenis yang disahkan pemerintah Amerika Serikat, pesan apa yang diusung oleh para pelaku kejahatan itu? Mereka tidak menyebut "Celebrate Equality" atau "Celebrate Democracy" atau "Celebrate Law", yang mereka terus propagandakan adalah "Celebrate Pride". Apa itu pride? Itu adalah dosa sulung yang dilakukan Lucifer ketika ia memberontak kepada Tuhan. Dan ini dilakukan oleh Amerika Serikat, yakni yang sulung di antara bangsa-bangsa di masa ini.

Dengan demikian legalisasi UU pernikahan sesama jenis bisa disebut sebagai Tulah Kesepuluh di Akhir Zaman ini, Kematian Anak Sulung. Betapa kejinya legalisasi UU same-sex marriage ini. Lebih konyol lagi jika sebagian kalangan Gereja ikut mendukung hal ini.

Ayin Vav 5776 - Vol. 3: Mosheh (מֹשֶׁה)

"Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: 'Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.' Kata Natanael kepadanya: 'Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?' Kata Filipus kepadanya: 'Mari dan lihatlah!' Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: 'Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!' Kata Natanael kepada-Nya: 'Bagaimana Engkau mengenal aku?' Jawab Yesus kepadanya: 'Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.' Kata Natanael kepada-Nya: 'Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!' Yesus menjawab, kata-Nya: 'Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.' Lalu kata Yesus kepadanya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.'" - Yohanes 1:45-51

Sekian ribu tahun kemudian setelah Yakub melihat tangga ilahi di Lus - Bethel (Kejadian 28:12), maka tibalah puncak penggenapan manifestasi mimpi tersebut, yakni Yesus Kristus yang hari itu ditemui Natanael untuk pertama kalinya. Hari itu Natanael dengan mudah mengenali Yesus sebagai Anak Allah, bahkan Raja orang Israel, namun Yesus juga memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Manusia yang menggenapi apa yang dilihat Yakub sekian ribu tahun sebelumnya.

Jadi saat itu Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia adalah Allah sekaligus Manusia, atau Allah yang menjelma menjadi manusia. Kristus merupakan sisi keilahian-Nya harus menjadi manusia daging dalam tubuh Yesus (sisi kemanusiaan-Nya). Keinsanian Yesus menjadi dasar legal untuk Tuhan memanifestasikan keilahian Kristus sekaligus merampungkan destiny-Nya untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:18-21) hingga mati di atas kayu salib dan bangkit dari kematian. Dan juga Yesus Kristus ialah Tangga Hidup, Sang Sullam Sejati, di mana para malaikat turun naik kepada-Nya, sebab Ia adalah Manusia Allah, atau Abdi Allah (Man of God).

Namun jauh sebelum Yesus Kristus, adalah seorang abdi Allah, man of God pertama yang juga diutus Tuhan untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan, dia adalah Musa atau Mosheh.

"Inilah berkat yang diberikan Musa (מֹשֶׁה), abdi Allah (אּישׁ הָאֱלֹהִים) itu, kepada orang Israel sebelum ia mati." - Ulangan 33:1

"Moses, man of God, blessed the People of Israel with this blessing before his death." - Deuteronomy 33:1 (The Message)

Sebelum Mosheh, belum pernah ada orang yang disebut sebagai abdi Allah, atau man of God. Namun dalam bahasa Ibrani disebut iysh Ha-Elohyim (אּישׁ הָאֱלֹהִים). yang artinya man of The God, manusia Sang Elohim (Allah). Dari Adam, Henokh, Nuh, Sem, Abraham, Ishak, Yakub maupun Yusuf tidak disebut demikian. Mosheh bahkan satu-satunya manusia Allah yang tertulis dalam Torah (Pentateuch) sebab dialah orang pertama yang menjadi penghubung antara Tuhan dengan umat-Nya, sama seperti tangga (Sullam) yang menghubungkan antara Sorga dengan Bumi.


Dengan semua pemahaman tersebut, maka pada Ayin Vav 5776 yang juga bertepatan dengan Tahun Pembebasan atau Tahun Yobel Besar atau Tahun Rahmat Tuhan, Tuhan menghendaki Gereja dan Pasukan-Nya untuk belajar dan mempersiapkan diri seperti Mosheh dipersiapkan membawa bangsa Israel bebas dari perbudakan. Bukankah Yobel Besar berarti pembebasan tawanan dosa menuju kepada Kristus, yang manifestasinya akan terjadi berupa tsunami lawatan dan tuaian jiwa-jiwa terbesar di Akhir Zaman?

Lalu apa yang bisa kita tarik pelajaran dari Mosheh untuk kita menjadi Pasukan Sullam-Nya di Akhir Zaman ini? Paling tidak ada dua poin yang harus kita jadikan highlight sehingga wadah dan kapasitas kita didapati mumpuni menyambut semua yang akan terjadi di Yobel Besar - Ayin Vav 5776:

1. Jika kita menyimak Kitab Keluaran pasal 4 dan 5, itulah assignment pertama Tuhan kepada Mosheh. Dengan sangat jelas Tuhan berbicara kepadanya, lalu Harun juga ikut sepakat bahkan seluruh rakyat israel merestui Mosheh untuk menghadap Firaun. Dan kemungkinan besar bayangan atau angan-angan seluruh Israel untuk merdeka dari perbudakan akan segera menjadi kenyataan. Namun apa yang sesungguhnya terjadi sungguh bertolak belakang dengan apa yang dibayangkan.

