Labels

Tuesday, August 28, 2018

Spirit Yerobeam Dalam Perpolitikan

Latar Belakang

Di penghujung pemerintahannya, Salomo melanggar perjanjiannya dengan Tuhan dengan hawa nafsunya dan menyebabkan dia dan rakyatnya jatuh dalam penyembahan berhala. Atas pelanggarannya, Tuhan membangkitkan seorang pemimpin lain bernama Yerobeam, dan menyerahkan 10 dari 12 suku Israel untuk memisahkan diri dari kerajaan Yehuda di selatan Israel dan menjadi kerajaan Israel di utara Israel. (Selengkapnya dapat dibaca dari 1 Raja-Raja 11-12).

Nama Yerobeam berarti perlawanan rakyat (the people will contend). Dan sesungguhnya Tuhan sendirilah yang mengangkat Yerobeam dan memberinya kuasa untuk memerintah atas seluruh Israel (utara),

"Maka engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang dikehendaki hatimu dan menjadi raja atas Israel. Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu. Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya." - 1 Raja-Raja 11:37-39

Jadi Yerobeam diangkat untuk menjadi penyeimbang (check and balance) sekaligus menjadi alat didikan bagi keturunan Daud dan hal itu tidak untuk selamanya, karena pada waktunya Tuhan berencana menyatukan kembali kerajaan Israel. Dalam dunia perpolitikan modern, Yerobeam adalah semacam oposisi bagi keluarga Daud, penguasa yang ditetapkan Tuhan melalui perjanjian kekal. 

Dengan demikian, sekalipun Yerobeam adalah mayoritas dengan jumlah 10 suku dan wilayah kekuasaan yang lebih luas, namun statusnya adalah oposisi bagi kerajaan Yehuda yang hanya 2,5 suku di selatan Israel.

Kepada Yerobeam pun Tuhan menetapkan janji dan syarat, yakni untuk Yerobeam berlaku benar sesuai dengan apa yang telah Tuhan tetapkan dan perintahkan sehingga keluarga Yerobeam akan memperoleh kedudukan yang sama teguhnya dengan kedudukan keluarga Daud.

Going Astray

Sayangnya apa yang diharapkan dari Yerobeam sama sekali bertolak belakang. Yerobeam melakukan hal yang jauh lebih mengerikan daripada apa yang dilanggar Salomo. Ia membuat dua patung lembu emas, mendirikan kuil-kuil berhala dan menetapkan hari keagamaan yang asing bagi seluruh rakyatnya. 

Apa yang menyebabkan Yerobeam nekad melakukan kegilaan itu? Karena ia takut jika suatu saat rakyatnya kembali kepada keluarga Daud dan tidak lagi mau mengakuinya sebagai raja atas Israel. Sebab sekalipun bangsa itu terbelah dua, seluruh rakyat masih beribadah di Bait Suci di Yerusalem sesuai dengan waktu-waktu yang telah ditetapkan Tuhan.

Bahkan ketika seorang nabi dari Yehuda diutus untuk menegur Yerobeam sehingga mezbah berhala terbelah dan tangan Yerobeam menjadi kaku, hal itu pun tidak membuat Yerobeam bertobat dan berbalik kepada Tuhan,

"Sesudah peristiwa inipun Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengorbanan. Siapa yang mau saja, ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengorbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi." - 1 Raja-Raja 13:33-34

Spirit Yerobeam Yang Menghalalkan Segala Cara

Jadi spirit Yerobeam adalah segala upaya jahat untuk bisa memperoleh ataupun mempertahankan kekuasaan, sekalipun usaha itu sesungguhnya melanggar bukan saja norma-norma, tapi juga nilai-nilai yang benar dari berbangsa dan bernegara.

