Labels

Friday, October 21, 2011

Restorasi, Ganti Rugi & Rekonsiliasi: Rencana Allah Untuk 2012 - Doug Addison

Kita sedang berada di sebuah masa yang strategis dimana Allah terus menyatukan berbagai hal yang akan membawa hasil yang luar biasa di bumi dan di dalam hidup kita. Jika Anda telah mengikuti seri ucapan-ucapan profetik yang Allah wahyukan kepada saya di tahun ini, saya sedang berbicara bagaimana Allah sedang membawa keadilan dan mengembalikan kepada umat-Nya atas semua kehilangan, pencurian atau pun kerugian yang terjadi dalam sembilan tahun terakhir (2002-2011).

Allah telah berbicara kepada saya bahwa musuh mempermainkan kita secara berlebihan dan jika kita meminta kepada-Nya, Dia akan membawa pengembalian (ganti rugi). Tidak ada batasan waktu untuk firman nubuatan ini, karena Allah melampaui waktu, namun saya sangat menyarankan untuk Anda terus meminta kepada-Nya ganti rugi atas semua kerugian Anda. Semuanya itu terjadi dalam berbagai bentuk, cara dan keuntungan. Jadi perhatikan akan hal-hal berikut seperti kemudahan, berkat finansial yang tak terduga, kenaikan gaji, promosi, hubungan yang dipulihkan, karunia-karunia yang baru dan kuasa Tuhan di dalam hidup Anda.

Firman Nubuatan Saat Rosh Hashanah

Rosh Hashanah (Tahun Baru Yahudi) tahun ini berakhir pada saat matahari terbenam di hari Jumat, 30 September. Di California matahari terbenam pukul 6:54 sore. Pada jam 6:50 hadirat Allah turun atas saya dan saya menerima nubuatan sepanjang 5 menit. Berikut ini yang difirmankan-Nya kepada saya.

Sebagaimana matahari terbenam saat Rosh Hashanah (Jumat, 30 September) sebuah musim yang lama segera berakhir. Sekarang kita berada pada tiga bulan masa transisi dari Oktober ke Desember. Jangan menjadi lesu dan menyerah pada masa transisi ini, apa yang kelihatan mungkin bertentangan dengan apa yang Anda harapkan. Allah sedang menata ulang banyak hal, mengutus tugas-tugas baru kepada para malaikat dan mengatur segalanya untuk sebuah awal yang sama sekali baru di bulan Januari 2012.

Hal-hal Yang Datang Pada 2012

Kita akan melihat terobosan baru di bidang medis. Dengan serangan penyakit dan virus yang merusak, Allah adalah mengimbangi serangan ini dengan memulai penemuan medis radikal dan menyembuhkan.

Akan ada penemuan-penemuan baru dan strategi-strategi bisnis yang dilepaskan dari Surga. Beberapa orang akan ditunjukkan cara menghasil sejuta dolar dalam waktu satu malam. Kemitraan bisnis akan terbentuk untuk membiayai proyek-proyek Kerajaan Allah.

Pemahaman baru dari Allah akan berbagai cara untuk menghadapi sejumlah perkara politik dan sosial yang telah memisahkan orang-orang di masa lalu. Allah melepaskan Roh Rekonsiliasi yang akan membawa pemulihan atas berbagai perbedaan di antara golongan dan bangsa-bangsa.

Saya mendengar dua dua seri strategis di tahun ini: 14-17 November dan 9-14 Desember 2011. Ini akan menjadi waktu yang signifikan dalam hubungan dan dalam beberapa kasus restorasi. Berdoalah bahwa tujuan Allah akan dicapai selama ini.

Anak-Anak Berusia Sembilan Tahun Dikhususkan

Ketika Allah berbicara kepada saya, Dia mengatakan bahwa karena musuh telah berlebihan giat tangannya begitu kuat dimulai pada 2002, bahwa anak yang lahir 2002 (ini termasuk beberapa anak yang lahir 2001) akan dipakai secara luar biasa dan memiliki takdir tinggi pada kehidupan mereka. Orang-orang muda memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dan banyak dari mereka telah mengalami banyak pencobaan dan penderitaan. Banyak dari mereka akan mulai bergerak dalam tingkat yang lebih dalam hikmat dan urapan selama beberapa tahun mendatang.

Interaksi Para Malaikat

Inilah masa dimana kemampuan membedakan makin meningkat karena Allah melepaskan Roh Hikmat dan Pewahyuan. Mimpi-mimpi dan manifestasi malaikat akan meningkat di bulan ini. Tujuan semuanya ini ada pada Efesus 1:17, "...untuk mengenal Dia dengan benar." Inilah saatnya untuk meminta kepada Tuhan supaya mata dan telinga rohani dibukakan supaya kita dapat bertumbuh dalam keintiman yang lebih dalam bersama-Nya. 

Musim Tulang-Tulang Kering Berakhir

Pada tanggal 5 Oktober, Allah berfirman bahwa musim dingin ini mengantarkan kepada akhir dari "musim tulang-tulang kering."  Pada saat yang sama saya menulis: "Musim dingin ini akan membawa kepada akhir dari musim tulang-tulang kering," sebuah guntur yang aneh menghantam atap rumah saya. Tuhan mengkonfirmasi firman-Nya dengan hujan yang kencang dan deras selama 30 detik dan dalam sekeja matahari muncul kembali. Saya kemudian menyadari bahwa hal ini akan terjadi secara tiba-tiba kepada banyak orang dan ketika hal itu terjadi, akan sangat besar. Satan telah berusaha untuk menahan semuanya karena kegerakan yang berikutnya dari Allah akan sangat besar dan berdampak meluas kepada dunia.

Efesus 1:17-18 "dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus..."

Doug Addison
InLight Connection

Friday, October 14, 2011

Deklarasi 28 Oktober 2011 - 83 Tahun Sumpah Pemuda

Dengan anugerah dan kasih sayang Tuhan, kami bangsa Indonesia percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang:

1. Bertaqwa kepada Tuhan, memuji, menyembah dan mengagungkan Tuhan di atas segala tuhan. Memiliki kerinduan yang besar akan kebenaran, mengalami jamahan dan lawatan Tuhan yang dashyat.

2. Mengasihi sesamanya tanpa memandang suku, ras dan agama. Ramah dan murah hati serta berbelas kasihan sehingga terhormat di antara bangsa-bangsa lain.

