Labels

Thursday, May 29, 2014

Menanti Penggenapan

"Maka Elohim mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Elohim membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun." - Kejadian 8:1

"Lalu ingatlah Elohim akan Rahel; Elohim mendengarkan permohonannya serta membuka kandungannya. Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: 'Elohim telah menghapuskan aibku.'" - Kejadian 30:22-23

"Elohim mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub." - Keluaran 2:24

"Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan JEHOVAH; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, JEHOVAH ingat kepadanya." - 1 Samuel 1:19

Tuhan telah berjanji, dan kita telah menerima janji-Nya, apapun itu dan bagaimana luar biasanya janji itu bagi pribadi kita masing-masing, biasanya kita menerima dengan sukacita dan penuh harap. Percayalah bahwa ketika Tuhan berjanji, Ia menuliskan semuanya itu ke dalam (saya sebut sebagai) buku agenda-Nya. Yang menjadi masalah adalah kita tidak pernah tahu di halaman berapa atau seberapa banyak jarak halaman di dalam agenda-Nya janji itu ditulis dari sejak janji itu diberikan. Ada yang dalam hitungan jam, hitungan hari bahkan hitungan dekade. 

Kadang karena jarak yang begitu jauh, jiwa kita mengalami begitu banyak perkara yang negatif dan dilematis. Di satu sisi, Tuhan tetap menginginkan hati kita menyala penuh harap terhadap janji tersebut, namun di sisi lain keadaan kita menggerus iman kita sendiri. Belum lagi jika ada cemoohan dari orang-orang di sekitar kita. Maka perasaan sakit dan kecewa tentu tak dapat dihindari lagi. 

Namun kabar baiknya adalah memang perasaan-perasaan negatif semacam itu harus ada karena itu memang proses yang dipaketkan dalam janji tersebut. Siapapun yang menerima janji Tuhan pasti akan mengalaminya:

1. Nuh sadar bahwa pintu bahtera ditutup oleh tangan Tuhan sendiri, namun berbulan-bulan hidup hiruk pikuk dalam sebuah ruang kapal yang menyesakkan dengan begitu banyak hewan, tentu mempengaruhi psikologis kehidupannya dan sudah pasti ia bertanya-tanya kapan semuanya itu akan berakhir dan hidup normal kembali.

2. Abraham dan Sara menanti Ishak sekian puluh tahun dengan segala resikonya. Abraham dan Sara bukan lagi sekedar merasa sakit dan kecewa ketika melihat orang lain bahkan sudah memiliki cucu. Mereka bahkan melakukan keteledoran sehingga melahirkan Ismael, namun pada akhirnya Abraham disebut sebagai Bapak Orang Beriman.

3. Yusuf, tidak mungkin ia tidak merasa sakit dan kecewa selama tiga belas tahun dengan segala perkara yang dialami dirinya. Hebatnya adalah ketika janji itu digenapi, ia bisa melupakan semua penderitaannya dalam sekejap (Manasye).

Dan masih banyak lagi contoh yang bisa disebutkan. Namun kita harus mengerti satu hal ini, bahwa mereka tidak membiarkan perasaan sakit dan kecewa itu menguasai iman mereka. Biarkan perasaan-perasaan negatif itu ada sebagai bagian dari penderitaan yang membuat kita semakin giat untuk bersekutu dengan Sang Penggenap Janji (Filipi 3:10). Jadi saudara-saudari, manfaatkanlah waktu yang ada ini untuk semakin mengenal Dia yang menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Monday, May 12, 2014

Menolak Menjadi Pahit

"Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya." - Mazmur 106:32-33

"Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: 'Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?' Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 'Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.' Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka." - Bilangan 20:10-13

Di Meriba, Musa harus menelan pil pahit akibat kepahitan hatinya yang terpancar dari ucapannya di hadapan hadirat Tuhan. Jerih payah usahanya memimpin bangsa yang tegar tengkuk tidak bisa membatalkan keputusan Tuhan yang melarangnya masuk Tanah Perjanjian, sungguh tragis! Memang Musa memperoleh keistimewaan dalam hubungannya dengan Tuhan, sebab ia berbicara dengan Tuhan dengan cara muka berhadapan dengan muka. Dan itulah sebabnya Tuhan memberikan tuntutan yang amat berat ketika sebuah keteledoran terjadi karena ucapannya. Beruntunglah Musa, karena kedigdayaan rohaninya, ia bertobat dan tetap melaksanakan tugas hingga bagian terakhirnya, yakni di tepi batas Tanah Perjanjian, karena perjalanan masuk Tanah Perjanjian sudah diserahkan kepada Yosua.

Namun apa yang dialami Musa dalam perkara tersebut memberikan pesan pelajaran yang amat penting bagi kita semua, Gereja dan Pasukan-Nya di Akhir Zaman. Bahwa menjadi pahit merupakan pilihan yang amat fatal karena akibatnya adalah tidak bisa masuk Kerajaan Sorga. Menjadi pahit lebih buruk daripada menjadi beku dan menjadi letih. Akibat dari kepahitan adalah mendendam dan tidak bisa mengampuni. Dan tidak mengampuni merupakan dosa terberat kedua setelah dosa menghujat Roh Tuhan. Orang yang menjadi pahit akan membela egonya lebih buruk daripada orang yang beku dan letih. Ia juga akan mengasihani dirinya jauh lebih kuat daripada orang yang beku dan yang letih. 

