Pernahkah Anda merenungkan dua pernyataan Tuhan Yesus berikut ini, yang sekilas terkesan bertolak belakang satu dengan yang lainnya, yakni ketika di awal Beliau berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu," namun di kemudian waktu Beliau menyatakan, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu?"
Perhatikan situasinya, awalnya kitalah yang memilih untuk memenuhi undangan Tuhan Yesus dengan datang kepada-Nya, tapi setelah hal itu terjadi Tuhan Yesus berkata bahwa bukan kita yang memilih Dia, tetapi Dia yang memilih kita. Sekilas tentu kelihatan sangat aneh, dan terkesan mungkin Tuhan Yesus lupa bahwa kitalah yang memilih untuk datang kepada-Nya daripada datang ke pihak lain. Tapi sadarkah kita bahwa itu adalah pernyataan seorang gentleman yang paling keren yang pernah diberikan Tuhan Yesus kepada kita?
Sebab ketika Beliau menyatakan bahwa Beliaulah yang memilih kita, itu berarti Beliau bertanggung jawab atas apapun yang mungkin bisa terjadi dalam hidup kita, entah itu positif maupun negatif, sejak kita memutuskan datang memenuhi undangan-Nya dan tetap setia mengenakan kuk yang dipasang-Nya.
Jadi semisal Tuhan Yesus mengundang saya, maka Beliau berkata, "Ayo Windu, datanglah kepada-Ku, serahkan semua bebanmu, Aku berikan kelegaan. Berjalanlah bersama-Ku dan inilah visi, misi dan impian-Ku yang baru untuk kamu, untuk kita jalani bersama."
Lalu ketika saya memutuskan, "Baik Tuhan, ini aku, marilah kita jalan bersama, visi-Mu adalah visiku, misi-Mu adalah misiku, impian-Mu adalah impianku. Jadilah semua kehendak-Mu atas hidupku."
Maka kemudian Tuhan Yesus akan membalas, "Okay, maka mulai saat ini apapun yang terjadi, apapun yang bisa menimpa kamu, kamu tidak lagi menanggungnya sendirian, Aku, Tuhan Yesus, ikut bertanggung jawab bersamamu, Windu. Dan Aku yang menjamin kamu sampai di garis akhir."
Dodi Li V'Ani Lo
Hal tersebut di atas merupakan cara lain Tuhan Yesus mengekspresikan cinta-Nya seperti yang tertulis dalam Kidung Agung, "Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia" - Kidung Agung 2:16a. Atau dalam bahasa Ibrani sering disebut Dodi Li V'Ani Lo.
Sebelum kita yang adalah Mempelai Wanita-Nya bisa berkata, "Ani Lo (aku kepunyaan Dia)," kita harus terlebih dulu berkata, "Dodi Li (Kekasihku, Yesusku kepunyaanku)."
Dan jika sungguh Yesus, Kekasih kita, adalah milik kita, maka kita takkan menolak kuk yang dipasang-Nya, kita takkan menolak visi-Nya, misi-Nya, impian-Nya, selera-Nya dan segala hal tentang-Nya dalam hidup kita. Dengan jalan demikian, maka kita menjadi kepunyaan-Nya dan Dia bertanggung jawab penuh atas seluruh kepunyaan-Nya lebih daripada kita bisa bertanggung jawab atas pilihan kita.
Yang menentukan kepemilikan Tuhan atas hidup kita adalah cara kita memperlakukan-Nya sebagai milik kita. Dan semakin kita menghargai seluruh keberadaan-Nya (Dodi Li), maka semakin besar kepemilikan-Nya atas kita (Ani Lo).
Jadi pahamkah kita ketika Tuhan Yesus berkata bahwa bukan kita yang memilih Dia, namun Dialah yang memilih kita, dah hal itu terjadi karena cinta-Nya kepada kita?
Sebab Ke Mana Engkau Pergi, Ke Situ Jugalah Aku Pergi, Dan Di Mana Engkau Bermalam, Di Situ Jugalah Aku Bermalam: Bangsamulah Bangsaku Dan Allahmulah Allahku; Di Mana Engkau Mati, Akupun Mati Di Sana, Dan Di Sanalah Aku Dikuburkan.