Firaun bukan saja menolak permintaan Mosheh, lebih dari itu ia malah memperberat perbudakan atas Israel. Jerami yang awalnya disediakan malah disuruh mencari sendiri, sedangkan kuota atau target hasil pekerjaan tidak diubah. Ini sangat tidak masuk akal dan membuat hati seluruh rakyat Israel menjadi pahit dan menyumpahi Mosheh, "Kiranya TUHAN memperhatikan perbuatanmu dan menghukumkan kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami." - Keluaran 5:21

Lalu apa reaksi Mosheh saat itu? Ia kembali menghadap TUHAN, katanya: 

"Tuhan, mengapakah Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus? Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama sekali." - Keluaran 5:22-23

Mosheh kaget, tak berdaya, tidak habis mengerti atas apa yang baru terjadi, sebab memang semua itu tidak ia duga sebelumnya. Namun ia tidak menyerah atau berhenti atau undur dari Tuhan. Mulai sejak saat itu hingga 40 tahun kemudian ia lakukan hampir semua kehendak Tuhan dengan sangat baik termasuk menghadapi ketegartengkukan bangsanya sendiri. Situasi demi situasi yang dihadapinya tidak menjadi lebih mudah karena kesetiaannya, bahkan ia sempat teledor hingga harus membayar harga yang sangat mahal atas keteledorannya itu. Dan sekalipun begitu, Mosheh tetap melayani dan mengasihi Tuhan dan bangsanya dengan segenap hatinya.

Mengapa demikian? "Adapun Mosheh ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." - Bilangan 12:3. Hanya dengan hati yang sedemikian lembut yang bisa memampukan kita untuk terus berjalan bersama dengan Tuhan apapun resikonya. Dengan demikian, Tuhan hendak berkata bahwa tanpa kelembutan hati yang sedemikian rupa, pada Ayin Vav 5776 dan tahun 2016 kita akan mudah tergulung dalam tsunami air mata yang disediakan bagi dunia.

Bukankah Anak Manusia itu pernah berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." - Matius 11:28-30. Kuk ini bukan untuk seekor lembu saja, namun sepasang lembu, karena Tuhan menghendaki kita berjalan bersama-Nya, seiring seirama dengan hati-Nya.

2. Pelajaran kedua bisa kita dapati jika kita menyimak apa yang tertulis dalam Kitab Keluaran pasal 33. Dikisahkan bahwa saat itu Tuhan ngambek, sudah muak sikap tegar tengkuk umat-Nya dan hendak memutuskan untuk tidak lagi ingin berjalan bersama. Dalam kekesalan-Nya, Tuhan cukup mengutus seorang malaikat dan menjamin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian, namun Ia tidak mau lagi berjalan bersama mereka.

Apa yang terjadi berikutnya? "Ketika bangsa itu mendengar ancaman yang mengerikan ini, berkabunglah mereka dan seorangpun tidak ada yang memakai perhiasannya." - Keluaran 33:4. Sesungguhnya Tuhan hanya berbicara kepada Mosheh, namun kali itu dalam anugerah-Nya, seluruh rakyat Israel pun dibiarkan mendengar ancaman tersebut, sebab jika tidak maka tidak ada satupun yang akan bertobat dengan berkabung dan menanggalkan semua perhiasan mereka.

Perhiasan berbicara akan pride atau segala jenis kebanggaan. Kita harus mengerti benar bahwa di masa-masa penentuan ini, tanpa disadari pride bisa menjadi jerat yang mematikan. Legalisasi UU pernikahan sesama jenis di Amerika pada 26 Juni 2015 lalu merupakan manifestasi pride yang sangat mengundang murka Tuhan, sebab mereka mendeklarasikan "Celebrate Pride".

Lalu bagaimana respon Mosheh atas semuanya itu? "Berkatalah Musa kepada-Nya: 'Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?'" - Keluaran 33:15-16

Dapatkah kita memahami chemistry di antara hati Tuhan dengan hati Mosheh dari perkataannya itu? Bagi Mosheh keadaaan hati dan kehadiran Tuhannya adalah segalanya. Kehadiran Tuhan bahkan lebih prioritas daripada destiny-nya sendiri. Ia tidak peduli ke manapun Tuhan kehendaki, bahkan sekalipun mereka semua tidak pernah sampai ke Tanah Perjanjian, asalkan Tuhan selalu bersama mereka dan mereka dikenan untuk juga jalan bersama-Nya, itu sudah segalanya bagi Mosheh.

Coba renungkan sekali lagi. Saat itu Tuhan sudah memberikan kemudahan untuk seluruh bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian, dengan kata lain garis akhir atau puncak destiny sudah dijamin tercapai saat itu juga. Sadarkah kita bahwa betapa liciknya hati kita mampu menjadikan destiny kita sebagai berhala yang lebih prioritas daripada hati Tuhan? Tahun depan, Ayin Vav 5776 dan 2016 kita akan menjadi tangga atau sullam bagi dunia. Mujizat demi mujizat, kemuliaan demi kemuliaan akan dilimpahkan dengan dahsyatnya, kita akan menjadi pencetak sejarah, sebuah sejarah yang terukir sedemikian rupa, yang belum pernah ada sebelumnya dan takkan pernah ada lagi setelahnya. Namun apakah hati-Nya akan tetap kita bawa ke manapun kita melangkah?

Inilah chemistry yang sesungguhnya terjadi antara Tuhan dengan Mosheh, poin pertama menjelaskan bahwa Tuhan menunjuk Mosheh sambil berkata, "You are The Man!" Dan memang Mosheh yang diutus Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Namun poin kedua ini justru sebaliknya bagian Mosheh yang membalas Tuhan, "You are The Man!" Sebab tanpa penyertaan Tuhan, sia-sialah segalanya. Betapa indahnya yang terjadi di antara mereka, dan keindahan inilah yang Tuhan kehendaki ada dari Gereja dan Pasukan-Nya di Ayin Vav 5776 dan 2016. Inilah makna Sullam yang sesungguhnya.