Sebagai contoh yang paling nyata adalah apa yang terjadi di bangsa ini. Melalui gerakan makar #2019gantipresiden dan kumandang nilai-nilai (agama) Khilafah demi bisa mempertahankan ataupun merebut kekuasaan jelas-jelas bertentangan sepenuhnya dengan dasar negara Pancasila dan nilai toleransi serta keberagaman dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Contoh lainnya adalah apa yang terjadi di Amerika Serikat saat ini, yakni cara-cara oposisi di sana, terutama dari kubu partai Demokrat dan sayap kirinya melawan pemerintahan Presiden Trump dengan memperjuangkan nilai-nilai yang salah seperti hak / legalisasi aborsi, legalisasi LGBT, dan sebagainya. Hal-hal itu merupakan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai kekristenan yang menjadi dasar berdirinya negara tersebut.

Bisakah kita bayangkan, betapa sesatnya para pemimpin oposisi itu yang membangun persepsi bahwa Aborsi dianggap sebagai faktor pendukung meningkatnya ekonomi individual di Amerika Serikat? Karena mereka menganggap dengan adanya aborsi maka beban ekonomi masing-masing keluarga menjadi lebih ringan. Padahal peningkatan ekonomi mereka dapat dilakukan dengan berbagai cara lain yang jauh lebih relevan.

Perhatikan polanya, baik itu gerakan makar, isu (agama) Khilafah, hak / legalisasi aborsi, legalisasi LGBT, semua merupakan "dua lembu emas" oposisi yang sesungguhnya bertentangan dengan nilai-nilai sejati dari masing-masing negara, yang terus dihembuskan secara masif oleh pihak-pihak oposisi untuk merebut kekuasaan dengan cara yang mengerikan.

Needing Davids

"Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan menggembalakannya, yaitu Daud, hamba-Ku; dia akan menggembalakan mereka, dan menjadi gembalanya. Dan Aku, TUHAN, akan menjadi Allah mereka serta hamba-Ku Daud menjadi raja di tengah-tengah mereka. Aku, TUHAN, yang mengatakannya." - Yehezkiel 34:23-24

"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham." - Matius 1:1

Untuk mengimbangi ekses spirit Yerobeam ini, dibutuhkan banyak Daud sebagai pemimpin, yakni orang yang tahu menyikapi kekuasaan dengan benar dan wajar. Semakin banyak Daud dalam sebuah wilayah atau negara, akan semakin besar kesejahteraan dan semakin kokoh keberadaan negara tersebut.

Tuhan tetap menggunakan Daud sebagai standar ideal pemimpin sebuah bangsa atau sebuah kerajaan, termasuk ketika Yerobeam ditunjuk menjadi raja atas Israel utara.  Berikut adalah karakter-karakter seorang Daud:

1. Ia mengenal Tuhan dan perjanjian-Nya, baik terhadap bangsanya maupun terhadap dirinya. Yang diandalkan Daud ketika menghadap Goliat adalah perjanjian Tuhan dengan Abraham dalam sunat. Itu sebabnya di awal pertemuan, Daud menegur Goliat dan bangsanya Filistin sebagai keturunan yang tak bersunat. Sama halnya di Indonesia, bahwa Sumpah Pemuda, Pancasila dan berbagai nilai kebangsaan kita merupakan perjanjian yang sah di mata Tuhan, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2. Ia mendengar dan memahami rakyatnya, kekuasaan yang diperoleh bukanlah kesempatan untuk memuliakan dirinya sendiri, melainkan kehormatan untuk melayani Tuhan dan rakyatnya dengan sebaik-baiknya.

3. Ia tidak represif, bahkan ketika anaknya memberontak dan mengadakan kudeta, Daud memilih menyingkir hingga Tuhan memutuskan siapa yang berhak berkuasa saat itu. Daud tidak pernah menganggap bahwa kekuasaan adalah miliknya, sekalipun ia adalah raja yang diurapi. Ia percaya kepada Tuhan dan ia menyerahkan kekuasaan itu kepada Tuhan sampai Tuhan sendiri yang menentukan apa yang terbaik baginya.