Kepahitan bukan sekedar menghentikan langkah kita untuk terus berjalan dalam rencana dan kehendak Tuhan, melainkan juga menghentikan anugerah dan kasih karunia Tuhan untuk masuk ke dalam hidup kita. Sedangkan tidak mau mengampuni merupakan bentuk pelanggaran yang amat berat karena mengingkari kemampuan anugerah Tuhan menanggulangi beban hati kita. Dan satu-satunya jalan untuk lepas dari kepahitan adalah dengan membuka diri terhadap kesembuhan yang dari Tuhan.

Di Akhir Zaman ini, nasib bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia makin menjadi perebutan antara Kerajaan Tuhan melalui Gereja-Nya dengan kerajaan Iblis dan Antikristusnya. Kita yang bertugas di garis terdepan menahan semaksimal mungkin kuasa Antikristus, hendaknya memperhatikan serta mengawasi hati dan pikiran kita sendiri dengan tuntunan Roh Kudus-Nya.

Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.



Menolak Menjadi Letih

"Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: 'Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.' Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: 'Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.' ... Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: 'Apakah kerjamu di sini, hai Elia?' Jawabnya: 'Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.'" - 1 Raja-Raja 19:1-14

Tidakkah kelihatan aneh, Elia yang sebelumnya begitu gagah perkasa membantai habis ratusan nabi Baal kemudian ia menjadi begitu takut dan nyali menciut drastis hanya oleh seorang Izebel? Bahkan lebih konyol lagi karena Elia minta mati kepada Tuhan. Bukankah ini Elia yang sama, yang menutup langit selama tiga setengah tahun dari hujan, yang dengan doanya menurunkan api dari langit dengan dahsyatnya, yang membawa seluruh rakyat Israel kembali bertobat kepada Tuhan? Mengapa jiwa Elia menjadi berubah drastis dalam tempo yang relatif singkat hanya ancaman seorang ratu dari bangsa yang tak bersunat?

Bagaimana dengan Anda? Sudah berapa lama Anda mengikuti kegerakan Tuhan di penghujung Akhir Zaman ini? Apa yang telah Anda alami bersama Tuhan dalam sekian tahun terakhir ini? Dan jika ke depan Tuhan mengagendakan rencana-rencana yang lebih dahsyat lagi, akankah Anda tetap bersedia mengikuti ke manapun Ia kehendaki? Atau Anda telah menjadi letih karena merasa sudah berbuat begitu banyak bagi Kerajaan Tuhan, namun kenyataan yang Anda hadapi saat ini begitu meletihkan, merasa seakan-akan Tuhan tidak mau membela Anda dari kesulitan-kesulitan yang sedang Anda hadapi? Entah itu masalah keuangan yang tak pernah cukup, masalah pasangan atau keluarga yang jauh dari ekspektasi Anda maupun masalah dalam organisasi pelayanan.

Adakah hal-hal yang meletihkan Anda itu benar-benar membuat Anda menjadi letih, sampai-sampai Anda merasakan adanya keinginan yang kuat untuk berhenti dari semua agenda kegerakan Tuhan yang sudah Anda alami selama ini? Padahal nasib bangsa masih harus ditentukan dalam tahun-tahun yang paling menentukan ini karena waktunya telah tiba untuk berbagai keputusan dibuat oleh Tuhan, keputusan yang akan mengubah sejarah Indonesia untuk selamanya.

Jiwa Elia berubah drastis karena ia sempat merasa bahwa segala perkara ajaib yang ia saksikan adalah jerih payahnya, padahal semua itu adalah pekerjaan Roh Tuhan semata. Tuhan sudah berusaha menolong jiwanya dengan memberikan kekuatan dan mengajarkan hikmat-Nya melalui bunyi angin sepoi-sepoi itu, namun jiwanya telanjur rusak dan terjerumus dalam jebakan mengasihani diri sendiri dengan amat kuat. Elia merasa bahwa ia hanya seorang diri yang berjuang dan berhadapan dengan ancaman Izebel, padahal masih ada tujuh ribu orang Israel yang sepihak dengannya.

"Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau. Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa. Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia." 1 Raja-Raja 19:15-18

Setelah Tuhan mendapati jiwa Elia sudah tidak "tertolong", Tuhan memutuskan pengalihan tugas kepada tiga orang lainnya, yakni Hazael, Yehu dan Elisa dengan semua rincian teknis. Namun apa yang terjadi berikutnya? Tidak satupun dari rincian teknis tersebut dikerjakan Elia! Karena sampai terangkatnya ia ke Sorga, Elia tidak mengurapi satupun dari ketiga orang itu.

