"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar (χαλεποί).
"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
"Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" - 2 Timotius 3:1-5
Melalui suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus menubuatkan bahwa akan datang suatu masa yang sebenarnya BUKAN sukar, karena kata sukar bukanlah kata yang tepat, melainkan masa yang berbahaya. Dalam bahasa Inggris disebut perilous dan dalam bahasa Yunani disebut chalepos (χαλεποί).
Masa yang berbahaya ini berbeda dengan Masa Kesesakan Besar pada saat Sang Antikristus berkuasa dengan Nabi Palsunya, karena untuk kata kesesakan atau tribulasi, bahasa Yunaninya adalah thlipsis (θλῖψις).
Rasul Paulus menyatakan bahwa masa yang berbahaya itu datang karena manusia begitu mencintai dirinya sendiri sekaligus menjadikan dirinya hamba uang. Dan karena begitu mencintai dirinya sendiri dan begitu mudahnya dibahagiakan bahkan diperbudak dengan uang, maka sikapnya pun menjadi begitu jahat. Mulai dari membual hingga menuruti hawa nafsu mereka.
Anehnya, secara lahiriah, secara kasat mata, mereka ada menjalankan ritual ibadah secara rutin terlepas apapun agama dan keyakinan mereka, termasuk rajin pelayanan dalam organisasi keagamaan. Namun keadaan batiniahnya bisa begitu berbeda dengan tampilan lahiriahnya yang kasat mata.
Menariknya, kata chalepos juga dipakai sebelumnya di Injil Matius dalam kisah dua orang yang kerasukan roh jahat (demons) di Gadara.
"Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya (χαλεποί), sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu." - Matius 8:28
Kedua orang kerasukan itu dianggap sangat berbahaya sehingga orang lain memilih jalan lain yang mungkin lebih jauh demi menghindari bahaya. Sampai di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa manusia yang begitu mencintai egonya sendiri dan begitu mudahnya diperbudak oleh uang sesungguhnya sama kualitasnya dan sama berbahayanya dengan orang yang kerasukan roh jahat.
Dan kalau kita teruskan kisahnya, ketika Tuhan Yesus sudah mengusir roh-roh jahat itu dari kedua orang tersebut, orang-orang lokal di daerah setempat malah mendesak sambil mengusir Tuhan Yesus. Mereka tidak senang ada dua orang dibebaskan dari roh-roh jahat karena hal itu merugikan ekonomi mereka sebab roh-roh jahat itu menyebabkan seluruh kawanan babi setempat menjadi mati.
Dengan demikian, bukankah penduduk lokal itu juga memiliki karakteristik yang sama dengan karakter manusia yang disebutkan Rasul Paulus itu?
Namun ketahuilah, bahwa penderitaan, aniaya dan sengsara merupakan alat Tuhan yang efektif agar kita dilepaskan dari ego kita sendiri dan kuasa perbudakan uang. Sebab,
"Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan." - 2 Timotius 3:12-13
Petaka di dalam Gereja dimulai ketika penderitaan dan aniaya dianggap sebagai kutuk ketimbang sebagai ibadah yang sejati. Sebaliknya kemakmuran dan kelimpahan materi dijadikan ukuran keberkenanan Tuhan kepada kita.
Blessings!