Labels

Friday, March 1, 2019

Fantasi Lawatan

"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu." - Yoel 2:23

Sampai saat ini, masih banyak bagian dari Gereja yang meyakini serta terus mendoakan akan terjadinya lawatan terbesar Roh Kudus di Akhir Zaman, atau yang oleh sebagian kalangan disebut Gelombang Pentakosta ke-3 (Third Pentacost). Bahkan mereka yakin bahwa yang mereka sebut sebagai Pentakosta ke-3 ini akan jauh lebih dahsyat daripada apa yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya, termasuk yang paling fenomenal dalam sejarah, yakni lawatan Roh Kudus di Welsh pada tahun 1904-1906.

Keyakinan tersebut juga didukung oleh sebuah ide yang sempat membahana belasan tahun lalu, tepatnya pada tahun 2003 - 2006 di tanah air yang disebut transformasi. Melalui seorang nabiah dari luar negeri yang bernama Cindy Jacobs, ide atau nubuatan mengenai transformasi di Indonesia terlontar dan direspon sangat positif. 

Bahkan ide nubuatan transformasi tersebut diyakini begitu ekstrem oleh sebagian hamba-hamba Tuhan, yakni akan mengulang "kesuksesan" fenomena Welsh 1904-1906 dengan skala yang jauh lebih besar dan masif.

Bagi Anda yang belum mengetahui seberapa suksesnya fenomena Welsh 1904-1906, ada baiknya Anda tahu bahwa saat itu memang Roh Tuhan melawat dan bermanifestasi dengan sangat dahsyat sehingga penjara-penjara kosong, para polisi menganggur akibat tingkat kejahatan yang mencapai titik nol. Termasuk prostitusi dan berbagai kegiatan jahat lainnya berhenti total untuk jangka waktu tertentu itu. Selengkapnya mengenai fenomena Welsh 1904-1906 ini dapat Anda pelajari melalui berbagai sumber, termasuk salah satunya buku karangan Rev. Owen Murphy yang berjudul When God Stepped Down From Heaven.

Jadi bisa dibayangkan betapa kalangan Gereja di Indonesia "dibius" dan dimabukkan dengan ide transformasi yang juga dibayangi "kejayaan" Welsh di awal abad ke-20 itu. Belum lagi ditambah cerita-cerita sejenis dari Azusa Street, Toronto Blessings dan Soe - Kupang 1965-1966.

Dalam hemat saya, entah bagaimana ide transformasi tersebut juga dipahami sebagai ide konversi dari non-Kristen menjadi Kristen. Bahkan tidak sedikit yang meyakini bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan penduduk yang mayoritas beragaman Kristen karena hal ini terjadi pada Korea Selatan, Tanzania dan berbagai negara lainnya, dimana sebelumnya agama Kristen yang minoritas menjadi mayoritas atau mewarnai separuh dari demografi suatu negara.

Jadi benarkah keyakinan tersebut? Tepatkah nubuatan tentang transformasi itu? Akan terjadikah Pentakosta ke-3 itu?

Hujan Akhir Yang Telah Berakhir

Pencurahan Roh Kudus pertama di loteng Yerusalem saat zaman para rasul merupakan hujan awal, sayangnya banyak Gereja Kharismatik yang tidak menyadari bahwa fenomena Welsh 1904, Azusa Street, Toronto Blessings dan Soe - Kupang 1965 adalah hujan akhirnya.

Puncak dari hujan akhir tersebut di Asia bahkan di Indonesia ditutup dengan tuaian jiwa-jiwa tersebesar sepanjang sejarah yang dipicu oleh krisis moneter dan krisis ekonomi di tahun 1997 - 1998. Gereja di Indonesia mengalami "baby boomer" atau ledakan jumlah jemaat saat itu. Bahkan di kalangan para pendeta aliran kharismatik diperkatakan frasa populer yakni, "Penginjilan paling efektif adalah dengan membuka cabang gereja, cabang ibadah atau cabang persekutuan."