3. Dengan tulus saling membantu sesama, bersatu dan sepakat membangun negeri. Memaafkan dan melupakan semua dendam, iri hati dan kepahitan yang pernah dialaminya. Perbedaan yang ada adalah sebuah karunia Tuhan, yang menjadi kekuatan dan bukan penyebab perpecahan maupun kehancuran.

4. Keluar dari hutang yang besar, kemiskinan, kebodohan, kemalasan, ketidakadilan, kutuk serta luka-luka bangsa di masa lalu baik akibat penjajahan maupun kekerasan serta kerusuhan.

5. Tidak ada lagi awan kegelapan, ikatan dengan kuasa gelap yang mencengkeram. Semuanya sudah dipatahkan, sehingga merdeka jasmani dan rohani.

6. Mampu mewariskan kekayaan dan kemakmuran kepada generasi berikutnya. Mampu mengelola dan mengembangkan semua sumber daya manusia dan alam yang begitu limpah sehingga menjadi yang terunggul di dunia.

7. Sejahtera lahir batin, menjadi manusia yang dipulihkan seutuhnya baik roh, jiwa dan tubuh. Berkarakter mulia, bekerja keras, cerdas dan berintegritas.

8. Mengalami keajaiban dan perlindungan Tuhan sehingga terluput dari semua bencana alam maupun kerusakan akibat perubahan cuaca.

9. Menggenapkan rencana dan tujuan kekal yang ditetapkan Tuhan dengan masa depan yang penuh harapan. Menjadi negara yang makmur, ternama, terpuji dan terhormat. Menjadi lumbung pangan buat dunia dan menguasai dunia. Amin!

Thursday, October 13, 2011

Tuhan Adalah Gembalaku, Takkan Kekurangan Aku

"Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku." - Yohanes 10:14-15

"Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang." - Mazmur 23:1-2

Takkan kekurangan kita, begitulah janji-Nya. Dan kita mengaku bahwa kita adalah domba-domba-Nya. Namun mengapa masih saja ada yang kekurangan? Adakah kita berbaring di padang yang berumput hijau atau terpaksa terdampar di padang gurun? Adakah sumber air yang tenang dan tersedia senantiasa atau kita sekarat kehausan? Tuhankah yang berdusta? Adakah Ia bermaksud lain dengan Firman-Nya sendiri?

Tuhan adalah Sang Gembala. Namun apa benar kita memang domba-domba-Nya? Sudahkah kita memperlakukan Beliau sebagai Gembala yang sebenarnya? Atau kita sibuk mencari jalan sendiri? Dan akhirnya kekurangan demi kekurangan yang kita alami. Domba-domba mengikuti ke mana pun gembalanya melangkah dan akan tersesat ketika domba-domba memilih jalan yang berbeda dengan gembalanya. Dan ketika tersesat, kekurangan menjadi akibat yang tak terelakkan.

Selain mengikuti langkah Sang Gembala, domba-domba-Nya mengenal Dia dan suara-Nya. Pengenalan akan Dia dan suara-Nya hanyalah dengan jalan bergaul dengan Dia. Dan pergaulan dengan Tuhan hanya efektif dalam penderitaan. Namun berapa banyak dari pada kita yang menolak penderitaan tersebut? Bukankah destiny kita adalah menjadi satu dalam kematian-Nya, supaya juga menjadi satu dengan kebangkitan-Nya, sehingga dalam kebangkitan itulah kelimpahan terjadi dan takkan ada kekurangan.

Tuhan tidak pernah memaksa kita, justru sebaliknya, kitalah yang sering memaksa-Nya. Belajarlah untuk tidak memaksakan kehendak kita kepada-Nya. Alih-alih menyodorkan proposal pribadi kita untuk ditandatangani-Nya, akan jauh lebih baik kita sediakan kertas kosong dan memberikan Tuhan ruang yang penuh untuk Dia berdaulat total atas kehendak kita. Dan ketika yang terbaik tertuang di atas kertas hidup kita, percayalah segala sesuatu indah pada waktunya.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Thursday, October 6, 2011

Jurnal SHRK Oktober 2011 - Hari ke-3 - MUM & DAD

Multitasking; Unstoppable; Miracle-workers - MUM

 &

DAD - Double-portions; Authority; Destiny


Ada urgensi yang amat mendesak untuk musim yang baru ini. Dan urgensi ini datang langsung dari meja kerja Tuhan sendiri. Gereja Tuhan di mana pun berada, khususnya di Indonesia dituntut sepenuhnya untuk mengikuti agenda dan kegerakan Tuhan yang ada sekarang. Tidak ada lagi waktu untuk main-main, bahkan seluruh Surga sedang sibuk bekerja mempersiapkan segala sesuatunya. Inilah saatnya! Dan berikut beberapa poin penting yang perlu kita cermati bersama supaya menjadi fokus & prioritas:

1. Destiny Gereja secara umum yang utama adalah sebagai Mempelai Wanita, Istri dari Tuhan Yesus. Dan di dalam Amsal 31 tercantum kriteria alkitabiah akan seorang isteri yang ideal. Digambarkan sebagai orang yang senang bekerja (tidak malas), membagi-bagikan tugas (cakap mengelola), membeli & mengelola sebuah ladang yang diingininya (bergairah terhadap pekerjaan tangannya), pinggang & lengan yang kuat (stamina & daya tahan yang berlimpah), make profit (apa pun yang dikerjakan menguntungkan), menolong orang yang tertindas & orang miskin, dan seterusnya. Jadi dengan demikian Firman Tuhan hendak mengatakan bahwa desain awal Gereja adalah mampu melakukan berbagai pekerjaan Tuhan dalam suatu waktu secara bersamaan dan dilakukan dengan gairah yang sedemikian rupa.

2. Karya Tuhan di Akhir Zaman adalah tak terhentikan (unstoppable) dan semua itu harus terjadi melalui sebuah generasi dengan totalitas dalam segala aspek dan segala level yang sedemikian rupa, sesuai dengan yang difirmankan di Kitab Yoel pasal yang ke-2 ayat 5-11. Suatu generasi yang sangat kuat roh, jiwa & tubuhnya dengan keteraturan yang seirama dengan Roh Tuhan. Berbagai halangan yang merintangi dihadapi dan darinya lahir berbagai-bagai terobosan. Generasi yang memahami bagiannya masing-masing dan berjalan, berlari hingga terbang tak terhentikan.

3. Ciri-ciri generasi ini amat jelas. Bahwa mereka menaklukkan dunia dengan Injil ke bawah kaki Kristus. Apa dan bagaimana pun masalahnya, setan-setan terusir, berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru, kata-katanya berkuasa, memegang ular, minum racun namun takkan celaka, membawa mujizat demi mujizat sesuai yang difirmankan di Injil Markus pasal 16. Ciri-ciri ini ada DI DALAM generasi tersebut!