Orang yang lembut hati akan mencari makna dari setiap proses, bagaimana jalan-jalan-Nya berlaku atas hidup kita dan segala sesuatunya jauh lebih berharga daripada semua hasil yang gemilang sekalipun. Itulah sebabnya antara Mosheh dan umat Israel ada perbedaan yang begitu besar, "Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel." - Mazmur 103:7. Itulah sebabnya reaksi pertama Mosheh terhadap ancaman Tuhan, "Jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu." - Keluaran 33:13.

Jalan-jalan-Nya, selera-Nya, mood-Nya, hati-Nya, cara berpikir-Nya bahkan setiap hembusan dan tarikan nafas-Nya itu semua yang harus menjadi pengenalan kita akan Dia, bukan perbuatan-perbuatan-Nya. Sebab bahkan para pelaku mujizat pada akhirnya banyak yang ditolak (Matius 7:22-23), karena mereka tidak pernah peduli akan hati-Nya. Sungguh, mudah bagi Tuhan membahagiakan anak-anak-Nya, namun untuk mendewasakan Tuhan terpaksa menghalalkan segala cara. Mudah bagi-Nya untuk memberi tuaian milyaran jiwa dalam waktu sekejap, tapi bukan begitu kehendak-Nya.

Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Sunday, June 28, 2015

Menjelang Tahun Tsunami Air Mata 5776 - 2016

“If God doesn’t punish America, He’ll have to apologize to Sodom and Gomorrah.” - Billy Graham

Pada 20 Juni 2015 lalu, tepat di hari pelantikan KKR Yobel Besar, seorang anak Tuhan sekaligus penulis kenamaan dan ahli strategi komunikasi, Joel C Rosenberg dalam blognya menyatakan bahwa sesuatu yang besar akan segera terjadi, dan lebih spesifik lagi, beliau menyatakan hal itu di antara dua pilihan, apakah Amerika akan mengalami suatu ledakan yang amat mengerikan (a terrible implosion) atau sebuah kebangkitan yang besar (a great awakening)? Sumber tulisan klik di sini.

Beberapa poin yang menjadi perhatiannya adalah sebagai berikut:

1. Kekerasan fisik berupa pembunuhan massal makin meningkat di berbagai kota, sekolah dan gereja termasuk yang baru saja terjadi Charleston, Carolina Selatan. 

2. Mahkamah Agung akhirnya mengesahkan atau melegalkan pernikahan sesama jenis.

3. Kegiatan aborsi semakin meningkat, diperkirakan ada lebih dari satu juta bayi yang diaborsi setiap tahun. Dan sejak legalisasi UU Aborsi pada 22 Januari 1973 jumlah akumulasi bayi yang diaborsi adalah 57 juta jiwa.

4. Berbagai masalah politik dan militer di Iran, Rusia termasuk ISIS.

5. Rendahnya harapan atau kepercayaan rakyat Amerika terhadap pemerintah, media, kalangan akademi bahkan Gereja. 

Dari sekian poin yang disebutkan di atas, yang paling menjadi perhatian adalah yang baru saja terjadi beberapa hari lalu, yakni pada 26 Juni 2015 telah dilegalisasi pernikahan sesama jenis, karena hal ini akan amat menyulitkan Gereja Tuhan di Amerika. Dengan pemberlakuan undang-undang tersebut di seluruh negara bagian maka tidak ada satupun gereja yang berhak menolak melayani pemberkatan nikah sesama jenis. Jika penolakan tetap dilakukan maka tindakan tersebut dianggap sebagai tindakan pidana bahkan kriminal. Gereja tersebut akan ditutup dan pendetanya akan dipenjarakan. Dengan ditambah beban hutang darah sebanyak 57 juta jiwa karena legalisasi UU aborsi, Amerika Serikat sungguh berada di tepi jurang penghakiman Tuhan. 

"Maka pada tahun kesembilan dari pemerintahannya, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia. Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan." - 2 Raja-Raja 25:1-4

Yang menarik adalah jika Anda melihat kalender Ibrani tahun 5775 ini, maka tanggal 26 Juni 2015 itu bertepatan dengan tanggal 9 bulan Tammuz, bulan ke-4. Saya yakin ini bukan sebuah kebetulan bahwa 2.437 tahun yang lalu, yakni pada tanggal 9 Tammuz 3338 sesuai yang tertulis dalam Kitab Kedua Raja-Raja, tembok kota Yerusalem dijebol DARI DALAM (implosion) sehingga mengakhiri proses pengepungan yang dilakukan Nebukadnezar. Satu bulan kemudian, yakni tanggal 9 Av 3338 terjadilah satu dari lima peristiwa paling mendukakan bangsa pilihan - Israel, yakni runtuhnya Bait Suci Salomo. Supaya juga Anda ketahui bahwa sekitar 500 tahun kemudian, Bait Suci Kedua pun runtuh di tangan pasukan Romawi tepat pada tanggal yang sama, yakni 9 Av.

Kehancuran Amerika Telah Dirancang Secara Terstruktur Sejak Usainya Perang Dunia Ke-2: Agenda & The Naked Communist

Tertulis bahwa Nebukadnezar mulai mengepung Yerusalem sejak tanggal 10 bulan ke-10 (Tevet) tahun 3338 Ibrani. Dan jika Anda lihat tanggal 10 Tevet 5775 itu tepat tanggal 1 Januari 2015. Sejak awal tahun Iblis telah mengepung Amerika Serikat dan Gereja-Nya tidak lagi bisa menahan malapetaka yang akan segera datang. Apalagi 5775 adalah Tahun Shemitah yang akan dilanjutkan Yobel Final 5776. Apakah ini sebuah kebetulan? Tentu tidak kebetulan.