4. Ia tahu dan paham bagaimana mengembalikan dan mentransfer kekuasaan dengan benar, 

"Salomo sekarang duduk di atas takhta kerajaan; juga pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada tuan kita raja Daud, dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur dari pada namamu dan takhtanya lebih agung dari pada takhtamu. Dan rajapun telah sujud menyembah di atas tempat tidurnya, dan beginilah katanya: Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah memberi seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh saksikan." - 1 Raja-Raja 1:46-48

Ketiga hal sebelumnya mungkin banyak yang memiliki, namun hal yang satu ini saya tidak yakin ada dimiliki bahkan oleh seorang pemimpin hebat sekalipun. Daud sujud menyembah kepada Salomo disaksikan oleh para pegawainya. Ini sebuah pernyataan yang murni bahwa kekuasaan hanyalah milik Tuhan, dan kita sekedar dititipkan sampai pada waktunya kita harus menyerahkan kepada yang dikehendaki-Nya.

Tugas Gereja

Saya pikir harus ada cara pandang yang diubah dari kita sebagai Gereja. Bahwa Gereja bukanlah dipanggil untuk berkuasa, melainkan penguasa yang terpanggil untuk memerintah sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dan untuk menghasilkan banyak Daud, maka Gereja perlu memerankan dirinya sebagai Samuel, yakni tokoh yang mengenal, mendengar dan memahami Tuhan dan kehendak-Nya, sehingga pada waktunya dibangkitkan para Daud yang menjadi saluran bagi kemuliaan Tuhan dinyatakan atas bangsa ini. Sama seperti Samuel yang lahir dari seorang Hannah yang artinya anugerah, demikian juga Gereja yang lahir karena anugerah dan di zaman anugerah.

Samuel adalah king maker yang menyaksikan bagaimana terpuruknya Israel di bawah kekuasaan keluarga imam Eli yang korup, sekaligus melihat kemuliaan Israel yang akan datang di bawah kekuasaan raja Daud sekalipun saat Daud menjadi raja, Samuel telah tiada.

Samuel tetap berlaku bersih baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan rakyat Israel, bahkan sampai kematiannya Samuel tetap tidak menceritakan kejahatan keluarga imam Eli. 

Itu sebabnya Samuel menjadi nabi yang mengurapi dua raja sekaligus dalam masa tugasnya, Saul yang jahat di mata Tuhan dan Daud yang dikenan di hati Tuhan. Begitu juga Gereja memiliki kuasa untuk melahirkan pemimpin entah itu yang benar maupun yang jahat.

Jika Gereja di Indonesia tidak serius dan waspada dalam menyikapi ekses spirit Yerobeam ini, cepat atau lambat penghukuman Tuhan akan menimpa. Selama Gereja berperan sebagai Samuel yang benar, maka akan terus ada Daud dalam setiap masa pemerintahan negeri ini. Namun jika Gereja berlaku korup dan hina baik di hadapan mezbah Tuhan maupun di luar mezbah, maka Yerobeam atau bahkan Nebukadnezar akan dibangkitkan untuk menghakimi.

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Monday, August 13, 2018

Ayin Tet 5779 - Vol. 2: Setelah Sang Naga Dijatuhkan

"Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: 'Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

"'Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.'" - Wahyu12:9-12

Telah dinubuatkan secara kronologis bahwa setelah Anak Laki-Laki dilarikan ke Takhta Elohim, maka akan terjadi Perang Bintang, di mana Mikhael dan pasukan malaikatnya akan diutus ke langit ke-2 supaya Naga Merah Lucifer dan seluruh kerajaannya akan dijatuhkan ke Bumi. Kapan hal ini terjadi dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Sang Naga dijatuhkan? Alkitab tidak memuat rinciannya. Tapi bisa saja hal ini terjadi di 2019 nanti.

Namun yang ada hal yang menarik terjadi setelah Sang Naga dijatuhkan, yakni terjadinya keselamatan (The Great Revival, Tuaian Besar milyaran jiwa) dan kuasa (The Final Pentacost, extreme signs & wonders) dan pemerintahan Elohim (tampilnya Dua Saksi yang akan menjadi komando dari 144.000 Perjaka Israel dan Pasukan Gada Besi) dan kekuasaan Tuhan Yesus Kristus.