4. Matius 25:14-18. Bahwa generasi ini DIPERCAYAKAN berbagai potensi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing untuk DILIPATGANDAKAN sehingga memperoleh jatah ganda dan menjadi yang sulung dalam jemaat Tuhan dan dunia secara keseluruhan. Generasi yang tidak membenamkan potensi ilahi yang telah ada dan tidak menyia-nyiakan potensi tersebut. Namun sebaliknya mengembangkan potensi tersebut hingga semikian rupa.

5. I Samuel 10:6-7. Generasi yang dimana Roh Tuhan berkuasa penuh dan berdaulat mutlak sehingga generasi ini menjadi MANUSIA LAIN. Manusia yang ketika melakukan APA SAJA, ada penyertaan Allah yang luar biasa. Otoritas Tuhan berlaku besar atas umat yang sejalan dengan hati-Nya.

6. Matius 25:24-30. Hamba yang mendapat satu talenta sesungguh adalah seorang pribadi yang penuh kekecewaan dan kecewa terhadap Tuannya, karena tanpa kebenaran ia menuduh Tuannya sebagai Pribadi yang kejam. Ia hidup dalam lingkaran setan yang mematikan. Karena kecewanya maka potensinya berkurang. Karena potensinya atau kapasitasnya berkurang maka kepercayaan Tuhan juga berkurang terhadapnya. Karena kepercayaan Tuhan berkurang maka ia menjadi kecewa dan demikianlah seterusnya. Namun Generasi Penuntas dan Penggenap Janji memahami bahwa destiny harus dicapai tanpa boleh mengizinkan kekecewaan ada dalam kehidupannya. Mintala roh hikmat dan pengertian, supaya kita memiliki cara pandang Kristus dan tidak menjadi kecewa apa pun masalah yang kita hadapi.

Mujizat 1053

I. 10:53

Minggu 25 September 2011 jam 10:45. Ibadah baru saja usai. Doa berkat telah selesai disampaikan. Jemaat sedang berjalan keluar dari dalam gedung Gereja. Pemuji dan pemusik sedang menaikkan puji-pujian. Baru saja, Pdt. Sigit Purbandoro dari Surabaya menyampaikan Firman Tuhan mengenai “Pertolongan Tuhan” yang terambil dari Mazmur 121:1-8. Semuanya kelihatannya berjalan dengan lancar sepereti biasanya.

Tiba-tiba terdengar ledakan keras. Puji-pujian langsung berhenti. Saya berpikir speaker sound system yang meledak. Saya langsung berlari ke tengah mimbar dan dari atas mimbar terlihat ada asap putih mengepul dari pintu depan. Asap cukup tebal sehingga pandangan ke luar pintu tidak terlihat. Saya langsung berpikir “Wah bom!” Langsung saya berlari seperti melompat dari mimbar ke tempat kejadian.

Pikiran saya cuma satu, “Tuhan jangan sampai ada korban jiwa dari jemaat,” dan kalau ada korban luka, itu yang harus secepatnya ditolong. Tidak kepikiran kalau ada bom susulan atau hal lain. Hanya satu perkara yang ada di pikiran “Selamatkan secepatnya yang terluka!”

Pada waktu itu, jemaat berteriak-teriak panik dan berlarian. Apalagi asap putih cukup tebal menghalangi pandangan. Bau mesiu menyengat dan darah berceceran di lantai. Sampai di dekat kejadian, saya melihat hanya ada seorang yang tergeletak dengan perut hancur. Saya langsung berpikir, “Itu pasti pelakunya.” Secara sekilas saya tidak menemukan korban lain yang tergeletak, spontan saya langsung berkata dalam hati, “Syukur Tuhan, tidak ada korban jiwa jemaat.”

Lalu saya lihat beberapa jemaat yang terluka. Saya pegang tangan salah satunya dan saya katakan “Kamu pasti tertolong. Jangan takut! Tuhan melindungimu.” Tapi saya tidak boleh hanya berkutat di situ. Sekarang, ada beban di pundak saya sebagai gembala untuk mengendalikan situasi yang kacau dan menenangkan jemaat yang panik. Langsung saya berteriak “Semuanya keluar lewat pintu samping”. Sekarang, prioritas utama adalah melarikan korban yang terluka secepat-cepatnya ke rumah sakit. Tidak usah memanggil ambulan, karena pasti butuh waktu cukup lama. Sedangkan korban, harus secepatnya dibawa ke rumah sakit. Terdengar teriakan dari Pdm. Joko Sembodo yang mengatur keamanan di tempat kejadian perkara. Dia berteriak kepada petugas parkir di luar “Tutup pintu gerbang cepat!” agar jangan sampai ada orang luar masuk.

“Bawa semua korban lewat kantor. Pakai mobil Gereja untuk membawa korban ke rumah sakit,” teriak saya. Langsung beberapa jemaat dengan sigap tanpa rasa takut menggendong para korban ke kantor. Mereka ini betul-betul orang-orang yang siap melayani seperti Kristus. Tidak mempedulikan resiko bom ke dua ataupun kengerian yang muncul, mereka sigap untuk memberikan pertolongan kepada korban-korban yang berjatuhan.

Saya pun segera berlari ke kantor. Di kantor, saya menyuruh Bapak Yohanes dan Bapak Yulianto untuk mengatur parkir agar kendaraan di parkir yang tidak berkepentingan bisa langsung cepat keluar. Begitu kosong, ada dua kendaraan yang siap dipakai, milik Bapak Budi dan Bapak Gideon. Langsung para korban diangkat dinaikkan ke mobil Bapak Budi. Namun ada kesulitan untuk menaikkan korban ke mobil Bapak Gideon, karena pintunya terhalang mobil lain. Tidak menunggu waktu, saya langsung naik ke belakang setir dan memajukan mobil Bapak Gideon, sehingga pintu bisa terbuka lebar.

Begitu korban dimasukkan, mobil segera melaju dengan cepat ke Rumah Sakit Dr. Oen. Ada yang sempat bertanya, “Nanti kalau di tanya siapa yang menanggung dan bertanggungjawab, bagaimana jawabnya?” Saya langsung berteriak “Gereja yang akan bertanggung jawab untuk semua biayanya. Yang penting, korban harus segera ditolong!” (Biaya pengobatan dan rumah sakit ditanggung oleh pemerintah dan oleh pihak Rumah Sakit Dr. Oen). Dalam waktu kira-kira 15 menit sejak ledakan, semua korban sudah bisa sampai ke Rumah Sakit Dr. Oen.