Kini dengan legalisasi UU pernikahan sesama jenis, maka tembok Gereja dan negara Amerika Serikat telah dijebol dari dalam. Tanggal 9 Av 5775 (25 Juli 2015) tinggal dihitung "mundur", sejarah terulang kembali, bangsa besar dan super power dunia itu akan mengalami pembuangan dan kemuliaannya takkan pernah sama lagi. Apalagi 29 Elul 5775 (13 September 2015) yang  telah dijadwalkan untuk terjadinya keruntuhan ekonomi secara masif berdasarkan siklus Tahun Sabat dan Tahun Yobel (Imamat 25, Yesaya 61:1-3). Sungguh sesuatu yang besar (dan mengerikan) akan segera terjadi. Apa yang Tuhan rhemakan kepada saya di Rosh Hashanah 5775 lalu kelihatannya akan menjadi kenyataan bahwa tahun 5776 dan 2016 merupakan Tahun Tsunami Air Mata.

Amerika Serikat, Sang Babel Besar itu dan semua jaringannya sungguh tidak menyisakan satupun alasan untuk tidak diruntuhkan di tahun ini. Ia tidak meninggalkan satu alasanpun untuk Tuhan mengampuninya. Dan seperti yang pernah dikatakan oleh sesepuh Billy Graham bahwa jika Tuhan tidak menghukum Amerika maka Ia harus meminta maaf kepada Sodom dan Gomora.


Bahkan lebih ekstrim lagi, beberapa tokoh telah menghimbau warganya untuk segera meninggalkan Amerika Serikat (Flee America Before God Destroys Us For Gay Marriage!). Hal ini sesuai dengan yang tertulis di Wahyu 18:4. Ingatlah bahwa Tahun Yobel Besar memiliki dua makna yang kontra, yakni sebagai tahun rahmat Tuhan namun juga hari pembalasan (penghakiman) Allah, Yesaya 61:2.

Namun sekalipun hal itu akan segera terjadi, Gereja dan Pasukan Tuhan di manapun, bersukacitalah sebab penggenapan segala sesuatu memang harus terjadi. Dan apapun yang terjadi janganlah bersusah hati, perlindungan Tuhan sempurna bagi kita yang mengasihi Dia.

Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!

Sodom dan desa-desanya sombong karena punya banyak persediaan makanan serta dapat hidup dengan tenang dan damai. Tetapi mereka tidak memperhatikan orang miskin dan orang hina. Mereka sombong dan keras kepala, serta melakukan hal-hal yang Kubenci. Sebab itu mereka Kuhancurkan seperti yang telah kaulihat.

Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya. Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat.

Wednesday, June 24, 2015

Dalam Satu Jam Saja Berlangsung Penghakiman Baginya

Dalam waktu kurang dari 3 bulan puncak penggenapan segala sesuatu akan dimulai, saya repost dan mengamplifikasi bagian tulisan mengenai runtuhnya sistem ekonomi Babel yang bertepatan dengan Yobel Besar - Ayin Vav 5776. Dengan total hutangnya yang sudah melebihi 18,279 triliun dan defisit anggaran sebesar 500 milyar dolar Amerika, dan jumlahnya terus bertambah, maka bom waktu ekonomi bisa meledak kapanpun. (www.usdebtclock.org)

Dengan repost ini diharapkan buat semua Gereja Tuhan untuk bersiap menyambut semua yang Tuhan sediakan di Yobel Besar hingga puncaknya adalah tsunami lawatan, panen jiwa-jiwa terbesar dan diakhiri dengan rapture atau pengangkatan. 

Yobel Besar - Ayin Vav 5776 juga berarti pengalihan kekayaan secara masif dari dunia kepada Gereja Tuhan, mengapa demikian? Ayin Vav 5776 - Vol. 2: Great Wealth Transfer

"Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: 'Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!'" - Wahyu 18:10

"Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: 'Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa. Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu.'" - Wahyu 18:19-20

Babel adalah sistem dunia ini yang dikendalikan dengan peredaran uang (Mammon) dan pengadaan hutang yang takkan pernah bisa terbayar. Babel ditakdirkan runtuh dalam satu jam saja, apa maksudnya? Jika mengacu pada 2 Petrus 3:8, yang mengatakan bahwa sehari sama dengan seribu tahun, maka satu jam adalah seribu tahun dibagi 24 jam, yakni sekitar 41,6 tahun. Dan sejak kapan jangka 41,6 tahun ini mulai dihitung?

Saya percaya bahwa jangka 41,6 tahun ini mulai dihitung melalui dua peristiwa besar dalam dunia ekonomi dan keuangan Amerika Serikat:

1. 15 Agustus 1971 - dikenal sebagai peristiwa "Nixon Shock", sejak pemerintah Amerika Serikat mulai menurunkan standar dalam pencetakan uang dari standar emas (gold standard) menjadi standar tukar emas (gold exchange standard) pada 1933, nilai dolar Amerika mengalami penurunan yang permanen. Dan ketika ada pihak luar yang menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki cadangan emas sebanyak uang yang dicetaknya, maka secara mendadak Presiden Nixon memutuskan untuk meninggalkan standar emas secara total sehingga sistem pencetakan uang didasarkan kepada hutang. 

Keputusan Nixon yang mengejutkan ini, diam-diam disepakati oleh banyak pemerintah di berbagai negara, sebab sejak saat itu, mereka bisa mencetak uang sebanyak yang mereka kehendaki, dari sinilah dikenal istilah Fiat Money. Sejak saat inilah Amerika Serikat dan bangsa-bangsa di dunia berlomba-lomba mengejar kekayaan semu dan menuju jalan kehancuran tanpa dapat berbalik lagi.