Menarik sekali bahwa ketika Tuhan Yesus mati dan bangkit dari kematian serta telah mengalahkan Maut dan kuasa maut, Dia tidak langsung menjatuhkan Sang Naga beserta seluruh kerajaannya di langit ke-2. Butuh waktu 2.000 tahun untuk hal itu dilaksanakan. Mengapa? Karena dibutuhkan waktu untuk melahirkan suatu pasukan khusus, Sang Anak Laki-Laki tersebut, yakni yang telah lama dinubuatkan oleh nabi Yesaya,

"Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. ... Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."- Yesaya 53:7-10

Jadi Tuhan Yesus telah menubuatkan tentang keturunan-Nya, yakni Sang Anak Laki-Laki dalam Wahyu 12. Dan rincian mengenai hal itu dapat disimak di dua artikel yang pernah dimuat beberapa waktu lalu:


Yang hendak ditekankan dalam tulisan kali ini adalah bahwa tuaian besar jiwa-jiwa yang selama ini Gereja nantikan, yang sering disebut dengan berbagai jargon seperti; The Great Revival, The Great Awakening, The Third Pentacost, The Great Harvest, dan seterusnya itu hanya akan terjadi setelah Sang Naga dan kerajaannya dijatuhkan ke Bumi. Jadi selama Sang Naga dan kerajaannya masih di atas sana, tidak akan hal itu terjadi sebab Tuhan sendiri telah mengkronologikannya demikian sesuai dengan yang tertulis dalam Wahyu 12.

Akankah hal itu terjadi di 2019? Bisa saja. Itu berarti penghakiman atas Gereja (rumah Allah) dan atas Lucifer dan kerajaannya berlangsung pada saat yang bersamaan. Wow! Hal itu akan jadi sangat menarik sekali. Dan memang setelah itu, langit ke-2 yang selama ini didiami oleh Si Jahat, akan ditahirkan dan dikuduskan serta dipersiapkan untuk Gereja menyambut kedatangan TuhanYesus yang ke-2 di awan-awan.

Sekedar untuk kita pahami, bahwa pengangkatan atau yang biasa disebut Rapture tidak akan terjadi sebelum langit ke-2 direbut kembali untuk ditahirkan dan dikuduskan. Dan jika kita menyimak lebih jauh tentang Enam Hari Penciptaan yang tertulis pada Kejadian 1, semua hari penciptaan disebut dan dilihat oleh Tuhan baik adanya, kecuali pada Penciptaan Hari Ke-2, yakni ketika Tuhan menciptakan cakrawala.


Di dalam Alkitab tertulis bahwa Lucifer akan mengalami empat kali kejatuhan:

1. Dilempar dari Sorga dan Takhta Allah (Yehezkiel 28).
2. Dijatuhkan ke Bumi (Wahyu 12).
3. Dipenjara selama seribu tahun (Wahyu 20).
4. Dibuang ke lautan api dan belerang (Wahyu 20).

Dan Tuhan tahu ketika Sang Naga dijatuhkan ke Bumi, ia tidak sendirian, namun menyeret sepertiga para bintang, yakni anak-anak Tuhan untuk ikut jatuh bersamanya. Itu sebabnya Tuhan antisipasi dengan "mengamankan" sisa Israel dan sisa Gereja ke Takhta-Nya untuk menggantikan kedudukan sepertiga yang jatuh bersama Sang Naga.

Perang bintang di langit ke-2 akan dilanjutkan dengan perang besar di Bumi selama 1260 hari. Sebagaimana Elohim menyerahkan keselamatan, kuasa, pemerintahan dan kekuasaan-Nya kepada Anak Laki-Laki di bawah komando Dua Saksi-Nya, begitu pula Sang Naga akan menyerahkan kekuatan, takhta dan kekuasannya kepada Antikristus, binatang yang dari laut itu.

Sungguh waktunya sudah amat sangat singkat, dan penghakiman telah di ambang pintu, serta penyelamatan besar segera menyusulnya. Let's set our houses in order. 

Waktu untuk bertindak telah tiba bagi TUHAN; mereka telah merombak Taurat-Mu.

Sebab hari pembalasan telah Kurencanakan dan tahun penuntutan bela telah datang.

Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.