Mengapa frasa tersebut begitu populer? Sebab memang faktanya yang terjadi saat itu adalah benar demikian. Tiap buka cabang jam ibadah baru di manapun, hampir dipastikan akan ramai oleh jemaat yang hadir. Dan terus terang belakangan saya menyadari bahwa frasa tersebut telah merendahkan arti penginjilan yang sesungguhnya, karena kesuksesan penginjilan hanya diukur dari jumlah kehadiran yang begitu mudahnya terjadi.

Baiklah, kembali ke perkara pokok, dari mana kita bisa mengetahui bahwa hujan akhir yang dinubuatkan dalam Kitab Yoel itu sudah terjadi? Perhatikan ayat berikut ini,

"Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: 'Kamu ini bukanlah umat-Ku,' akan dikatakan kepada mereka: 'Anak-anak Allah yang hidup.' Orang Yehuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama dan akan mengangkat bagi mereka satu pemimpin, lalu mereka akan menduduki negeri ini, sebab besar hari Yizreel itu." - Hosea 1:10-11

Jadi ketika Tuhan Yesus hadir di Bumi, dan pada zaman para rasul pertama, yang ada hanyalah sisa Kerajaan Yehuda, sedangkan Kerajaan Israel Utara sudah mengalami diaspora ke berbagai penjuru dunia sejak ratusan tahun sebelumnya. Israel Utara yang terdiri 10 suku itu, yang diyakini telah lama hilang, tersebar di berbagai penjuru dunia bahkan sebelum Masa Pembuangan ke Babel.

Dengan demikian, maka pencurahan Roh Kudus pertama di loteng Yerusalem pada hari Pentakosta itu, yang menikmati hanyalah suku Yehuda dan sisa Kerajaan Yehuda Selatan. Sedangkan fenomena Welsh 1904, Azusa Street, Toronto Blessings dan Soe - Kupang 1965 merupakan hujan akhir sekaligus untuk memenuhi nubuatan yang tertulis dalam Hosea 1:10-11 itu.

Kerajaan Israel Utara yang dibubarkan Tuhan sudah tidak lagi disebut sebagai umat-Nya, namun melalui karya salib Tuhan Yesus dan lawatan Roh Kudus maka keturunan mereka diadopsi sebagai anak-anak Allah yang hidup.

Jadi memang jika mau diteliti, para moyang penduduk setempat dari Welsh hingga Soe - Kupang itu sesungguhnya adalah keturunan dari Kerajaan Israel Utara yang telah lama hilang. Itu sebabnya mereka mengalami hal-hal ajaib dan fenomenal seperti yang terjadi pada zaman Tuhan Yesus di Bumi, termasuk air yang berubah menjadi anggur, sungai terbelah, bahkan berjalan di atas air yang semuanya pernah terjadi di Soe - Kupang.

Fakta Sejarah Dan Peran Pemerintah

"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya." - Roma 13:1-2

"Every country has the government it deserves." - Joseph de Maistre

Memang kita membutuhkan data penelitian yang akurat atas klaim tersebut di atas mengenai keterkaitan hujan akhir yang marak terjadi berbagai belahan dunia pada sepanjang abad ke-20 lalu dengan kesepuluh suku Israel yang hilang tersebut.

Namun ada hal lain yang hendak saya bahas pada tulisan kali ini, yang saya yakin bisa menjadi pertimbangan untuk menambah pemahaman kita bersama supaya bisa menilai zaman dengan lebih tepat.

Saya hendak menyoroti timing terjadinya fenomena lawatan Roh Tuhan di Soe - Kupang pada tahun 1965 - 1966. Dulu saya sempat merenungkan, mengapa hal itu terjadi bertepatan dengan peristiwa kelam sejarah Indonesia akibat dari pemberontakan G30S/PKI. Jadi sepertinya di satu sisi ada peristiwa yang begitu positif dan dahsyat, namun di saat yang sama, di negara yang sama pula, terjadi sebuah peristiwa yang begitu kelam dan mencekam.