Setelah sebentar membagi tugas di kantor, saya dan Pdm. Wim Agus Winarno langsung menyusul ke Rumah Sakit Dr. Oen. Urusan peledakan dan korban tewas biarlah urusan polisi dan orang lain yang sudah saya serahi tugas untuk itu. Sedangkan tugas saya adalah gembala. Saya harus berada di dekat domba-domba yang terluka secepatnya.

Di luar, massa yang begitu banyak sudah memadati jalan di sekitar Gereja, sehingga kendaraan saya sukar untuk bergerak. Sesampainya di rumah sakit, ruang UGD sudah penuh dengan korban-korban yang terluka dan keluarganya. Suasana hiruk pikuk. Langsung saya usahakan untuk mendekati mereka satu per satu. Saya berikan kata-kata kekuatan dan yang paling penting saya doakan mereka satu per satu. Itulah tugas saya sebagai gembala.

Korban pertama yang saya jumpai adalah Bapak Sugiyono dan anaknya Defiana. Secara sepintas mereka kelihatannya tidak terluka parah, karena mereka masih bisa tersenyum. Namun kemudian saya baru tahu bahwa luka Defiana cukup parah, di mana ada 3 mur yang bersarang di tempurung kepalanya. Saya doakan mereka dan saya kuatkan. Lalu saya jumpai Bapak Go Sing Gwan yang terluka dibahunya. Sebuah metal besi telah menghantam tulang bahunya sehingga hancur. Bapak Go Sing Gwan harus menjalani operasi untuk mengganti tulang bahunya yang hancur dengan sebuah plat.

Di kamar sebelah saya menjumpai Olivia Putri yang terluka di kakinya. Urat kakinya putus dan dia menangis. Pasti rasanya sangat menyakitkan sekali dan hati saya turut tersayat melihat gadis remaja ini menangis kesakitan. Saya pegang tangannya dan saya doakan.

Berlari keluar saya masuk ke kamar di samping dan di situ saya melihat Noviyanti tergeletak di atas ranjang dengan kepala yang bercucuran darah begitu banyak. Terlihat sepintas lukanya cukup parah dan dia hanya diam saja tanpa respon. Hati saya kuatir melihatnya. Tapi saya meneguhkan iman dan berdoa. Saya bisikkan kata-kata kekuatan dan saya doakan dia. Luar biasanya, nanti terlihat bahwa pemulihannya begitu cepat dan dia termasuk yang cepat pulang dari Rumah Sakit.

Septiana saya jumpai sedang terbaring kesakitan. Benda tajam telah menembus salah satu kakinya sampai berlubang dan mencucurkan darah. Tidak berhenti sampai di situ, benda tajam itu masih melaju dan bersarang di kaki yang satunya lagi. Kedua kakinya terluka parah.

Selanjutnya saya berlari ke kamar sebelah dan saya melihat Ibu Feriana yang terluka parah, ada pecahan metal yang menembus dan merobek kandung kemihnya. Pendarahan terjadi dan harus segera dihentikan sebelum menjadi fatal. Segera dia diprioritaskan untuk menerima tindakan operasi lebih dahulu untuk menghentikan pendarahan. Dalam operasi itu, dokter juga harus memotong usus halusnya sebanyak dua cm. ketika didoakan sebelum masuk ke kamar operasi, dia masih bisa tersenyum sekalipun terluka parah.

Selesai mendoakan Ibu Feriana, saya keluar kamar dan di lorong saya menjumpai Ferdianta dan Boris yang terbaring di ranjang. Luka mereka berada di tangan, perut dan kaki, karena ada paku dan benda-benda lain yang menancap. Saya doakan dan saya teguhkan iman mereka. Mereka mengangguk lemah tanda percaya dan saya senang karena mereka tetap kuat.

Saat itu, saya melihat ada korban yang sedang didorong tergesa-gesa oleh petugas medis ke kamar operasi. Ternyata dia adalah Bapak Ristiyono yang punggungnya hancur karena ada 12 paku yang menancap di punggungnya. Saya tidak sempat mendoakannya secara khusus, tapi saya berdoa dalam hati agar ke mana pun dia dibawa, Tuhan menyertainya.

Dengan setengah berlari, saya masuki kamar selanjutnya. Di situ terbaring Ibu Yulianti yang sudah berusia 74 tahun. Dia merasakan sakit di kepalanya yang berdarah-darah dan berkata dengan suara memelas “Pak, kepalaku sakit sekali. Tolong Pak Yo, ndak kuat rasanya. Kepala ini sakit sekali!” Saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk meringankan penderitaannya, kecuali hanya dengan doa. Telinganya telah robek terhantam serpihan benda tajam dan mengucurkan banyak darah. Saya pegang tangannya dan diamenggenggam tangan saya erat-erat. Saya katakan, “Tante jangan kuatir. Tante pasti bisa sembuh total. Tetap kuat dan panggil nama Tuhan Yesus ya Tante.” Dia mengangguk dan saya doakan dia sambil kita berdua berpegangan tangan.

Keluar dari kamar itu, saya melihat korban lain, yaitu Bapak Stefanus yang terbaring di ranjangnya tepat di tengah ruang UGD. Dia berusaha bangun. Saya tenangkan dia dan saya suruh tidur kembali. Saya lihat lengannya atas berdarah-darah. Saya pegang tangannya dan saya doakan dia di tengah-tengah ruangan UGD itu.

Sekalipun jatuh korban tiga puluh orang terluka, saya masih bisa bersyukur bahwa tidak ada satu pun yang meninggal dunia. Dari 30 orang itu, 14 harus dirawat inap dan semuanya harus menjalani operasi. Operasi berlangsung marathon dari hari Minggu jam 14.00 sampai besoknya jam 12.00, selama 22 jam.

II. MELEDAK

Jika direnungkan, dalam tragedi 1053 ini ada banyak mujizat dan pertolongan Tuhan. Jika tidak ada satupun korban jiwa, itu adalah karena campur tangan Tuhan semata-mata. Bukan kebetulan! Karena di dalam Tuhan Yesus, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi atas izin-Nya.

Sebelum kejadian, berdasarkan rekaman kamera CCTV, pelaku diperkirakan masuk dari pintu kecil samping pintu utama. Dengan berbaju putih lengan panjang, celana panjang hitam, bertopi, berkacamata dan sebuah tas kecil dikalungkan di dadanya, pelaku sempat berjalan ke tengah dan mendekati tengah ruangan Gereja. Andaikata dia meledakkan bomnya di tengah ruangan Gereja, pasti ceritanya akan berbeda. Korban yang jatuh pasti akan lebih banyak.