Di kemudian hari, Izebel memang tewas di tangan Yehu dan bangsa Israel "digembalakan" oleh Elisa, namun sesungguhnya bagian atau jatah Elia masih belum tuntas. Dan mungkin Anda bertanya-tanya sekarang, bagaimana mungkin Elia yang jatah masih tersisa bisa terangkat ke Sorga? Kenyataannya Elia masih ada dua kali tugas lagi setelahnya, yakni melalui Yohanes Pembaptis menjadi pembuka jalan bagi kedatangan Sang Mesias yang pertama dan di Masa Tribulasi nanti dengan menjadi Dua Saksi Elohim harus berhadapan langsung dengan Antikristus. Dengan demikian kita semua harus menyadari bahwa jika jatah tugas yang harus kita habiskan masih ada yang tersisa, maka akibatnya kita harus selesaikan yang tersisa tersebut di kesempatan paling akhir, yakni Masa Tribulasi yang dikuasai oleh Iblis melalui Antikristusnya.

Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.

Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Elohim bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Elohim. Sebab kami hanya menuliskan kepada kamu apa yang dapat kamu baca dan pahamkan. Dan aku harap, mudah-mudahan kamu akan memahaminya sepenuhnya, seperti yang telah kamu pahamkan sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu.

Saturday, May 10, 2014

Menolak Menjadi Beku

"Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: 'Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.' Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." - Yunus 1:1-3

"Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya. Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: 'Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.'" - Yunus 3:10 - 4:3

Yunus diutus Tuhan ke Niniwe dan segera ia pergi menghindari tugas pengutusan itu. Tuhan memaksa Yunus untuk tetap melakukan tugasnya dengan cara yang demikian ajaib. Ketika akhirnya Yunus menyerah, ia menjalani tugas tersebut dengan hati terpaksa. Yunus mengenali sifat-sifat Tuannya, namun ia gagal membaca isi hati Tuannya itu. Jadi ketika Tuannya membatalkan rencana malapetaka atas Niniwe, ia menjadi marah kepada Tuannya bahkan lebih lagi, ia berharap mati daripada melihat sebuah bangsa diluputkan dari bahaya. Padahal sebelumnya ia berharap dihindarkan dari dunia orang mati.

Jika Tuhan menugaskan Anda kepada suatu (suku) bangsa atau sekedar kepada sekelompok orang supaya kepada mereka diberikan peringatan dan dikehendaki untuk bertobat serta berbalik kepada Tuhan, bagaimanakah Anda menyikapinya? Akankah hal itu merupakan tanggung jawab dan kehormatan yang datang kepada Anda? Atau Anda akan menganggap hal itu sebagai beban yang merepotkan, yang sebaiknya tidak perlu menghampiri Anda?

Sedangkan Anda telah menikmati belas kasihan dan kasih karunia Tuhan yang sedemikian rupa, bukankah sudah selayaknya kita berjuang supaya sebanyak mungkin orang bisa kita ajak dan berbagi anugerah yang sama sehingga bumi penuh kemuliaan-Nya? Baik itu dengan menginjil, bersaksi, bersyafaat dan segala macam tindakan kebaikan lainnya yang bisa kita lakukan demi terjadinya sebuah lawatan pertobatan bagi mereka yang dikasihi-Nya.

Atau kita akan bersikap seperti Yunus, yang dengan sengaja berpaling dari perintah Tuhan sehingga Tuhan harus memaksanya sedemikian rupa supaya Niniwe bisa memperoleh peringatan serta kesempatan untuk bertobat dan luput dari malapetaka yang sudah direncanakan Tuhan sendiri? Anda yang rutin tiap minggu ke gereja bahkan lebih dari sekali dalam seminggu, bagaimana Anda menyikapi keadaan orang-orang di sekitar Anda, atau bahkan keselamatan kota dan bangsa Anda sendiri? Tidakkah Anda rindu untuk mereka ikut diselamatkan dan masuk ke dalam Bahtera-Nya?

Anda mencari nafkah bagi keluarga Anda dan kota tempat Anda tinggal telah memberikan begitu banyak peluang dan keuntungan yang telah Anda nikmati sekeluarga. Dan ketika sebuah insiden terjadi atau sebuah ancaman secara nyata akan menimpa, apakah Anda akan tinggal diam atau bahkan melarikan diri? Atau Anda dengan rela dan berani berdiri di hadapan Tuhan dan kota Anda untuk supaya ada belas kasihan Tuhan berkenan meluputkan kota Anda dari ancaman yang lebih besar terjadi?

Sadarkah Anda bahwa masa-masa ini adalah masa-masa yang kritis baik bagi Indonesia maupun bangsa-bangsa lain di dunia? Perang dan rumor tentang perang, krisis dan rumor tentang krisis dan bencana dan rumor tentang bencana semakin banyak dan semakin nyata hingga kita tak bisa lagi menghindari semua kabarnya, adakah ini sekedar kebetulan? Atau memang hari-Nya sudah semakin dekat? 

"Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah (diberkatilah) ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." - Wahyu 1:1-3

Dulu sebagian besar Gereja enggan untuk membahas Kitab Wahyu karena isinya yang terasa begitu abstrak dan multitafsir. Namun kini kita hidup pada sebuah masa yang ekstrim dan semakin ekstrim, Kitab Wahyu akan semakin dibaca, dibahas dan direnungkan. Namun tetap saja ada kaum pencemooh dari dalam Gereja yang berpikir dan bersikap begitu dangkal ketika berkenaan dengan Kitab Wahyu ini. Padahal secara jelas ada tertulis bahwa diberkatilah mereka yang membacakan, mendengarkan bahkan menuruti apa yang tertulis di dalam kitab tersebut. Tentu tujuannya adalah untuk menjadi bagian dari puncak penggenapan sedang terjadi.

Adakah Anda akan terus membeku dan tetap bersikap tidak peduli ketika segala sesuatunya sudah semakin jelas dan semakin genap? Kisah Yunus berakhir dengan ketidakjelasan, padahal jatahnya begitu besar. Yesus sebagai Anak Manusia hanya mengasosiasikan diri-Nya dengan tanda Yunus, namun kitabnya tidak lebih dari lima lembar. Kebekuan dan kebenaran dirinya sendiri akhirnya memotong takdirnya di tengah jalan, kiranya hal itu tidak terjadi kepada Pasukan-Nya di Akhir Zaman.

Luputkanlah aku, ya TUHAN, dengan tangan-Mu, dari orang-orang dunia ini yang bagiannya adalah dalam hidup ini; biarlah perut mereka dikenyangkan dengan apa yang Engkau simpan, sehingga anak-anak mereka menjadi puas, dan sisanya mereka tinggalkan untuk bayi-bayi mereka. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Thursday, May 1, 2014

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 4

* Tulisan pengajaran ini merupakan hasil studi dari berbagai sumber yang sifatnya cenderung lebih subyektif dikarenakan adanya berbagai versi pemahaman tentang Eskatologi / Akhir Zaman. Namun keberadaannya yang cenderung subyektif ini tidak mengurangi tujuan utama penulisan ini, yakni untuk memaksa Pasukan dan Gereja Tuhan untuk tetap terjaga, tetap beriman dan tidak menjadi kecewa di masa-masa yang kritis dan transisional dalam beberapa tahun ke depan.

Dua Saksi: Elia Ganda

"Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu. Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya." - Wahyu 11:3-6


Tuhan menubuatkan adanya Dua Saksi yang akan bersaksi serta menyerukan pertobatan bagi bangsa pilihan maupun bagi mereka yang tertinggal namun masih mau mempertahankan iman mereka dengan mengorbankan segalanya termasuk nyawa mereka. Hujan awal (moreh) dan hujan akhir (malqosh) juga merupakan versi lain dari Dua Saksi yang dijanjikan itu, siapakah mereka?

"Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." - Lukas 1:13-17

"Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." - Maleakhi 4:5-6

Tuhan menubuatkan bahwa nabi Elia akan datang menjelang hari Tuhan, inilah Saksi Pertama kita. Intinya adalah seorang yang diutus untuk membawa pertobatan secara masif. Lalu siapakah Saksi Kedua? Perhatikan bahwa Tuhan hanya mengutus satu jenis roh untuk mendatangkan pertobatan tersebut, yakni roh Elia. Di awal Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis adalah utusan yang memiliki roh Elia, namun pada akhir hidupnya, Yohanes Pembaptis menjadi kecewa dan mempertanyakan Tuhan. Namun ada Yohanes lain yang akan diutus sebagai Saksi Kedua, yakni Rasul Yohanes. Berikut ini beberapa poin yang meneguhkan pendapat tersebut:

1. Nama Yohanes memiliki arti Jehovah - Sang Pemberi yang murah hati. Bukankah pertobatan adalah ekspresi tertinggi kemurahan hati Tuhan? Jadi Yohanes Pembaptis merupakan Yohanes Alpha yang hadir di awal masa Mesianik, sedangkan Rasul Yohanes merupakan Yohanes Omega yang hadir di akhir masa Mesianik.

2. Ingatkah bahwa Yohanes merupakan satu di antara dua murid Yesus yang hendak menurunkan api dari langit (Lukas 9:54)? Persis yang dilakukan Elia ketika menghadapi ratusan nabi Baal. Dan keduanya akan melakukan lagi di akhir masa Mesianik seperti yang tertulis dalam Kitab Wahyu 11.

3. Rasul Yohanes merupakan satu-satunya dari keduabelas rasul pertama yang tidak mengalami mati secara martir, sama seperti nabi Elia yang terangkat ke Sorga. Padahal nasib semua nabi yang menyelesaikan tugasnya adalah mati sebagai martir, sehingga tepatlah bahwa kedua nabi dan rasul ini menggenapi tugas terakhir mereka di penghujung Akhir Zaman nanti.

4. Rasul Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu, jadi siapa lagi yang bisa lebih baik mengungkapkan semua misteri di dalam Kitab Wahyu saat semua isinya sedang digenapi di penghujung Akhir Zaman ini? Tidak ada kitab lain di Alkitab yang akan mengalami perkara menakjubkan ini.

5. Nabi Elia mewakili Tanakh - תנ"ך (Perjanjian Lama) dan Rasul Yohanes mewakili Brit Chadasah - חדשה ברית (Perjanjian Baru) untuk menggenapi nubuatan hujan awal dan hujan akhir yang dinubuatkan dalam Kitab Yoel 2.