Berdasarkan apa yang tertulis dalam Roma 13:1-2, saya meyakini ada peran pemerintah yang Tuhan pakai untuk menunjang agar agenda-Nya terlaksana. Jadi sesungguhnya peristiwa Soe - Kupang merupakan tanda waktu agenda Tuhan dimulai di Indonesia, sedangkan insiden G30S/PKI merupakan peristiwa yang diizinkan Tuhan terjadi untuk menunjang agenda tersebut.

Mengapa saya menyimpulkan bahwa G30S/PKI menunjang agenda Tuhan pada saat itu? Karena sampai PKI dijatuhkan, penginjilan di Indonesia tidak mengalami perkembangan yang signifikan atau ketika penginjilan terjadi terdapat tekanan besar dari pihak penguasa yang intoleran (saat itu PKI merupakan parpol yang berkuasa cukup signifikan di Indonesia).

Hal itu juga tercermin dari arah kebijakan luar negeri Indonesia di bawah pimpinan Presiden Sukarno yang membentuk poros Jakarta - Beijing, ditambah Pyongyang dan Moscow. Dan jika kita perhatikan, China, Korea Utara dan Sovyet adalah negara-negara komunis yang juga sangat intoleran terhadap kekristenan, bahkan hingga saat ini.

Jadi kejatuhan Presiden Sukarno dan bubarnya PKI merupakan penanda dimulainya hujan akhir di Indonesia. Dan hujan akhir ini berlansung selama 33 tahun bersamaan dengan berjalannya Orde Baru dan masa pemerintahan Presiden Soeharto. Sedangkan kejatuhan Presiden Soeharto di tahun 1998 merupakan tanda berakhirnya hujan akhir tersebut, yang ditutup dengan tuaian besar jiwa-jiwa yang menyebabkan jumlah orang Kristen di Indonesia meningkat pesat sejak saat itu hingga beberapa tahun berikutnya.

Dan terbukti bahwa tidak lama setelah kejatuhan Presiden Soeharto, intoleransi kembali meningkat dalam tempo yang relatif singkat. Terbentuknya ormas semacam FPI, parpol PKS, bahkan organisasi HTI yang sekarang telah dilarang merupakan manifestasi dari spirit yang sama yang pernah ada pada gerakan komunisme PKI sebelumnya. Spirit ini yang menyebabkan berbagai insiden berdarah di berbagai wilayah di tanah air, seperti Poso, Ambon, dan yang lainnya.

Selain itu, ada tanda lain yang tidak bisa diabaikan, yang makin meyakinkan saya bahwa sesungguhnya hujan akhir itu telah berakhir di 1998, apakah itu? Berdirinya Islamic State of Iraq and Syria atau yang disebut ISIS di tahun 1999. Perlu kita ketahui bahwa ISIS saat ini adalah empat kaki binatang Antikristus tersebut yang bercokol di empat negara saat ini, Irak, Suriah, Turki dan Iran.

Manifestasi berdirinya ISIS jauh lebih dahsyat lagi, dan yang paling fenomenal adalah peristiwa WTC-9/11 di New York pada tahun 2001, yang dilanjutkan dengan berbagai insiden berdarah lainnya di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. 

Menurut hemat saya, berbagai insiden berdarah dari kaum ekstremis radikal inilah yang makin menegaskan bahwa hujan akhir tersebut telah berakhir. Dan seharusnya fokus Gereja sejak saat itu hingga saat ini dan ke depan, bukan lagi mempersiapkan tuaian besar dan lawatan Tuhan, melainkan mempersiapkan penampian besar dan kedatangan Tuhan Yesus yang ke-2.

Penampian besar itu puncaknya ada pada Masa Tribulasi Besar nanti, sedangkan agenda Tuhan berikutnya adalah ingin datang dan menetap sekaligus memerintah di Bumi pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali, dan bukan lagi sekedar lawatan yang bersifat "hit and run."