Sunday, August 12, 2018

Ayin Tet 5779 - Vol. 1: Dua Meja

"Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: 'Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?' Dengan cara menyangka: 'Meja TUHAN boleh dihinakan!' Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam. ... 

"Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: 'Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!' ... Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa." - Maleakhi 1:7-14

"Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya." - Wahyu 12:5

"Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: 'Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.' Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya." - Matius 21:12-14

Awalnya saya hanya mendapati bahwa tahun depan merupakan Tahun Penghakiman dan Tahun Keselamatan. Namun saya belum memahami rinciannya saat itu. Tapi ketika saya mendoakan dan merenungkan lebih jauh lagi akan Tahun Ibrani Ayin Tet 5779 yang baru nanti, muncul satu kata, yakni kata meja dan kemudian dari kata tersebut saya diingatkan akan peristiwa di saat Tuhan Yesus membalikkan meja-meja para pedagang yang lalim yang berdagang di halaman Bait Suci.

Penghakiman Tuhan pun sesungguhnya identik dengan meja. Dan yang lebih meneguhkan lagi, ketika di acara Radiance of Glory - Semarang, salah satu pembicaranya berkata bahwa meja identik dengan kekudusan, bahwa table manner Kerajaan Allah adalah kekudusan. Dan memang dasar penilaian Tuhan akan segala sesuatu yang ada di jagat raya ini adalah semata kekudusan-Nya.


Sekarang coba renungkan dua situasi yang serupa dan sama-sama negatif dari yang tertulis di dua kitab yang berbeda:

1. Situasi di zaman Nabi Maleakhi - Tuhan dihina dan direndahkan karena saat itu umat Israel secara kurang ajar mempersembahkan korban di atas mezbah dengan hewan-hewan yang cacat dan tidak layak (unqualified). Ini menggambarkan bahwa ibadah yang dilakukan tidak sepenuh hati, bahkan cenderung sesuka hatinya. Tidak punya kesadaran untuk memperlakukan Tuhan secara terhormat dengan rasa takut dan gentar.

2. Situasi di zaman Tuhan Yesus - Kemungkinan besar hal ini terjadi untuk mencegah apa yang terjadi di zaman Nabi Maleakhi tidak terjadi lagi. Jadi untuk menghindari korban persembahan yang cacat, para imam menyediakan korban persembahan di Bait Suci. Jemaat tidak perlu membawanya, cukup membayar dari yang dijual di Bait Suci. 

Namun praktik jual beli korban persembahan dilakukan dengan cara yang licik dan korup. Perdagangan hewan korban menjadi sumber penghasilan yang tidak halal bagi para imam. Mereka menerapkan syarat yang rumit untuk hewan korban supaya pada akhirnya jemaat membeli dari para imam dengan harga yang tidak pantas. 

Jadi sesungguhnya baik di zaman Maleakhi maupun di zaman Tuhan Yesus, situasinya tidak berbeda, para imam telah menjadi korup dan tidak lagi memiliki rasa takut terhadap Tuhan. Mereka menganggap remeh dan sepele Pribadi Yang Mahakudus itu, sehingga ketika kekudusan itu datang, Tuhan Yesus hadir di sana, maka seluruh meja yang penuh kecemaran itu diporakporandakan.

Pola Penghakiman Dan Keselamatan

Meja Tuhan selalu berbicara tentang kekudusan, korban yang berkenan, ibadah yang sejati, dan seterusnya sehingga kita mengalami pembaharuan akal budi dan mampu membedakan level demilevel dari kehendak Tuhan, apakah itu sekedar yang baik, yang berkenan atau bahkan yang sempurna.

Dan sebaliknya jika meja yang seharusnya adalah kudusnya adanya menjadi cemar sehingga kecemaran itu membuat Gereja tidak lagi bisa membedakan mana kehendak Tuhan, maka pada saatnya penghakiman Tuhan akan turun.

Perhatikan kembali isi seluruh Kitab Maleakhi, bisa dikatakan isinya penuh tentang penghakiman Tuhan, di bagian awal berbicara tentang penghakiman terhadap para imam yang bertugas di rumah Elohim, di bagian akhir berbicara tentang Hari Tuhan yang amat dahsyat dan menggentarkan, yakni penghakiman atas seluruh dunia.