Dan peristiwa ini menjadi sebuah deklarasi tersendiri bagi Amerika Serikat dan banyak bangsa bahwa tuan mereka bukan lagi Tuhan seperti yang tercetak di setiap lembaran dolar "In God We Trust", melainkan mereka mengabdi kepada Mammon.

2. Awal 1974 - setelah kekalahan Mesir dan para sekutunya di Timur Tengah melalui Perang Yom Kippur tahun 1973, Arab Saudi membalas dengan menurunkan produksi minyak bumi dan mengembargo Amerika Serikat. Namun Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger sukses bernegosiasi dengan Raja Faisal dari Arab Saudi untuk mendapatkan kesepakatan yang mensyaratkan minyak dijual hanya dengan dolar AS. Kesepakatan ini membuat Arab Saudi menjadi begitu kaya dan kemudian membujuk negara-negara Arab penghasil minyak lainnya untuk bergabung. Ini adalah kelahiran dari Petro-Dollar.

Dengan demikian Tuhan mendapati Amerika Serikat (Babel) dan semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya. Sebab Amerika Serikat seharusnya tetap setia menyatakan keberpihakannya kepada Israel apapun resikonya, namun ia malah berpihak kepada para musuh dan pembenci Israel.

Jika kita tambahkan awal 1974 dengan 41,6 tahun kemudian, maka kita mendapati bahwa puncak keruntuhan Babel akan terjadi tepat 7 tahun setelah krisis Subprime Mortgage 2008, yakni 13 - 14 September 2015. Lalu bagaimanakah kita harus bersikap menghadapi semua hal ini? Bersukacitalah! Sebab jika memang selama ini sikap hati dan fokus hidup kita ialah Tuhan dan segala kehendak-Nya maka di sinilah akan terjadi apa yang telah dinubuatkan mengenai adanya pengalihan harta kekayaan terbesar (The Great Wealth Transfer) seperti yang tertulis pada Kitab Yesaya pasal 60.

Sedangkan bagi mereka, yang sekalipun beribadah kepada Tuhan, namun jika fokus atau prioritas hidupnya bukan lagi Tuhan dengan segala kehendak-Nya, maka mereka harus segera bertobat atau jika tidak, maka bisa dipersilakan berduka bersama dengan runtuhnya Babel, Sang Pelacur Besar itu. Tahun 2015 ini, Indonesia tepat berusia 70 tahun dan di saat yang sama mengalami berkat Tahun Shemitah Ayin Hey 5775 dan akan mengalami berkat Tahun Yobel Besar - Ayin Vav 5776.

Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.

Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang dari padamu, dan tidak akan ditemukan lagi.

Tuesday, June 16, 2015

Persiapan Memasuki Yobel Besar 5776 - Vol. 2

Disadur dari kotbah Ev. Nany Susanty
Senin, 15 Juni 2015
JKI Anugerah, Sion

"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: 'Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.'" - Yesaya 30:15

1. Tahun 2015, terutama menjelang pergantian tahun Ibrani, sudah sangat banyak rumor negatif yang beredar di berbagai media. Sedangkan untuk kabar baiknya, juga sudah banyak yang memahami bahwa memang tahun ini memang tahun penentuan. Namun semua kabar itu diizinkan Tuhan untuk kita lihat dan dengar supaya kita sebagai Gereja Tuhan memiliki persiapan semaksimal mungkin. Tuhan tidak menghendaki kita untuk menyikapi semua itu dengan panik dan terjebak dengan kekhawatiran kita sendiri. Belajar menjadi tenang, mencari hati-Nya, mengenali setiap pelanggaran kita, bertobat dan nantikan setiap langkah berikutnya tepat sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan demikian kita punya kekuatan dan iman untuk menghadapi apapun yang bisa terjadi di kairos super Yobel Besar 5776 nanti.

"Berkatalah Daud kepada Saul: 'Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.'" - 1 Samuel 17:32

2. Berikutnya, Tuhan menghendaki kita belajar dari Daud, terutama ketika dia berhadapan dengan Goliath. Goliath berbicara tentang apa yang selama ini orang-orang anggap sebagai suatu momok, sesuatu yang menyulitkan, sesuatu yang mungkin kita sendiri sudah mengalami banyak kegagalan dalam menghadapinya. Namun saat ini Tuhan ingin kita tetap memiliki iman, tidak menjadi tawar hati, tidak berputus asa. Tuhan ingin kita percaya dan mengerti bahwa Yobel Besar kali ini sungguh suatu kairos super yang mahadahsyat dan melimpah yang Tuhan sediakan bagi Gereja-Nya, baik itu sisi rohani maupun jasmani.

"Tetapi Daud berkata kepada Saul: 'Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.' Pula kata Daud: 'TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.'" - 1 Samuel 17:34-37

3. Selanjutnya Tuhan ingin kita mengingat-ingat kembali semua kebaikan-Nya dalam hidup kita, saat-saat di mana kita pernah menikmati pertolongan-Nya, sekalipun mungkin situasi yang sedang kita alami sekarang jauh lebih sulit daripada sebelum-sebelumnya. Namun contohlah Daud, ia tidak pernah fokus kepada masalah yang dihadapi, baginya Goliath sama dengan singa dan beruang yang ia hadapi, sebab fokusnya bukan kepada masalah, namun fokusnya ada kepada Tuhan. Daud menyebut Goliath sebagai orang yang tak bersunat, ini berarti bahwa baik imannya, perkataannya dan tindakannya didasari atas pengenalannya akan perjanjiannya atau covenant-nya dengan Tuhan. Mari kita juga mengingat kembali semua janji yang pernah Tuhan berikan kepada kita, dan berdasarkan perjanjian itulah kita menikmati semua jatah Yobel Besar kita.


"Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: 'Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya.' Kemudian ia menanggalkannya." - 1 Samuel 17:39

4. Mungkin dalam perjalanan destiny dan Yobel Besar kita masing-masing, ada pihak-pihak yang tertarik membantu. Namun semua yang datang itu harus diperhadapkan lagi kepada Tuhan, bukan langsung bertindak atau asal sambar setiap bantuan yang ada. Jangan andalkan kekuatan sendiri. Bantuan ataupun berkat itu mungkin memang dari Tuhan, namun hati kita tetap condong kepada-Nya. Ini yang tersulit. Pada kenyataannya, banyak anak Tuhan yang dipaksa dibawa ke titik di mana seperti sudah tidak ada pengharapan, dan akhirnya hanya bisa menyerah dengan semua cara-Nya Tuhan, dan bukan lagi bermain dengan pengertian kita sendiri.

"Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu." - 1 Samuel 17:40

5. Daud melakukan dalam ketepatan. Ia tidak memilih menggunakan persenjataan Saul yang kelihatannya handal. Namun justru ia memiliki pemetaan yang sangat baik terhadap musuh dan situasi medan perang. Batu-batu kali yang kelihatannya tak berarti, justru dalam ketepatan menjadi senjata yang mematikan dan mampu membalikkan keadaan. Marilah kita belajar lebih lagi untuk peduli dengan selera Roh Kudus-Nya.

Belajar Andalkan Tuhan Dan Tidak Menjadi Tawar Hati

"Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: 'Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.'" - 1 Samuel 17:45-47

6. Di titik ini semua pengenalan Daud akan Tuhan dan totalitas imannya sudah tidak dapat dibantah lagi. Pedang, tombak dan lembing musuh yang sempat mengintimidasi seluruh pasukan Israel menjadi tidak berarti bagi Daud. Dan seharusnya demikian juga kita, apapun kondisi kita saat ini, bagaimanapun situasi sekitar kita sekarang, hal itu seharusnya tidak lagi bisa menjadi penghalang apalagi sesuatu yang patut mengintimidasi iman kita.

"Dan Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya itu dan membawanya ke Yerusalem, tetapi senjata-senjata orang itu ditaruhnya dalam kemahnya." - 1 Samuel 17:54

7. Daud bukan saja menang dalam satu tindakan, namun ia mengerjakannya dengan tuntas. Memenggal dan mengambil kepada Goliath serta merampas dan menyimpan semua senjata musuhnya itu. Tahukah Anda bahwa ketika senjata-senjata tersebut dipertunjukkan kembali kepada pasukan Filistin di kemudian hari, justru mampu mengintimidasi balik kepada mereka? Sebab tewasnya Goliath menjadi momok tersendiri bagi Filistin. Bukankah seharusnya Iblis mengenal kita seperti dia juga mengenal Yesus dan Paulus? (Kisah Para Rasul 19:15)

Monday, June 15, 2015

Menya(m)bung Harapan

Apa yang bisa dirasakan ketika kita mulai mengetik nama depan kita di Google, dan dalam sekejap langsung mendapati bahwa nama kita ada di urutan pertama pada mesin pencari tersebut bahkan pada halaman pertama hasil pencarian ada tautan dari Wikipedia mencatat informasi tentang pribadi kita dengan cukup lengkap dan rinci? Akankah kita menjadi bangga mendapati semuanya itu? Atau bagaimana kita harus bersikap?

Itulah yang dialami oleh kedua warga Australia, yang juga mantan Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Belum selesai kita mengetik kata "Andrew" atau kata "Myuran", suggestion list di bawah kotak pencarian sudah menampilkan nama lengkapnya. Dan begitu nama mereka diklik, tautan Wikipedia ada di bagian teratas memuat informasi lengkap kedua figur tersebut. Mereka menjadi begitu tenar, namun karena perkara yang tak terduga sebelumnya dan melalui proses yang begitu dramatis.

Keduanya tergabung dalam sindikat narkoba yang disebut Bali Nine, dan pada tahun 2005 kesembilan orang ini tertangkap di Ngurah Rai, Denpasar. Beberapa waktu kemudian semua anggotanya divonis hukuman mati dan walaupun telah berjuang dalam perjuangan yang begitu panjang dan amat melelahkan, 10 tahun untuk mendapatkan kesempatan untuk tetap hidup, hasilnya tetap nihil, bahkan dua di antaranya telah final tereksekusi pada 29 April 2015 lalu.

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran memulai dengan amat buruk dan seharusnya tak ada yang istimewa dengan hal itu karena pelaku peredaran narkoba yang tertangkap di Indonesia jumlahnya amat banyak hingga Indonesia dianggap dalam situasi darurat narkoba. Bahkan di beberapa daerah, mendapati narkoba jauh lebih mudah daripada membeli sayur mayur. Sungguh memprihatinkan memang.

Kisah mereka mulai menjadi menarik ketika perubahan mulai terjadi di saat mereka merasa sudah tak berdaya, lalu menemukan Kristus, bertobat dan memberi diri mereka kepada Kerajaan Tuhan. Harapan yang sempat putus kembali tersambung, namun kali ini bukan hanya bagi hidup mereka sendiri melainkan bagi sesama narapidana lainnya yang bertetangga dengan mereka. Singkat kata, para Saulus bertransformasi menjadi para Paulus.

Di sisi lain, ketidakpastian yang berkepanjangan atas perjuangan mereka untuk lolos dari vonis hukuman mati menjadikan beban tersendiri yang luar biasa berat bagi batin mereka. Ketakutan pada kematian atau kekecewaan karena merasa diperlakukan tidak adil bisa menjadi alasan perjuangan mereka ini. Apalagi ditambah sekian banyak deretan peristiwa dari masing-masing anggota keluarga mereka di negeri lain yang tak mampu mereka hadiri, mulai dari ulang tahun, pernikahan, kelahiran dan terutama ketika ada di antara keluarga mereka yang wafat dan dimakamkan. Sungguh sama sekali tidak mudah menghadapi semuanya itu.