Tapi entah mengapa (pasti ada campur tangan Tuhan), pelaku sempat menoleh ke kanan ke kiri seperti kebingungan. Kemudian, dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Dia melangkah keluar pintu Gereja dan berdiri di depan pintu agak menyamping ke timur. Di teras Gereja itulah dia meledakkan bom yang dia bawa tepat pukul 10:53 (sesuai dengan waktu yang terekam di CCTV), menghamburkan proyektil-proyektil maut berupa paku, mur, lempengan logam tajam dan lain sebagainya.

Semata-mata pertolongan Tuhan kalau pelaku itu meledakkan bomnya dengan menghadap ke halaman parkir. Andaikata dia meledakkan bomnya dengan menghadap ke arah pintu Gereja, di mana jemaat sedang ramainya keluar melalui pintu itu, maka korban yang berjatuhan akan makin banyak dan bisa jadi ada yang kehilangan nyawanya.

Lebih ajaib lagi, ketika dia menyalakan bomnya, posisinya agak berubah, badannya memutar sedikit sehingga arahnya tepat menghadap kedua pilar beton. Akibatnya, ketika bom yang menempel di perutnya meledak menghamburkan serpihan-serpihan, maka sebagian tertahan oleh dua tiang beton itu. Kalau bukan tangan Tuhan yang memutar tubuhnya sedikit, maka pasti akan jatuh korban lebih banyak lagi.

Serpihan bom itu ternyata menyebar kemana-mana dan ada sebuah pecahan pipa yang tajam dan sebesar kepalan tangan, telah terlontar menembus plafon teras Gereja. Andaikata pecahan itu tidak dilemparkan oleh Tuhan ke atas dan membabat orang, maka dipastikan orang itu tidak akan mengalami kesakitan. Tapi dia akan langsung tewas di tempat. Tapi puji syukur kepada Tuhan. Tuhan sudah melemparkan pecahan yang sangat berbahaya itu ke atas plafon Gereja, sehingga tidak menimbulkan korban.

III. MUJIZAT

Satu hal yang saya kuatirkan dan saya doakan kepada Tuhan, “Jangan sampai ada satu pun korban yang meninggal!” Kalau tidak ada yang kehilangan nyawa (kecuali pelaku), maka itu membuktikan bahwa tindakan bom bunuh diri itu adalah tindakan yang sia-sia dan tidak mencapai sasarannya, yaitu untuk mencabut nyawa korban sebanyak-banyaknya. Selamatnya para korban juga menunjukkan bahwa perlindungan Allah itu dahsyat dan ajaib! Perlindungan Allah tidak tertembus oleh bom yang bagaimanapun juga.

Oleh sebab itu, ketika diadakan doa di depan Gereja oleh saudara-saudara kita dari GP Ansor pada Minggu malam, saya pun ikut di situ. Pada saat itu, saya menerima 3 kabar yang membuat sesak nafas. Berita pertama yang muncul di sms adalah Defiana setelah operasi kepala untuk mengambil 3 mur, ternyata mengalami kejang-kejang dan kritis. Saat saudara-saudara kita dari GP Ansor berdoa, sayapun juga berdoa, “Tuhan Yesus jangan sampai anak-Mu ini meninggal. Sembuhkan dan pulihkan dia oleh karena bilur-Mu, bukan karena yang lain. Aku mohon mujizat-Mu Tuhan.”

Belum selesai saya berdoa, masuk sms ke dua dan disusul yang ke-3 yang mengatakan bahwa kaki dari salah satu korban yang bernama Hariyoko harus diamputasi karena terbabat obeng yang terlontar seperti roket. Lalu urat kaki Olivia Putri yang putus harus segera disambung sebelum 24 jam. Tapi sampai saat itu belum bisa segera dilakukan operasi karena ruang operasi penuh. Padahal waktu sudah semakin sempit. Kembali saya berdoa agar jangan sampai ada satupun yang mengalami cacat! Apalagi mereka ini masih remaja dan masih memiliki perjalanan hidup yang panjang. Jangan sampai mereka kehilangan masa depannya karena mengalami kecacatan.

Berdoa bersama saudara-saudara kita dari GP Ansor dan mengingat korban-korban ini, tak terasa air mata ini menetes. Hanya satu doa yang saya panjatkan terus, “Jangan ada yang meninggal dan jangan ada yang cacat,” supaya nama Tuhan saja yang dipermuliakan dalam peristiwa ini. Begitu selesai doa bersama, kira-kira jam 22.30, saya langsung bergegas ke Rumah Sakit bersama Pdm. Joko Sembodo untuk menjenguk korban.

Di depan ruang operasi, saya menjumpai Ibu Hung Me, yang suaminya, Bapak Go Sing Gwan sedang menjalani operasi karena tulang bahunya hancur. Di depan kamar operasi itu, kita berdoa bersama-sama memohon anugerahNya.

Lalu saya menuju kamar Olivia Putri yang harus dioperasi sesegera mungkin karena urat kakinya putus. Dia tertidur lelap, mungkin karena pengaruh obat bius untuk mengurangi rasa sakitnya. Saya katakan kepada ibunya, “Jangan kuatir, Bu. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kaki Olivia pasti akan dioperasi tepat pada waktunya.” Akhirnya jam 01.00, Olivia bisa dioperasi kakinya dan tidak terlambat.

Di ruang ICU, ada dua korban, yaitu Ibu Feriana yang terluka parah. Kandung kemihnya yang pendarahan karena tertembus logam dan ususnya harus dipotong 2 cm. Ketika saya doakan, Ibu Feriana justru berkata “Saya tetap kuat Pak Yo. Saya tetap cinta Tuhan dan Tuhan Yesus pasti sembuhkan saya.” Dia juga berpesan, “Pak Yo juga harus kuat. Tuhan akan pakai Pak Yo.” Saya terkejut dengan ketabahan Ibu Feriana. Saya betul-betul dikuatkan dan terharu. Di saat menderita dan menjadi korban, Ibu Feriana betul-betul tabah dan justru masih bisa memberikan kekuatan. Luar biasa!

Memang Tuhan punya rencana lain untuk Ibu Feriana. Ketika para dokter mengoperasi untuk menghentikan pendarahannya, dokter juga menemukan usus buntunya sudah infeksi. Karena itu, usus buntunya pun ikut diambil. Jadi Ibu Feriana ini juga mendapatkan pelayanan operasi usus buntu, tanpa biaya. Tuhan yang atur semuanya.