Jadi apa makna tanda Anak Laki-Laki tiba tepat di Takhta Allah pada Rosh Hashanah 5779 (10 September 2018) nanti? Yang pertama-tama akan ada penghakiman Tuhan atas Gereja secara masif di tahun 5779 dan 2019, mungkin akan banyak organisasi gereja yang ditutup, atau gerejanya tetap eksis namun kaki dian Tuhan tidak ada lagi di sana, atau akan ada banyak pemimpin besar maupun nama-nama besar yang akan Tuhan telanjangi dan sebagainya, termasuk bencana alam dalam skala besar. 

Yang berikutnya terjadi setelah penghakiman adalah keselamatan atau penyelamatan besar-besaran termasuk tuaian besar jiwa-jiwa yang akan dimulai di 2019. Pola penghakiman yang diikuti dengan penyelamatan sudah terjadi berulang kali terjadi dan tercatat di Alkitab:

1. Penghakiman air bah dan penyelamatan keluarga Nuh.
2. Penghakiman atas Sodom dan Gomora dan penyelamatan keluarga Lot.
3. Penghakiman atas Mesir dan penyelamatan bangsa Israel.
4. Pembuangan ke Babel dan penyelamatan sisa Israel.
5. Penghakiman Tuhan Yesus terhadap kejahatan para imam di Bait Suci dan diikuti dengan karya keselamatan Tuhan Yesus di kayu salib.

Jadi penghakiman atas Gereja dan dunia akan terjadi, penghakiman ini untuk menghabisi yang cemar, Tumah (impurity) dan menjadikan Gereja atau sisa Gereja yang kudus, Tahorah (purity). Maka Tuhan bersama pasukan malaikat-Nya akan bersatu dengan Gereja yang telah dimurnikan untuk memerangi Naga Merah hingga dia dan kerajaannya dijatuhkan ke Bumi dan penyelamatan besar, tuaian milyaran jiwa tergenapi.

Persiapkan diri kita dengan lebih serius lagi, masih ada waktu sekitar sebulan sebelum berganti tahun dan masih ada waktu setahun lagi sebelum berganti ke dekade Ibrani 5780-an, dekade Peh (פ). 

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Friday, August 10, 2018

5779 - 2019 Dalam Sekilas Perenungan: Judgement And Salvation

"Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan. 

"Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. 

"Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya." - Wahyu 12:1-5

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun terakhir dari dekade Ayin 5770-an dan sungguh amat menarik bahwa tahun Ibrani Ayin Tet 5779 akan diawali dengan berakhirnya chapter pertama dari nubuatan yang tertulis di Kitab Wahyu pasal 12, yakni kedua tanda besar di langit.

Kedua tanda besar di langit ini dimulai sejak planet Jupiter mulai memasuki "rahim" Virgo pada 23 Desember 2016 lalu, yang saya yakin bukan sebuah kebetulan bahwa tanda di langit tersebut dibarengi dengan peristiwa besar di markas PBB ketika Amerika Serikat yang saat itu masih di bawah pemerintahan Barack Obama bertindak khianat terhadap Israel dengan tidak memveto Resolusi DK PBB No. 2334 (klik di sini).

Lalu dilanjutkan dengan pergerakan planet Jupiter yang mulai meninggalkan "rahim" Virgo tepat pada Rosh Hashanah 5778 (23 September 2017), yang menandakan lahirnya Anak Laki-Laki, Pasukan Gada Besi. Lebih rinci mengenai Pasukan Gada Besi - The True Faceless Generation, dapat Anda baca di sini.

Dan tepat pada Rosh Hashanah 5779 (10 September 2018) planet Jupiter akan tepat berada di tengah Libra. Gugus bintang Libra yang dilambangkan dengan timbangan merupakan gambaran dari Takhta Elohim. Hal ini tentu menggambarkan bahwa Anak Laki-Laki tersebut telah berada tepat di tengah Takhta Elohim.