Setelah Dua Saksi selesai bertugas, mereka akan dibunuh dan mati, namun tiga setengah hari kemudian akan bangkit dan ikut terangkat dalam Rapture Besar bersama dengan orang-orang percaya, yakni mereka yang teguh mempertahankan iman mereka sekalipun harus membayar dengan nyawa (Wahyu 11:7-12).




* Untuk mengundang penulis bicara mengenai materi pengajaran ini lebih interaktif di persekutuan-persekutuan Anda, silakan kontak: windunatha@gmail.com 

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 3

* Tulisan pengajaran ini merupakan hasil studi dari berbagai sumber yang sifatnya cenderung lebih subyektif dikarenakan adanya berbagai versi pemahaman tentang Eskatologi / Akhir Zaman. Namun keberadaannya yang cenderung subyektif ini tidak mengurangi tujuan utama penulisan ini, yakni untuk memaksa Pasukan dan Gereja Tuhan untuk tetap terjaga, tetap beriman dan tidak menjadi kecewa di masa-masa yang kritis dan transisional dalam beberapa tahun ke depan.

Skenario Yang Tersurat

Kita telah memahami alasan untuk mencermati akar Ibrani berkaitan dengan Akhir Zaman, dan salah satu kesimpulan yang telah kita ketahui bahwa hari dan saat yang paling misterius itu jatuh di tanggal 1 Tishrei, yang memang sampai saat ini sulit untuk diketahui kapan tepatnya 1 Tishrei tiba di setiap tahunnya. Setelah tanggal dan bulannya, sekarang kita hendak mencermati, pada tahun berapakah 1 Tishrei yang paling dinanti itu? Coba simak kutipan firman di bawah ini:



"Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit. ... Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." - Markus 13:24-32

Jika kita cermati Markus 13 ini dengan seksama, sesungguhnya Tuhan ada menuturkan skenario dari bagian penghujung Akhir Zaman secara berurutan, terutama dimulai pada saat tanda langit berupa matahari menjadi gelap (gerhana matahari) dan bulan tak bercahaya atau berubah menjadi merah darah saat gerhana bulan pada tahun 2014 - 2015. Kemudian dilanjutkan dengan jatuhnya bintang-bintang (meteor shower) yang disebabkan oleh melintasnya Planet 7X di pertengahan 2016. Kemudian akan ditutup dengan Pengangkatan Gereja (Rapture) yang ditandai dengan keluarnya planet Jupiter dari "rahim" Virgo pada 23 September 2017 (Wahyu 12: Virgo, Jupiter & Planet 7X).

Apakah itu berarti bahwa Rapture akan terjadi di antara atau di sekitar tanggal 21 - 23 September 2017? Berdasarkan perhitungan otomatis, Rosh Hashanah 1 Tishrei 5778 jatuh pada tanggal 21 September 2017 saat matahari terbenam. Sedangkan mengenai tahun 2017, silakan simak beberapa fakta berikut ini:

1. Tahun 2017 merupakan 70 tahun resolusi PBB untuk berdirinya negara Israel yang berdaulat (29 November 1947).

2. Tahun 2017 merupakan 50 tahun reunifikasi Yerusalem ke Israel melalui Perang Enam Hari.

3. Tahun 2017 juga merupakan peringatan 50 tahun peristiwa Roswell yang amat misterius berkaitan dengan keberadaan makhluk Alien. Kita perlu menyadari bahwa keberadaan makhluk Alien memiliki kaitan kuat dengan Fallen Angels dan Nephilim. Informasi tentang makhluk Alien yang dihembuskan berpuluh-puluh tahun BUKAN merupakan fiksi belaka, melainkan mitos yang perlu diwaspadai.

4. Tahun 2017 juga merupakan peringatan 70 tahun penemuan Dead Sea Scrolls yang mengungkap naskah asli berbagai kitab di Alkitab.

5. Hampir seluruh umat Tuhan yang non-Katholik Roma merupakan "hasil" dari Reformasi Gereja yang diinisiasi oleh Martin Luther pada tahun 1517, yang melahirkan aliran Kristen Protestan 500 tahun yang lalu.

6. Rabbi Judah ben Samuel atau juga disebut Judah He-Hasid (Judah The Pious) yang hidup pada tahun 1140 - 1217, menjelang akhir hayatnya, beliau menubuatkan bahwa setelah 10 kali tahun Yobel (500 tahun) Ottoman Turki menaklukkan kota Yerusalem, itulah akhir dari masa Mesianik atau masa Gereja. Ottoman Turki mulai menaklukkan kota Yerusalem pada tahun 1517. Tahun yang sama ketika Reformasi Gereja dimulai.