Defiana pun juga berada di ruang ICU. Saya melihat sekarang dia telah bisa tidur tenang, sesudah sore tadi mengalami kejang-kejang. Saya bersyukur kepada Tuhan karena melihat Tuhan sudah melakukan mujizat-Nya. Mamanya mengatakan bahwa Defiana ini dalam penderitaannya justru sangat tabah. Dalam keadaan tergeletak dan terluka parah, dia justru yang mengkuatkan orang tuanya untuk tetap kuat dan bersyukur kepada Tuhan, “Ma, jangan takut. Aku pasti sembuh karena Tuhan Yesus pasti menolong.”

Bahkan saat dia didorong masuk ke kamar operasi, dia menyanyikan pujian “Dalam nama Yesus! Dalam nama Yesus! Ada kemenangan!” Iman anak remaja ini betul-betul luar biasa. Dia sangat mencintai Tuhan. Saat sadar, yang dipikirkan pertama kali justru, bagaimana pelayanannya hari Senin, 3 Oktober nanti dalam acara Konser Pemuda? Luar biasa! Pada hari Senin, 3 Oktober, Defiana sudah bisa ikut acara konser pemuda di Gereja, sekalipun dengan kepala yang masih dibalut dengan perban. Mujizat!

Melihat kondisi Defiana yang cukup parah, sebuah lembaga sosial keagamaan dari Surabaya menawarkan bantuan dana dan pertolongan untuk membawa Defiana ke Singapore jika diperlukan. Tapi rencana Tuhan berbeda. Hari Senin, 3 Oktober, Defiana tidak berada di Singapore untuk diobati. Tapi pada Hari Senin, 3 Oktober, dia berada di GBIS Kepunton sedang memuji Tuhan. Haleluya!

Hariyoko yang menurut dokter harus diamputasi kakinya mengalami mujizat yang luar biasa. Besoknya, dokter berkata bahwa kakinya tidak jadi diamputasi dan bisa sembuh sempurna. Saya yakin dan percaya, bahwa malam itu, Tuhan Yesus sudah menyambung semua pembulu darah dan urat-urat yang terputus, sehingga kakinya bisa diselamatkan. Hariyoko yang masih muda tidak kehilangan kakinya.

Ayahnya, yaitu Bpk Ristiono adalah bapak yang punggungnya hancur tertembus 12 paku tajam. Tapi puji Tuhan, tidak ada satu pun paku itu yang menembus organ vitalnya. 11 paku diambil melalui operasi pertama. Tapi satu paku diambil pada operasi ke-2 yang beresiko tinggi. Paku itu bersarang tepat di antara paru-paru dan hatinya. Jika paku itu tertancap sedikit bergeser saja, maka akan mengenai paru-paru atau hatinya dan hasilnya pasti fatal. Tapi karena tangan Tuhan saja, maka paku itu bisa tepat bersarang di antara dua organ vital itu.

Ibu Yuliati yang berusia 74 tahun telah terluka di kepalanya. Ada serpihan benda tajam yang melesat cepat merobek daun telinganya. Telinganya berdarah-darah. Tapi kita bisa bersyukur kepada Tuhan, karena seandainya benda itu selisih beberapa milimeter saja jaraknya, maka pecahan benda tajam itu akan menembus ke kepalanya dan berakibat fatal. Tangan Tuhan betul-betul menyatakan perlindunganNya.

Para korban bersaksi bahwa sepertinya ada tameng ilahi yang melindungi mereka. Pecahan paku, mur boleh menembus daging, tapi tidak mengenai tulang atau organ penting. Ada tangan Tuhan yang tak terlihat yang telah menahan semua proyektil-proyektil maut itu.

IV. IMAN DI ATAS BATU KARANG

Hal yang paling membahagiakan saya adalah semua korban yang dirawat ini memiliki iman yang kuat. Mereka menderita, tapi mereka tidak kecewa kepada Tuhan. Mereka disakiti, tapi mereka tidak dendam dan mau mengampuni. Ketika mereka ditanya, mereka tetap mencintai Tuhan Yesus dan akan tetap setia ke Gereja.

Seperti juga Defiana yang saat masih tergolek justru memikirkan pelayanannya, maka Olivia Putri juga berkata “Aku akan tetap ke Gereja. Kenapa harus takut?”

Bapak Stefanus dalam keadaan masih terbaring di tempat tidur bahkan sudah menanyakan, “Pak, Hari Sabtu ada kebaktian 464 (lansia)? Saya mau datang ibadah.”

Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun, awalnya mengalami trauma dan berkata “Tidak berani ke Gereja dulu”. Tapi besoknya dia sudah bisa berkata “Sesudah sembuh, saya pasti ke Gereja lagi. Saya tidak trauma lagi, karena Tuhan Yesus.”

Boris waktu ditanya wartawan tentang Firman Tuhan saat ibadah, dia menjawab dengan jawaban luar biasa, “Firman Tuhan tadi berbicara tentang pertolongan Tuhan dan sekarang saya langsung mengalami pertolongan Tuhan”.

Para korban tidak menolak jiwa diwawancarai oleh wartawan maupun dikunjungi oleh tamu-tamu penting. Salah satunya saya tanya, “Kenapa kok mau diwawancarai atau dijenguk oleh tamu-tamu yang begitu banyak? Apa tidak justru melelahkan?” Dia menjawab “Pak Yo, justru ini kesempatan buat saya untuk menyaksikan kehebatan Tuhan Yesus. Justru inilah kesempatan buat saya untuk menunjukkan kepada orang yang belum kenal Tuhan bahwa saya tidak takut untuk mengiring Tuhan Yesus dan menunjukkan bahwa saya mengampuni mereka.”

Kuatnya iman mereka, betapa cintanya mereka kepada Tuhan Yesus, tabahnya hati mereka, semuanya itu membuat saya semakin kuat. Bukan saya yang mengkuatkan mereka. Tapi merekalah yang justru telah mengkuatkan saya. Jika mereka yang menjadi korban saja bisa begitu kuat dan tidak takut untuk kembali beribadah. Tentunya, kita yang tidak tergores sedikitpun pasti akan tetap kuat dan setia beribadah kepada Tuhan Yesus di tempat yang sudah Tuhan tempatkan kita. Jangan sampai kesetiaan dan iman kita kalah dengan mereka yang menjadi korban. Biarlah mereka ini menjadi teladan iman buat kita. Inilah iman yang dibangun di atas fondasi batu karang.