The Greatest Revival

"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu." - Yesaya 60:1-2

"Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah." - 1 Korintus 15:41-44

Sekalipun saya meyakini bahwa hujan akhir itu telah berakhir, namun saya juga meyakini bahwa The Great Awakening atau The Great Revival yang telah lama dinubuatkan itu akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi.

Bangkitnya ISIS, meningkatnya intoleransi, mencekamnya kaum globalis dan berbagai manifestasi lainnya justru semakin meneguhkan bahwa Kebangkitan Besar akan segera terjadi sebab demikianlah telah diagendakan dalam nubuatan Yesaya 60 itu. 

Saat ini memang dunia telah menjadi semakin gelap, intoleransi dari kaum agamawi di tanah air maupun gerakan LGBTQ di dunia Barat yang sangat memprihatinkan adalah sebagian kecil tantangan yang sangat mencemaskan dan harus dihadapi Gereja Tuhan di seluruh dunia, sampai puncaknya nanti Antikristus dan Nabi Palsunya diizinkan berkuasa untuk waktu yang singkat.

"Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. ... Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." - Matius 10:23, 27-28

Pada saat gross darkness (kegelapan pekat) mencapai puncaknya itulah Great Revival terjadi dan datangnya bukan lagi dari atas seperti hujan awal maupun hujan akhir, melainkan dari dalam diri The Remnant Church, sisa dari Gereja yang telah lolos dari penampian selama ini. The Remnant Church adalah mereka yang terpilih untuk menjadi saksi sekaligus martir bagi Kerajaan untuk memberitakan Kesaksian Besar sampai Tuhan Yesus tiba di Bumi.

Roh Kudus yang masih termeterai di dalam sisa Gereja yang lolos dari penampian inilah yang akan memancarkan kemuliaan Tuhan dengan berbagai kadarnya, ada yang seterang matahari, atau hanya secercah rembulan dan bintang-bintang. Dan melalui The Remnant Church inilah kuasa Roh Kudus yang belum pernah dimanifestasikan sebelumnya, yang disebut sebagai The Powers Of The Age To Come akan mengisi seluruh sisa agenda ilahi sampai Tuhan Yesus tiba di Bumi pada kedatangan-Nya yang kedua.

Konklusi

Setelah kita mengetahui semua hal tersebut di atas, lalu sekarang apa yang patut menjadi prioritas saat ini bagi Gereja untuk tetap bisa berperan dengan benar dalam sisa seluruh agenda Tuhan ke depan nanti?

Yang terutama adalah put your house in order, jalani hidup kekristenan kita sesuai dengan tatanan Kristus. Kejarlah keserupaan dengan Kristus dan jadikanlah hal itu sebagai satu-satunya agenda hidup kita. Karena waktu yang ada juga sudah semakin singkat.

Hentikanlah fantasi lawatan yang selama ini Anda yakini, sebab sesungguhnya hujan akhir memang telah lama berakhir, dan pahamilah agenda Tuhan dengan cara menilai zaman secara benar.  Hujan Awal, Hujan Akhir dan The Greatest Revival memiliki jadwalnya sendiri sesuai dengan agenda Tuhan tanpa bisa dipaksakan atau diintervensi oleh seorang manusiapunThe Remnant Church yang berkemenanganlah yang menjadi instrumen untuk The Greatest Revival terjadi di masa depan nanti. Menang karena setia memikul salib dan menyalibkan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

Memang sejarah ada membuktikan bahwa setiap revival maupun tuaian jiwa-jiwa yang besar seringkali disertai peristiwa berdarah. Welsh 1904 - 1906 diikuti dengan Perang Dunia I, revival di Korea diikuti dengan penjajahan Jepang, Soe - Kupang 1965 diikuti dengan insiden G30S/PKI, tuaian besar 1998 diikuti dengan kerusuhan Mei 98, Poso, Ambon dan sebagainya.

Begitu pula nanti pada Great Persecution maupun Great Tribulation juga akan disertai lawatan dan tuaian terbesar yang menjadi pamungkas sebelum Tuhan Yesus datang ke-2 kalinya.

Tuhan memberkati.

Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.