Namun pada saat saya memikirkan semua petunjuk akan tahun 2017 tersebut, Roh-Nya tiba-tiba mengingatkan saya akan firman yang tertulis:

"Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" - Lukas 13:6-9

Dan inilah penafsiran yang timbul dalam hati saya, dikatakan bahwa Tuhan menantikan 3 tahun untuk pohon ara untuk berbuah. Pohon ara selalu berbicara tentang bangsa Israel, sedangkan mereka diharapkan untuk bertobat / berbuah, namun kita tahu bahwa sampai saat ini mayoritas bangsa Israel tidak pernah mengakui Mesias yang pernah hadir 2.000 tahun yang lalu. Dan kemungkinan besar penantian 3 tahun dihitung sejak wafatnya Ariel Sharon pada tanggal 11 Januari 2014 lalu. Jika sungguh Tuhan masih mau memberikan 1 tahun "ekstra" dari 2017, maka ada kemungkinan "batas akhir" Rapture adalah 1 Tishrei 5779 atau sekitar 10 September 2018.

Anda mungkin akan terkejut menyadari bahwa waktunya sudah sedemikian singkat, dan bertanya-tanya apakah mungkin Tuhan mau memberikan waktu lebih dari 2018. Namun sesungguhnya Tuhan yang sedang bertanya kepada kita, "Maukah kamu tetap setia berdiri bagi bangsamu dan mengikuti semua rencana yang sudah Kutetapkan bagi kalian?" Karena dalam roh saya, saya merasa kita memiliki jatah maksimal hingga 2020.



* Untuk mengundang penulis bicara mengenai materi pengajaran ini lebih interaktif di persekutuan-persekutuan Anda, silakan kontak: windunatha@gmail.com 

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 2

* Tulisan pengajaran ini merupakan hasil studi dari berbagai sumber yang sifatnya cenderung lebih subyektif dikarenakan adanya berbagai versi pemahaman tentang Eskatologi / Akhir Zaman. Namun keberadaannya yang cenderung subyektif ini tidak mengurangi tujuan utama penulisan ini, yakni untuk memaksa Pasukan dan Gereja Tuhan untuk tetap terjaga, tetap beriman dan tidak menjadi kecewa di masa-masa yang kritis dan transisional dalam beberapa tahun ke depan.

7 Hari Raya Tuhan (7 God's Feasts)

Sadarkah Anda bahwa istilah "hari libur" yang dalam bahasa Inggris disebut holiday, sesungguhnya mengacu kepada hari-hari perayaan yang Tuhan tetapkan bagi bangsa Yahudi? Holiday terdiri dari kata "holy" yang berarti kudus dan kata "day" yang berarti hari. Bukankah pada perayaan-perayaan tersebut Tuhan menuntut bangsa Israel untuk menguduskan hari-hari tersebut? Coba simak Kitab Imamat pasal 23 yang memuat 7 perayaan utama yang Tuhan tetapkan bagi bangsa pilihan-Nya. Dengan kita menelaah ketujuh hari yang sakral tersebut, maka kita akan mengetahui rancangan Tuhan dalam time table-Nya.


Bangsa Israel memiliki banyak perayaan, namun Kitab Imamat pasal 23 menyebutkan ada tujuh hari raya utama, yakni:

1. Paskah (Passover / Pesach) - setiap tanggal 14 bulan Nisan (Imamat 23:5). Perayaan ini telah digenapi saat Tuhan Yesus disalibkan dan mati di kayu salib.

2. Roti Tak Beragi (Unleavened Bread) - setiap tanggal 15 bulan Nisan (Imamat 23:6). Perayaan ini telah digenapi saat Tuhan Yesus dikuburkan.

3. Buah Sulung (Firstfruits) - setiap tanggal 16 - 22 bulan Nisan (Imamat 23:9-14). Perayaan ini telah digenapi saat Tuhan Yesus bangkit dari kematian dan menghadap kepada Bapa.

4. Pentakosta (Pentacost / Shavuot) - setiap tanggal 6 bulan Sivan (Imamat 23:15-22) atau 50 hari setelah Paskah. Perayaan ini telah digenapi saat Roh Kudus dicurahkan secara masif kepada 120 orang pertama setelah 10 hari sejak Tuhan Yesus terangkat ke Sorga.

Empat perayaan pertama telah digenapi Tuhan Yesus sebagai Imam Tertinggi dan Roh Kudus-Nya. Sedangkan tiga perayaan terakhir akan digenapi Tuhan Yesus sebagai Raja atas segalanya.

5. Peniupan Sangkakala (Rosh Hashanah) - setiap tanggal 1 bulan Tishrei (Imamat 23:23-25). Akan digenapi pada saat Tuhan Yesus menjemput Gereja-Nya di awan-awan, disebut juga Pengangkatan Gereja atau Rapture.

6. Pendamaian (Atonement / Yom Kippur) - setiap tanggal 10 bulan Tishrei (Imamat 23:26-32). Akan digenapi ketika Tuhan Yesus datang kedua kali - Second Coming, menginjakkan kedua kaki-Nya di Bumi dengan cara yang sama (dan kemungkinan besar pada saat yang sama, yakni 10 hari sebelum Pentakosta - tanggal 25 bulan Iyyar) - Kisah Para Rasul 1:11.

7. Pondok Daun (Tabernacles / Sukkot) - setiap tanggal 15 bulan Tishrei (Imamat 23:33-44). Akan digenapi ketika Kerajaan Seribu Tahun (Wahyu 20:6) berlangsung.

