"Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya." - Imamat 25:9
"Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu. Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya. Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya. Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu. Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu." - Imamat 23:27-32
Entah bagaimana cara menyampaikannya dengan benar, namun saya bisa merasakan ada kecemasan dan kegalauan yang luar biasa di kalangan Gereja dan Pasukan Tuhan menjelang semakin dekatnya waktu Tahun Yobel ke-70 ini. Baiklah sudah banyak yang tahu dan juga paham apa itu Tahun Yobel, walau masih jauh lebih banyak lagi yang tidak tahu dan paham. Sebab Tahun Yobel adanya hanya tiap 49 tahun sekali dan isu ini hanya tertulis secara konkrit di dalam Perjanjian Lama.
Namun sesungguhnya hampir tidak ada yang memiliki iman yang setara, yang sebesar berkat Yobel yang disediakan Tuhan itu. Janji-janji Tuhan dalam Yobel Besar yang begitu luar biasa baik secara umum maupun secara pribadi mudah untuk dirasa terlampau muluk melampaui segala akal sehat. Baik itu tuaian secara materi (Great Wealth Transfer) maupun tuaian jiwa-jiwa (Great Revival & Awakening).
"Apa iya yah kita akan nikmati Yobel Besar?"
"Apa iya yah kita akan tercengang dan berseri-seri dan berbesar hati?"
"Bagaimana jika akhirnya kita tidak menikmati semuanya itu?"
"Sekian tahun ikut Tuhan, apa iya nasibku akan berubah kali ini?"
Dan seterusnya.
Bahkan yang paham sepenuhnya akan apa saja yang telah Tuhan sediakan buat seluruh Gereja-Nya pun tetap memiliki kegalauan pada tingkatan tertentu. Sebab memang ada kemuliaan (Kabod) Tuhan yang tidak terhindarkan untuk dihadapi. Saya pun bertanya-tanya, "Apakah kami sanggup menerima kemuliaan-Mu ini, ya Tuhan?"
Tsunami kelimpahan, tsunami lawatan, tsunami jiwa-jiwa dan tsunami kemuliaan yang bergulung-gulung datangnya. Akankah kita mampu menari di atas semua gelombang itu tanpa tergulung ombak-ombaknya?
Kemudian ketika saya menghadiri ibadah sore di Holy Stadium, Semarang, yang bertepatan dengan Rosh Hashanah 5776, Tuhan melalui nabi-Nya, Rev. Dr. Jedidiah Tham, memberikan pewahyuan nubuatan atas Pasukan-Nya untuk sepanjang 5776. Firman nubuatan tersebut diambil dari Injil Lukas pasal 15. Yakni tiga perumpamaan mengenai pertobatan.
Jika kita perhatikan, Tuhan menyampaikan ketiga perumpamaan itu dengan berurutan, yakni seekor domba dari kawanan seratus, satu dirham dari sepuluh dirham dan terakhir anak yang bungsu dari dua bersaudara. Semua yang diumpamakan serba satu dan pembandingnya berurut dari seratus, sepuluh sampai hanya dua. Namun perhatikanlah justru yang serba satu inilah yang amat menyukakan Hati Bapa. Dua kali Tuhan Yesus mengatakan betapa seisi Sorga bersukacita akan adanya pertobatan,
"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." - Lukas 15:7
"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." - Lukas 15:10
Dan setelah itu Tuhan Yesus menegaskan bahwa pertobatan bukan sekedar sebuah perubahan melainkan juga membawa kehidupan dari kematian,
"Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." - Lukas 15:32
Jadi apa yang paling kita perlukan untuk layak memasuki pesta Yobel Besar-Nya? Ya pertobatan. Bertobatlah karena kita tidak memiliki iman yang cukup. Bertobatlah karena kita cenderung memiliki agenda kita sendiri atas rencana besar-Nya. Bertobatlah karena tanpa kita sadari, hati kita mudah bergeser dan mencuri kemuliaan Tuhan. Bertobatlah karena memang itulah yang membawa kehidupan dari ancaman kematian dan mampu membuat seisi Sorga bersukacita.
Mengapa Daud disebut orang yang kepadanya hati Tuhan berkenan? Karena Daud memiliki hati yang bertobat senantiasa. Mengerti bahwa segalanya hanya karena anugerah. Itu sebabnya Tahun Yobel tidak dimulai pada hari pergantian tahun tanggal 1 bulan Tishrei (Yom Teruah / Rosh Hashanah), melainkan dimulai pada hari Pendamaian tanggal 10 bulan Tishrei (Yom Kippur / Atonement Day). Hanya ketika kita bertobat dan Tuhan mendapati bahwa kita telah berdamai dengan hati-Nya maka kita dikenan untuk memasuki Yobel Besar-Nya.
Mari kita sambut Yobel Besar ini dengan hati yang bertobat, dan mintalah roh iman untuk kita didapati layak masuk ke dalam puncak pesta Tahun Rahmat Tuhan. Dan tetaplah berharap, sebab pengharapan takkan mengecewakan. Bahkan pengharapan itulah yang mengantar kita masuk ke dalam Ruang Maha Kudus-Nya. HaleluYAH!
Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.