Paradoks Alfabet Tet

Sungguh bukan sebuah kebetulan ketika hari pertama di tahun yang baru ini diawali dengan tibanya Sang Anak di tengah Takhta Elohim. Namun sebelum kita telaah hal tersebut lebih jauh, ada baiknya kita memahami tentang Alfabet Tet ini.

Alfabet Tet merupakan abjad ke-9 dalam Alfabet Ibrani. Angka 9 sendiri merupakan puncak atau kulminasi dari sebuah proses atau sebuah perjalanan. Itu sebabnya akhir yang diharapkan dari puncak perjalanan orang percaya di dalam Kristus Yesus di dunia adalah kesembilan buah roh (Galatia 5:22). 

Begitu juga kata Ibrani pertama di Alkitab yang diawali Alfabet Tet adalah TOV (טוֹב) yang berarti baik (good). Hampir semua kebaikan ada pada akhir tiap-tiap proses penciptaan dunia ini di Enam Hari Penciptaan pada Kitab Kejadian pasal 1.

Namun akhir dari sebuah proses atau suatu perjalanan tidak selalu berakhir dengan baik. Secara umum selalu ada dua kemungkinan dari sebuah hasil akhir, entah baik atau buruk, benar atau salah, sukses atau gagal, dan seterusnya. 

Itu sebabnya kata TAHORAH (טוֹהַר) yang berarti kemurnian atau kesucian (purity) dan kata TUMAH (טוּמאָה) yang berarti kenajisan atau kecemaran (impurity) merupakan sebuah hasil akhir dari sebuah proses atau suatu perjalanan yang sama-sama diawali dengan alfabet Tet.

Jadi Alfabet Tet memiliki dua makna yang kontras dalam satu abjad ini, sementara Alfabet Ibrani yang lain tidak memiliki dua makna yang kontras seperti Alfabet Tet. Itu sebabnya Alfabet Tet merupakan paradoks.


Sama seperti Alfabet Chet (Alfabet Ibrani ke-8) yang terdiri dari Alfabet Vav (Alfabet Ibrani ke-6, lambang manusia) dan Alfabet Zayin (Alfabet Ibrani ke-7, lambang Manusia Kristus) dalam satu chuppah atau kuk, begitu juga Alfabet Tet juga terdiri dari Vav dan Zayin.


Jadi sementara Chet menggambarkan awal perjalanan kita sebagai orang percaya di dalam Kristus Yesus, yakni sebagai ciptaan yang baru, maka Tet menggambarkan hasil akhir perjalanan tersebut, yang seharusnya masing-masing kita menjadi manusia baru yang tunduk seutuhnya terhadap Kristus.

Namun jika akhir perjalanan tersebut tidak berakhir seperti yang seharusnya, yakni ciptaan baru kembali menjadi manusia lama, maka orang tersebut tetap berakhir di bawah hukum dosa, yang dalam hal ini digambarkan dengan (ekor) ular.

Itu sebabnya ketika Tuhan mengatakan kepada bangsa Israel mengenai berbagai persyaratan untuk menikmati hidup yang diberkati, rinciannya sebagai berikut,

"TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." - Ulangan 28:13-14

Jadi ternyata kata kepala bukan sekedar mengacu kepada peran pemimpin, dan kata ekor bukan sekedar mengacu kepada peran pengikut. Kata kepala dan kata ekor dalam pesan tersebut mengacu pada hasil akhir perjalanan hidup kita di hadapan Tuhan, apakah kita berakhir baik, kudus, murni, berbuah-buah roh, Tahorah (pure) atau kita berakhir jahat, cemar, najis, tidak berbuah roh, Tumah (impure).

Dan Tuhan menjabarkannya dengan sangat gamblang jika ingin mengalami hidup yang diberkati dan berakhir menjadi kepala, menjadi terus naik dan tidak turun, yakni dengan setia menaati semua perintah dan petunjuk-Nya tanpa adanya penyimpangan.

Tahun Penghakiman Dan Tahun Keselamatan

Dalam Gereja Tuhan, ada tiga hal yang mulai terjadi sejak tahun 2017, salah satunya adalah Tuhan mulai memisahkan domba dari kambing, gandum dari lalang, gadis bijaksana dari gadis bodoh, hamba yang setia dari hamba yang jahat.