Misteri Rosh Hashanah

Secara literal Rosh Hashanah berarti tahun baru atau pergantian tahun yang selalu terjadi pada tanggal 1 bulan Tishrei setiap tahunnya. Perlu Anda ketahui bahwa menurut sejarah bangsa Yahudi, penciptaan bumi dimulai pada tanggal yang sama, dan berbagai peristiwa besar lainnya, di antaranya:

- Penciptaan manusia pertama kali
- Jatuhnya Adam ke dalam dosa
- Saat Kain dan Habel mempersembahkan korban mereka masing-masing kepada Tuhan
- Kelahiran Abraham, Ishak, Yakub dan Samuel
- Wafatnya Abraham, Ishak, dan Yakub
- Yusuf keluar dari penjara dan diangkat menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir
- Konon kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem

Dengan demikian maka kita dapat menyimpulkan bahwa agenda dan cara kerja Tuhan pada tingkatan tertentu memiliki pola, yakni terutama ketika untuk memulai sesuatu yang baru, Tuhan memilih hari yang baru dalam tahun yang baru, termasuk saat Pengangkatan Gereja (Rapture). Berikut ini beberapa dasar hukum dan pemikiran yang meneguhkan bahwa tanggal 1 bulan Tishrei merupakan saat Rapture:

a. "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." - Matius 24:36. Bagi para rabbi, kalimat tersebut merupakan idiom yang mengacu pada hari dan saat (menit dan detik) pergantian tahun. Almanak Ibrani memakai penghitungan gerak matahari dan bulan (Kejadian 1:14-19). Pada zaman dahulu bahkan hingga saat ini, tidak ada seorangpun yang dapat menilai dengan tepat dan akurat kapan pergantian tahun terjadi, kecuali para rabbi besar yang mampu menilai hingga kisaran menit tertentu. Penentuan tanggal 1 Tishrei yang sekarang ini digunakan BUKAN dengan melihat pergerakan bulan secara manual, melainkan dari penghitungan otomatis yang dimulai sejak tanggal 1 Nisan (sekitar bulan Maret atau April tiap tahunnya).

b. "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." - Kisah Para Rasul 1:11. Jika cara yang sama Tuhan Yesus datang kedua kali menjejakkan kaki-Nya di Bumi adalah termasuk tanggal yang sama, yakni 25 Iyyar (10 hari sebelum 6 Sivan - Pentakosta / Shavuot), maka 42 bulan sebelum tanggal tersebut adalah 1 Tishrei.

c. "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan." - 1 Tesalonika 4:16-17. Tanggal 1 bulan Tishrei Rosh Hashanah disebut juga hari peniupan serunai atau sangkakala (Trumpets Day). Hal yang sama juga diungkap oleh Rasul Paulus, "Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah." - 1 Korintus 15:51-52.

Alternatif Lain

Setelah kita mencermati beberapa poin pemikiran, apakah waktu Rapture hanya pada tanggal 1 Tishrei saja? Izinkan saya untuk mengajukan alternatif lainnya. Menurut Kitab Talmud bangsa Yahudi, ada dua tokoh besar yang tanggal kelahiran serta tanggal kepergiannya dari dunia terjadi di tanggal yang sama:

1. Ketika Henokh lahir dan ketika Henokh terangkat ke Sorga, hal itu terjadi pada tanggal 6 bulan Sivan (Pentakosta).

2. Begitu juga raja Daud lahir dan wafat di tanggal 6 bulan Sivan, Pentakosta.

3. Gereja "resmi" dilahirkan juga pada saat Roh Kudus dicurahkan di hari Pentakosta, apakah Gereja juga akan terangkat di hari yang sama?

Bersambung ...

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 1

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 3

* Untuk mengundang penulis bicara mengenai materi pengajaran ini lebih interaktif di persekutuan-persekutuan Anda, silakan kontak: windunatha@gmail.com 

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 1

* Tulisan pengajaran ini merupakan hasil studi dari berbagai sumber yang sifatnya cenderung lebih subyektif dikarenakan adanya berbagai versi pemahaman tentang Eskatologi / Akhir Zaman. Namun keberadaannya yang cenderung subyektif ini tidak mengurangi tujuan utama penulisan ini, yakni untuk memaksa Pasukan dan Gereja Tuhan untuk tetap terjaga, tetap beriman dan tidak menjadi kecewa di masa-masa yang kritis dan transisional dalam beberapa tahun ke depan.

Penggenapan Hujan Awal & Hujan Akhir

"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu." - Yoel 2:23


Kitab Yoel pasal 2 secara gamblang menyatakan perihal Akhir Zaman maupun berbagai rahasia yang tersirat di dalamnya. Salah satunya adalah mengenai adanya manifestasi tercurahnya hujan awal dan hujan akhir secara bersamaan yang akhirnya bermuara kepada tsunami lawatan Roh Tuhan sendiri, untuk menggenapi semua nubuatan-Nya. Dalam bahasa Ibrani, hujan awal (former rain) disebut moreh - מורה, yakni guru (laki-laki). Sedangkan guru perempuan disebut morah - yang ditulis dengan abjad yang sama dengan penyebutan yang berbeda. Dengan mengganti huruf 'mem' - מ dengan huruf 'tav' - ת pada kata 'morah', maka kita akan mendapati kata 'Torah' - תורה atau yang disebut Taurat dalam bahasa Indonesia.