Namun ketika eksekusi mati gelombang pertama pada 18 Januari 2015 terjadi, seluruh sisa calom terpidana mati lainnya menjadi begitu terhenyak, sebab baru pertama kali seorang Presiden RI menolak secara total tanpa terkecuali pemberian grasi bagi semua calon terpidana mati kasus narkoba. Termasuk di antaranya adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, keduanya terjadwal dieksekusi pada gelombang kedua.

Melihat kepastian dan keseriusan Presiden Joko Widodo dalam memberantas narkoba sungguh membuat semua pihak yang peduli terhadap keselamatan Andrew dan Myuran berjuang ekstra giat untuk meloloskan dari maut. Berbagai pertimabangan dan nasihat bahkan kegiatan doa - puasa diadakan banyak pihak demi untuk membatalkan eksekusi gelombang kedua dan situasinya menjadikan 4 bulan berikutnya jauh lebih dramatis lagi. Grasi yang diharapkan tetap tidak turun, sampai akhirnya kesembilan narapidana menghembuskan nafas terakhirnya di tangan para algojo.

Namun eksekusi gelombang kedua ini terjadi begitu berbeda daripada gelombang yang pertama, menurut saya, beberapa hal di antaranya:

1. Sangat banyak pihak yang bisa diajak terlibat secara aktif untuk memohon pengampunan kepada pemerintah Indonesia. Walaupun di sisi lain juga semakin banyak yang menentang bagi mereka untuk mendapatkan kelonggaran. Sebagian besar alasan mereka yang rela membela pada calon terpidana mati adalah karena mereka melihat jelas dampak pertobatan tersebut.

2. Ketika Ang Kim Soei (salah satu terpidana pada gelombang pertama, 18 Januari 2015) hendak dieksekusi, dia berpesan dalam keberatannya, "Saya punya pesan untuk Presiden Jokowi, saya selama ini telah berubah dan terus berupaya berbuat baik. Salah satunya, dengan mengobati orang, baik narapidana atau warga sekitar. Ada puluhan orang yang telah saya obati. Saya memiliki kemampuan untuk mengobati, saya menggunakannya. Tapi, mengapa justru saya yang dihantam (dieksekusi). Padahal, banyak terpidana mati, yang tetap berbuat jahat di dalam penjara."

Bandingkan dengan pesan Andrew Chan, "Perlakukan setiap hari seperti berlian, belajar menggunakannya untuk hal-hal yang kamu cintai, jalani hari itu dengan orang-orang yang kamu sayangi, karena kamu tak pernah tahu, kapan kita mesti berpisah." Dia belajar merelakan, walaupun usahanya untuk lolos dari hukuman mati sama sekali tidak berhasil. Andrew, juga Myuran mengakhiri hidupnya dengan baik. Mereka akhirnya memberkati orang-orang di sekitarnya. Dan memaafkan mereka yang menyakiti.

Andrew dan Myuran gagal menyabung harapan untuk tetap bisa hidup, namun waktu-waktu terakhir hidup mereka justru menyambung atau menghidupkan kembali harapan dari banyak orang untuk Indonesia bebas dari narkoba. Kebodohan mereka memang menjerumuskan mereka, namun sikap mereka menghadapi semua akibatnya menjadi inspirasi tersendiri bagi banyak orang.

Konon data terakhir menyebutkan bahwa saat ini ada lebih dari Rp 360.000.000.000.000,- / tahun perputaran uang narkoba yang beredar di Indonesia. Dan US $400.000.000.000,- / tahun perputaran uang narkoba di dunia. Belum lagi jutaan korban yang jatuh maupun yang harus direhab. Dapatkah Gereja Tuhan melihat semuanya ini sebagai peluang dan jarahan untuk merebut jiwa bagi Kristus dan Kerajaan-Nya? Atau drama eksekusi Andrew Chan dkk hanya sebagai tontonan emosional sesaat untuk memuaskan nafsu komersil industri media saat itu?

Andrew Chan, Myuran Sukumaran dan ketujuh tereksekusi tidak mati sebagai martir, kematian mereka terjadi karena proses hukum yang sah, namun proses dan sikap mereka dalam menghadapi kematian mereka itulah warisan yang perlu direspon secara proaktif demi Indonesia yang lebih baik. Tuhan memberkati.

Friday, June 5, 2015

Ayin Vav 5776 - Vol. 1: Sullam (סלם)

Ayin Vav 5776 (עו) (dan Masehi 2015 - 2016) sungguh merupakan tahun yang mahadahsyat dan melimpah. Ini merupakan kairos super atas persilangan sekian momen pencetak sejarah yang belum pernah ada sebelumnya dan takkan pernah ada lagi setelahnya serta bersifat final, yakni:

1. Tahun 5776 bukan saja Tahun Yobel, namun juga Super Jubilee karena merupakan Yobel ke-70 sejak bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian 3.430 tahun yang lalu. Mengenai arti angka 70 sendiri merupakan sebuah pembebasan atau penyelamatan atau pemisahan yang bersifat korporatif.

2. Menurut perhitungan almanak Ibrani, tahun 5776 ini juga merupakan Double Jubilee karena bertepatan dengan genapnya 49 tahun reunifikasi kota suci Yerusalem dengan negara Israel, yakni sejak 28 Iyyar 5727 (7 Juni 1967) hingga memasuki 10 Tishrei 5776 (23 September 2015) nanti.

3. Indonesia sebagai Pusaka dari gentiles telah genap berusia 70 tahun juga. Genapnya usia seorang raja bagi Indonesia di tahun ini telah membuka syarat nubuatan Yesaya 60 atas negeri ini digenapi tanpa penundaan lagi. Sebab kuasa Babel telah diremukkan dari Indonesia.