V. WE LOVE, WE FORGIVE

Setelah saya kembali dari rumah sakit, polisi sudah berdatangan mengamankan lokasi. Saya masuk ke dalam Gereja dan duduk di kursi tidak jauh dari pelaku pembomanan yang tergeletak di lantai. Saya amati dia cukup lama dan saya mulai merenung, “Haruskah hidupnya berakhir tragis dan sia-sia seperti ini?” Pada waktu itu, yang muncul di dalam benak saya bukan kebencian dan dendam. Perasaan yang muncul adalah belas kasihan kepada dia yang telah salah memilih jalan kehidupan.

Dari situlah inti pesan gembala itu muncul “Taburkanlah kasih dan pengampunan. Bukan dendam dan kebencian.” We love and we forgive. Tidak ada persungutan yang kita berikan. Tapi ucapan syukur kepada Tuhan yang kita persembahkan. Habis gelap, terbitlah terang. Setelah musibah, timbulah mujizat. Karena itu, sekalipun di mata manusia, hal ini merupakan tragedi dan bencana. Tapi dengan mata iman, saya memandang bahwa Tragedi 1053 pasti menjadi MUJIZAT 1053.

Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikkan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Tidak ada kemuliaan, tanpa melalui salib. Justru melalui peristiwa ini, dunia telah melihat bahwa Tuhan Yesus dahsyat dan ajaib.

Pdt. Jonatan Jap Setiawan
GBIS KEPUNTON
SOLO, JAWA TENGAH

Tuesday, October 4, 2011

Jurnal SHRK Oktober 2011 - Hari ke-2 - Faedah Yang Berlipatganda

"Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ." Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya. Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: 'Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.'" - Yesaya 48:16-19

"Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." - Matius 13:23

Tuhan mengajar umat-Nya tentang apa saja yang memberikan faedah - sesuatu yang berguna, yang mendatangkan manfaat dan kegunaan. Namun jika kita cermati Firman-Nya tersebut, sesungguhnya ada makna yang luar biasa dalam kata "faedah" tersebut. Faedah dalam ayat ini berbicara tentang profit (keuntungan) yang dihasilkan berdasarkan deret ukur dan BUKAN dengan deret hitung. Berdasarkan deret ukur artinya ada multiplikasi dan pelipatgandaan. Jadi Tuhan hendak mengajarkan kepada kita sesuatu yang dapat memberikan multiplikasi dan pelipatgandaan.

Pertanyaannya, dengan jalan apakah multiplikasi dan pelipatgandaan dapat terjadi? Tentu tidak lain adalah dengan menabur. Karena hanya dengan menabur atau mempersembahkan suatu korban, apapun bentuknya, maka tuaian bisa diperoleh. Bukankah Ishak dalam hidupnya mengalami apa yang disebut kian lama kian kaya sehingga menjadi sangat kaya? Tentu karena awalnya Ishak menabur, Kejadian 26:12-13.

Bangsa Israel menjalani sebuah perjalanan panjang dari mengalami perbudakan di Mesir, pengembaraan di padang gurun sampai memasuki tanah perjanjian. Dalam 3 tahapan ini, berkat bagi bangsa Israel pun dibagi dalam 3 level. Ketika mengalami perbudakan, berkat mereka dapat kita istilahkan not enough (tidak cukup) karena apa yang mereka terima bergantung dari belas kasihan para penjajah dari bangsa Mesir. Dan ketika di padang gurun selama 40 tahun, mereka hanya menerima roti Manna yang just enough (hanya cukup) untuk sehari dan tidak bisa disimpan karena akan membusuk jika lewat sehari. Namun ketika masuk tanah perjanjian mereka masuk pada level more than enough (lebih dari cukup), mengapa? Karena di tanah perjanjian mereka dapat menabur benih dan memperoleh seberapa pun mereka kehendaki sesuai dengan taburan mereka. 

Kitab 1 Raja-Raja pasal ke-18 menceritakan tentang bagaimana Elia berdoa supaya hujan diturunkan untuk menghapus kemarau sepanjang 3,5 tahun. Diceritakan bahwa Elia menyuruh bujangnya melihat ke arah laut hingga 7 kali dan akhirnya hujan yang sangat lebat turun membasahi tanah kering Israel saat itu. Mengapa Elia begitu yakin akan turunnya hujan, padahal saat itu keadaan masih amat cerah tanpa setitik awan pun? Adakah bujangnya menjadi bosan hingga berkali-kali dia harus bolak balik untuk cek langit ke arah laut itu? Dari mana keyakinan Elia dan apa dasarnya bahwa doanya kali itu "harus" dijawab Tuhan?

Perhatikan peristiwa sebelum hujan lebat itu turun. Saat itu Elia sedang bertarung dengan nabi-nabi Baal. Ia mendirikan sebuah mezbah dari batu dan membuat parit dengan ukuran yang memuat dua sukat benih. Dan selanjutnya seluruh mezbah disiram oleh air sebanyak 12 buyung, hingga seluruh parit kelimpahan air. Ketika Elia berdoa, Tuhan menjawab dengan api yang menjilat dari langit, dan semua korban "ditelan" Tuhan tanpa sisa. Elia menabur benih air dan Tuhan menerima dengan perkenanan-Nya yang sempurna, atas dasar inilah Elia memiliki keyakinan bahwa hujan lebat telah terdengar desaunya bahkan sebelum beliau memulai doanya.

Kesanggupan Tuhan yang melipatgandakan, namun Ia mengajarkan kita untuk menabur, berkorban sampai menyukakan hati-Nya. Sehingga ketika kelimpahan itu datang dan pelipatgandaan menjadi tak terbatas, hati kita tetap melekat kepada-Nya.

Pikiran Dan Kelimpahan

"Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin." - Efesus 3:20-21

Ayat tersebut di atas merupakan janji Tuhan yang amat luar biasa. Beliau berjanji untuk melakukan atau menggenapkan JAUH LEBIH BANYAK daripada yang didoakan, juga jauh lebih banyak daripada yang dipikirkan. Pertanyaannya: mengapa ada orang yang bukan kaum beriman memperoleh hasil lebih banyak daripada kita sebagai kaum beriman?

Mari kita sederhanakan maksud Firman ini. Jika doa atau pikiran seorang kaum beriman bisa diukur dalam jumlah uang, misalnya Rp 5,000,000.- (lima juta rupiah) rata-rata tiap bulannya, sementara di saat yang sama ada seorang pengusaha yang bekerja halal namun tidak menyertakan Tuhan dalam pekerjaannya, tapi penghasilannya bisa mencapai Rp 25,000,000.- (dua puluh lima juta rupiah) rata-rata tiap bulannya. Bukankah gambaran tersebut sepertinya Tuhan berlaku tidak adil? Atau bahkan ada yang berkomentar bahwa Tuhan tidak memenuhi janji-Nya.