Sedangkan hujan akhir (latter rain) disebut malqosh - מַלְקוֹשׁ, Talmud Yahudi menjelaskan bahwa kata 'malqosh' terdiri dari dua kata yang berbeda, yaitu kata 'mal' dan 'qosh'. 'Mal' berarti mencabut atau menyingkirkan atau menghapus dan 'qosh' berarti tegar tengkuk. Jadi 'malqosh' berarti penyingkiran atas ketegartengkukan atau sederhananya adalah pertobatan, yang menggambarkan hasil dari kasih karunia Tuhan.

Jadi pada penghujung Akhir Zaman, Tuhan akan mengungkapkan berbagai rahasia-Nya melalui Torah (yang mewakili Perjanjian Lama) maupun Malqosh (yang menggambarkan Perjanjian Baru). Karena rahasia-rahasia Akhir Zaman hanya dapat dipahami jika kita mau mencermati akar Ibrani (Hebrew Roots) yang banyak tersembunyi dalam Tanakh - תנ"ך (Torah, Kitab Para Nabi & Tulisan Hikmat) di masa Perjanjian Lama. Tanpa memahami dan mencermati akar Ibrani tersebut, kita akan mengalami kesulitan memahami maksud tersirat Tuhan, terutama yang terkandung dalam buku terakhir di Alkitab, yakni Kitab Wahyu oleh Rasul Yohanes.

Khusus mengenai hujan awal dan hujan akhir lebih rinci, Anda dapat mempelajarinya dari rekan saya di www.elishevadpw.com

Tanda-Tanda Penghujung Akhir Zaman

"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu. Aku akan mengadakan mujizat-mujizat (mophet) di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas." - Yoel 2:28-32

Di penghujung Akhir Zaman atau pada masa puncak penggenapan ini, ada beberapa perkara yang perlu dicermati:

1. Bahwa Roh Tuhan dan manifestasi-Nya akan terjadi BUKAN HANYA kepada orang-orang Kristen maupun TIDAK HANYA mengambil tempat kejadian perkara di dalam bangunan gereja atau ibadah gereja secara lazimnya, melainkan terjadi kepada semua manusia dan di berbagai tempat di manapun Roh-Nya hendak menyatakan diri dan kemuliaan-Nya. Maka kita akan memahami bahwa perihal masuk ke dalam Kerajaan Sorga tidak ditentukan apakah orang tersebut Kristen atau non-Kristen, melainkan apakah ia hidup sebagai domba atau sebagai kambing, sesuai dengan yang tertulis dalam Matius 25.

2. Tuhan menubuatkan akan adanya mophet, yakni tanda-tanda ajaib yang amat signifikan baik di langit maupun di bumi, termasuk di antaranya adalah pertumpahan darah dan peperangan, kerusuhan besar nan masif serta berbagai bencana alam, karena gumpalan asap itu mengacu kepada peristiwa-peristiwa yang memang memberi dampak adanya asap yang menggumpal, entah karena letusan gunung berapi maupun ledakan bom atau senjata perang.

3. Mophet pada langit meliputi fenomena teranyar Tetrad Blood Moons dan dua gerhana matahari di 2015 yang bertepatan dengan dua kali tahun baru Ibrani (Rosh Chodesh - 1 Nisan 5775, dan Rosh Hashanah - 1 Tishrei 5776). Dan juga tanda besar dalam Kitab Wahyu pasal 12, yakni wanita, putranya dan naga merah. Tanda besar ini mengacu kepada rasi bintang Virgo, planet Jupiter dan sebuah benda langit yang unik disebut Planet 7X. Rincian mengenai ketiganya dapat dicermati dengan klik di sini.

4. Bahwa bukan hanya kaum Kristen (Gentiles), namun juga kaum Yahudi (Jews) percaya bahwa keselamatan HANYA terdapat dalam nama Tuhan. Dengan demikian jelaslah bahwa baik Torah maupun Kasih Karunia hanya merupakan jalan untuk memiliki hubungan kepada Bapa, sedangkan keselamatan hanya ada dalam nama-Nya. Dan hal ini juga menegaskan bahwa pandangan Kristen awam yang menilai bahwa bangsa Yahudi menilai keselamatan kekal dapat diperoleh dengan menjalankan Hukum Taurat adalah SALAH. Sebab sejak awal kaum Yahudi menyadari bahwa keselamatan hanya terdapat dalam nama Tuhan. Ini terjadi karena adanya gap yang besar yang telah lama tercipta di antara kaum Yahudi dengan kaum Kristen (Gentiles / Goyim).

Bersambung ...

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 2

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 3

Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 4

* Untuk mengundang penulis bicara mengenai materi pengajaran ini lebih interaktif di persekutuan-persekutuan Anda, silakan kontak: windunatha@gmail.com 

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.