4. Genapnya seluruh tanda langit dari sisi Tanakh, yakni gerhana matahari parsial pada saat menjelang Rosh Hashanah 5776 (13 September 2015) dan Super Blood Moon sebagai pamungkas rangkaian Tetrad Blood Moon ke-8 ini, yakni pada saat Sukkot 5776 (28 September 2015).

Transfer kekayaan orang fasik kepada orang benar, dan kelimpahan seberang laut sedang dan akan terus berlangsung sebab inilah kairosnya, simak: Ayin Vav 5776 - Vol. 2: Great Wealth Transfer

Angka Manusia, Firman Jadi Daging

"Berfirmanlah Elohim: 'Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.' Dan jadilah demikian. Elohim menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Elohim melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Elohim: 'Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.' 

"Maka Elohim menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Elohim diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Elohim memberkati mereka, lalu Elohim berfirman kepada mereka: 'Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.' 

"Berfirmanlah Elohim: 'Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.' Dan jadilah demikian. Maka Elohim melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam." - Kejadian 1:24-31

Enam memiliki arti salah satunya adalah sebagai puncak dari segala kejadian penciptaan, yakni gambar dan rupa Sang Pencipta dalam bentuk manusia. Manusia diciptakan setelah lima jenis makhluk lainnya diciptakan, yakni hewan ternak, hewan melata (reptil), hewan buas, ikan-ikan laut dan unggas. Jadi manusia adalah jenis makhluk yang keenam yang diciptakan di hari keenam juga. Bahkan Anak Manusia - Yesus Kristus pun berinkarnasi dengan dasar hukum yang sama: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." - Yohanes 1:14

Dari keenam jenis makhluk tersebut, hanya manusia yang posisi kepala serta ekornya adalah tegak lurus (vertikal), sedangkan kelima jenis makhluk lainnya memiliki posisi kepala dan ekornya adalah horizontal. Itu sebabnya bentuk abjad Ibrani yang ke-6, yakni abjad Vav - ו berbentuk sebuah garis tegak lurus dengan sebuah kait kecil di ujung atasnya.

Sullam

Namun selain berarti manusia atau berarti menjadi daging / menjadi nyata, Vav juga memiliki arti sullam, yakni tangga yang dilihat Yakub di Bethel - "Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga (sullam - סלם) yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Elohim turun naik di tangga itu." - Kejadian 28:12

Di tempat Yakub bermimpi Tuhan hadir beserta semua malaikat dan kemuliaan-Nya, Sorga dan Bumi menjadi tak berjarak, sebab di tempat itu pintu gerbang Sorga terbuka maksimal dan memiliki potensi maksimal untuk memanifestasikan apapun dari Sorga ke Bumi, maupun sebaliknya. Persis sama ketika Simon Petrus berhasil menyingkap identitas Anak Manusia yang juga adalah Anak Elohim Yang Hidup (baca: Mesias) maka pada saat itu Tuhan Yesus menganugerahkan kunci Kerajaan Sorga untuk mengikat dan melepas apa yang ada di Bumi supaya juga terikat dan terlepas di Sorga (Matius 16:15-19).

Saya juga teringat ketika 19 Maret 2015 lalu, Ibu Panglima Mikhael menjelaskan betapa dahsyat dan sakralnya tempat di mana Yakub tidur malam itu. Bahwa bukan merupakan sifat Tuhan menetapkan penghasilan atau keuangan atau kekayaan materi seseorang untuk dipersembahkan. Namun karena Yakub yang adalah seorang raja "bertitah" di tempat di mana tangga (sullam) itu berada, maka nazar Yakub tersebut dijadikan bagian ketetapan hukum (Torah) - Imamat 27:30-32, Bilangan 18:21-28, Ulangan 14:22-23, Maleakhi 3:8-10.

Yang lebih menarik lagi adalah bahwa konon bentuk tangga tersebut bukanlah bentuk tangga biasa yang kedua sisinya tegak lurus, melainkan berbentuk double helix staircase, yakni tangga berulir ganda. Bentuk heliks ganda ini juga sama dengan bentuk DNA gen manusia, yakni unsur paling kecil dan sekaligus yang paling fundamental dalam bentuk tubuh manusia, sebab DNA manusia menyimpan semua informasi dan sandi-sandi rahasia atas identitas dan kondisi (tubuh) manusia tersebut.

Sekarang coba kita renungkan apa yang bisa terjadi ketika kairos super Ayin Vav 5776 ini bertemu dengan sullam-Nya ini? Sungguh bahwa Ayin Vav 5776 dan Masehi 2016 merupakan portal kairos yang luar biasa ajaib dan berskala dunia. Bahkan mengenai kuasa mengikat dan melepas itu diulang oleh Tuhan Yesus,

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." - Matius 18:18-20

Tuhan Elohim Yang Hidup telah bersepakat dengan nazar Yakub sekian ribu tahun yang lalu dan nazar tersebut menjadi sebuah ketetapan hukum yang berlaku kekal. Sekarang coba ingat kembali semua janji Tuhan kepada kita pribadi masing-masing, dan ketahuilah bahwa Ayin Vav 5776 merupakan kairos super untuk semua janji Tuhan tersebut menjadi daging. Namun syaratnya hanya satu, yakni iman kita. Masihkah kita memiliki dalih untuk berhenti percaya dan menyerah kepada keadaan? Atau kita memilih untuk mengebaskan semua yang negatif, kembali bergairah kepada semua janji-Nya dan sepakat dengan Roh-Nya untuk menyambut kairos super Yobel Besar ini?

Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada milik pusaka-Nya, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.