Coba renungkan lagi ayat tersebut di atas. Bahwa cara kerja Tuhan dalam masing-masing orang bergantung pada cara berpikir kita semua. Seorang yang memperoleh rata-rata lima juta rupiah tiap bulannya mungkin sebenarnya hanya berpikir dua juta rupiah, namun karena Tuhan hasilnya dapat jauh lebih banyak daripada yang dipikirkan. Sementara seorang lainnya memiliki pemikiran yang jauh lebih baik sehingga layak dinilai dua puluh lima juta rupiah. Dan jika saja orang tersebut menyertakan Tuhan dalam setiap pekerjaannya, mungkin ia akan memperoleh penghasilan lebih dari Rp 100,000,000.- (seratus juta rupiah) setiap bulan misalnya.

Pemikiran tersebut di atas menggambarkan betapa kondisi jiwa (pikiran, perasaan & kehendak) seseorang menentukan seberapa besar kelimpahan jasmani yang akan diperolehnya. Kita yang telah giat dalam perkara-perkara rohani, dituntut untuk memperkaya diri kita dalam perkara-perkaya jiwani, sehingga dengan jiwa yang semakin kaya akan semakin menghasilkan kekayaan jasmani untuk memberkati kegerakan Tuhan di saat ini.

Monday, October 3, 2011

Jurnal SHRK Oktober 2011 - Hari ke-1 - Jiwa Yang Berlimpah

"Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu - di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu." - Ulangan 28:11

"And the Lord shall make you have a surplus of prosperity, through the fruit of your body, of your livestock, and of your ground, in the land which the Lord swore to your fathers to give you." - Deuteronomy 28:11 (Amplified Version)

"Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran. Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja." - 3 Yohanes 1-2

Baru beberapa minggu lalu Papa Darrel Stott datang ke Semarang dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia. Seorang rekannya membawa pesan khusus dari Tuhan kepada kita semua. Pesan itu diambil dari Kitab Ulangan pasal 28 ayat ke-11 bahwa memasuki Masa Salomo, Tahun Ayin Beth 5772 dan tahun 2012, Gereja Tuhan di Indonesia akan menerima kelimpahan yang luar biasa sama seperti yang dimaksud dalam Amplified Version ayat tersebut. Surplus of Prosperity adalah sebuah istilah yang amat ekstrim karena kata "prosperity" saja sudah berarti kelimpahan yang berlimpah-limpah. Apalagi jika ditambah kata "surplus" untuk melengkapi prosperity yang dijanjikan Tuhan bagi Gereja-Nya.

Kunci awal untuk menerima kelimpahan dan surplus kelimpahan tersebut adalah melalui jiwa yang berlimpah. Ketika Rasul Yohanes menuliskan suratnya yang ke-3 kepada Saudara Gayus yang kekasih, Rasul Yohanes berdoa untuk keadaan jasmani Gayus supaya didapati berlimpah, sama seperti keadaan jiwanya yang berlimpah. Dengan demikian Firman ini mengajarkan kepada kita bahwa keadaan jasmani yang berlimpah berawal dari keadaan jiwa (pikiran, perasaan & kehendak) yang berlimpah. Pikiran yang baik, perasaan yang baik dan kehendak yang baik akan melahirkan keadaan jasmani yang baik pula.

"Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak datang berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: 'Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?' Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: 'roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mereka mendapat sepotong kecil saja.' Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 'Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?'" - Yohanes 6:5-9

Kisah Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki adalah sebuah contoh lengkap akan jiwa yang berkelimpahan dan jiwa yang miskin. Pertanyaan ujian yang dilontarkan-Nya kepada Filipus dapat diterjemahkan seperti ini: "Ayo kita belikan roti untuk mereka makan." Yesus menunjukkan jiwa-Nya yang berlimpah karena pikiran, perasaan dan kehendak-Nya yang berlimpah untuk memberi sedemikian banyak orang untuk makan. Sementara respon Filipus dan Andreas menunjukkan keadaan jiwa yang sebaliknya. Jiwa mereka miskin, cara berpikir mereka terbatas bahkan kehendak mereka pun hanya sebatas kemampuan alamiah mereka. Namun Tuhan Yesus memiliki cara berpikir yang berbeda, cara berpikir yang alamiah dan supraalamiah sehingga menciptakan keadaan jasmani yang juga supraalamiah.

Ukuran Kelimpahan Untuk Bekal Di Perjalanan

"Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing. Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah. Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatupun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah." - 3 Yohanes 5-7

Arti yang ke-2 dari kata kelimpahan adalah bekal di perjalanan. Gayus ternyata sering menerima bahkan orang-orang asing yang dalam perjalanan, dan membantu mereka dengan memberi bekal untuk menemani mereka melanjutkan perjalanan. Pemberian bekal tersebut adalah dari kelimpahan yang ada pada Gayus. Namun bekal tersebut sering kali tidak sama jumlahnya untuk seorang dengan seorang lainnya. Orang yang akan menempuh perjalanan 5 hari akan diberi lebih banyak daripada orang yang akan menempuh perjalanan 2 hari. Orang yang akan melewati 8 gerbang kota akan diberi lebih banyak daripada orang yang akan menempuh perjalanan 3 gerbang kota.

Minimal ada dua kali Tuhan Yesus memecahkan roti dan memberikan kepada orang lain untuk dimakan. Selain peristiwa memberi kepada lima ribu orang laki-laki, Tuhan Yesus juga memecahkan roti kepada dua orang yang dalam perjalanan ke Emaus. Dan saat itu, roti yang dipecahkan tidak menjadi ribuan seperti peristiwa yang sebelumnya. Kedua peristiwa ini berbicara bahwa penyediaan Tuhan berlaku sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Demikian juga kelimpahan dan surplus kelimpahan yang akan diterima masing-masing Gereja-Nya. Barangsiapa bersedia dibawa Tuhan semakin jauh, akan semakin banyak kelimpahan yang diterimanya. Namun ketika seseorang sudah tidak berani melangkah lebih jauh lagi dengan Tuhan, maka sampai di situ pula kelimpahan yang diterimanya. Ketika kita berkata dan bertekad untuk mencapai destiny kita hingga garis akhir sesuai dengan yang Tuhan mau, kelimpahan akan membekali dan mengikuti kita sampai di tempat yang Tuhan kehendaki.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.