Perhatikan prosesnya. Tuhan bukan sedang memisahkan domba dari serigala, atau gandum dari pohon durian, atau gadis bijaksana dari para pelacur, atau hamba yang setia dari orang merdeka. Domba dan kambing adalah sejenis, gandum serupa namun tak sama dengan lalang, yang bijaksana dan yang bodoh sama-sama gadis, dan yang setia maupun yang jahat sama-sama hamba-Nya. Hal ini sebangun dengan kata Tahorah (kudus) dan kata Tumah (cemar) yang sama-sama diawali Alfabet Tet.

Lalu apa kaitannya dengan penghakiman dan keselamatan? Sudah bertahun-tahun bahkan berabad-abad Gereja dinubuatkan akan adanya The Great Revival, Pentakosta Ketiga, Tuaian Besar, dan Tsunami Lawatan, yakni yang diyakini akan adanya pertobatan besar-besaran dalam jumlah masif, dipercaya milyaran jiwa jumlahnya. 

Walau sudah begitu banyak pihak yang mengumandangkannya, saya justru semakin pesimis bahwa hal itu akan terjadi. Sikap pesimistik saya bukan kepada Tuhan, melainkan kepada kita sendiri sebagai Gereja. Seperti seorang awam yang hendak dipercayakan sejumlah besar uang, sebut saja milyaran dolar, begitu juga yang namanya tuaian besar milyaran jiwa. 

Kenapa saya pesimistik terhadap Gereja saat ini? Karena memang keadaan kita begitu korup dan mudah sekali mencuri kemuliaan Tuhan. Dan hal ini memang sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus sampaikan kepada Jemaat Laodikia,

"Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:15-18

Jangan pernah berpikir zaman kegelapan Gereja sudah berlalu, justru keadaan saat ini, Gereja jauh lebih buruk daripada sebelum Reformasi Gereja. Dari Ketujuh Jemaat, hanya kepada Jemaat Laodikia Tuhan Yesus merasa begitu muak dan ingin muntah. Sadarkah kita apa artinya jika kita dimuntahkan keluar dari Tuhan Yesus yang adalah Kepala Gereja? Itu berarti langsung menuju ke Neraka.

Kita begitu mudah mengklaim bahwa pekerjaan Roh Kudus yang membawa keselamatan adalah pekerjaan kita. Kita begitu mudah membanding-bandingkan prestasi maupun jumlah jemaat di tiap-tiap organisasi gereja. Dengan keadaan kita sebagai Gereja saat ini, kita masih sangat jauh dari layak (qualified) untuk dipercayakan tuaian besar milyaran jiwa. Namun di sisi lain, agenda Tuhan tidak bisa ditunda, The Great Revival harus terjadi, nubuatan tersebut harus tergenapi.  

Itu sebabnya setelah Tuhan mulai memisahkan domba dari kambing, gandum dari lalang, yang bijaksana dari yang bodoh dan yang setia dari yang jahat, maka selanjutnya Tuhan akan menghakimi, di 5779 - 2019 Tuhan akan mulai menjatuhkan vonis, yang saya yakini baik jumlahnya maupun skalanya sama sekali tidak kecil. Baik Gereja, Israel maupun dunia akan mengalaminya, sampai saat Kedatangan Kedua Tuhan Yesus.

Maka setelah penghakiman Tuhan mulai berjalan, Gereja mulai dimurnikan, dan mulai didapati layak untuk menuai, segera akan diikuti oleh keselamatan besar yang disertai parade signs and wonders yang belum pernah terjadi sebelumnya melalui mereka yang adalah domba, gandum, bijaksana dan setia.

Bersiaplah Gereja, agenda yang lebih besar akan segera tergenapi, namun hanya gada dan tongkat Tuhanlah yang mampu melayakkan kita untuk tetap setia dalam semua rencana dan kehendak-Nya. Relakanlah hati kita untuk terus ditegor dan dihajar oleh-Nya.

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?

Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.